(16) Hopeless....!!!

1.7K 124 6
                                        

"Yang lain sayang tekhnik tambang itu rata-rata cowok. Jangan neth" Bujuk mamaku saat aku papa dan mama diskusi tentang pilihan kuliahku.

"Maaah ayolah anneth ambil di makassar aja mah tapi pertambangan" Aku sudah menangis merayu mamaku.

"Sayang, kamu boleh pilih dimana aja, kecuali jakarta dan bandung. Mama takut pergaulannya pun biaya hidup di sana mahal." Jelas mamaku yang tetap kekeh melarangku mengambil teknik, bandung dan jakarta.

"Oke papa kasih pilihan, manado, surabaya, jawa- tengah atau jogja. Dan apapun asal bukan kedokteran atau teknik" Papa menengahi debatku dengan mama. Tapi menurutku pilihan dari papa sama aja dengan mama.

"Pah, tolong kalo anneth gak boleh milih kotanya, bolehin anneth milih jurusannya" Pintaku dengan isak tangis.

"Mama tau kamu bahkan mampu neth masuk kedokteran, tapi keluarga kita sederhana nak, dan kamu masih punya dedek Al yang harus dibiayai kedepannya" Jelas mama.

Akupun akhirnya pasrah dengan meninggalkan perdebatan malam itu.
_____________________
"Neth, jadinya pilih mana ?" Tanya deven membuka data SNMPTN ku. Ya aku masuk daftar siswa yang boleh mengikuti SNMPTN karena peringkat paralelku masuk 10 besar dari seluruh siswa.

"Nggak tau dev aku bingung. Teknik nggak boleh, dokter nggak boleh, jakarta bandung nggak boleh juga" Aku memijit kepalaku yang kacau.

"Sabar sayang, How about Jogja?"  tanyanya lembut.

Aku membuang nafasku kasar "Kalo jogja aku disuruh tinggal di rumah omku. Dan dia orangnya sangat kolot" Keluhku.

Akhirnya devenpun memberi jeda berpikir dan membuka data miliknya. Deven sama dengan anak olimpiade lainnya ambisi dengan ITB.

"Ambil apa dev jadinya ?" Aku menopangkan dagu di pundaknya.

"Tekhnik dirgantara. Pilihan 2 nya tekhnik sipil, doain ya neth" Jawabnya yakin.

"Auto lolos lah kalo kamu mah. Kuota lokal nya nggak kamu ambil dev?" Timpalku.

Deven hanya tersenyum dan menggeleng kepalanya. Aku yakin deven akan lolos SNMPTN , selama ini sudah menjadi tradisi anak Olimpiade selalu lolos ITB.

Hari itu di sekolahku ada alumni dari SMA ku masuk untuk melakukan expo kampus. Kak tito adalah seniorku di pramuka, ia melanjutkan study nya di Jogja dengan jurusan farmasi. Aku bertanya banyak seputar dunia kampus dengannya, pikiranku lumayan terbuka dibuatnya.

"Kamu lanjut mana al?" tanyaku ke aldi yang sedang mengisi datanya.

"Tetap disini neth, kamu keluar ya?" Aldi menatapku.

"Iya keluar tapi belum tau kemana" Jawabku sedih.

"Waaah kita ldr dong ini. Gonna miss you baby" Aldi mengacak-acak rambutku.

Aku mendelik karena tingkahnya, sudah lama aku tidak bercanda akrab dengannya semenjak aku sibuk dengan deven.

"Dev ayo kita isi dataku lagi" Ajakku.
Deven menurutiku dengan tulus. Akhirnya aku memilih Jogja sebagai tempat hidupku selanjutnya.

"Jurusannya apa sayang?" Tanya deven mengisikan dataku.

Aku menggelengkan kepalaku "Terserah kamu dev asal jangan berbau fisika" Aku meninggalkannya dibangkuku dan menghampiri lifia.

Aku bercerita banyak dengan lifia, marsya, uwa dan lainnya. Marsya, sharon, anggi memilih stay di manado. Lifia memilih bandung, dan nashwa sama sepertiku Jogja. Beberapa saat aku kembali ke deven melihat dataku.

Kemarin LusaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang