Jangan nangis, Disini aku yang lebih gagal...
Siang ini aku sudah berada di Kos madam membantu persiapan acara nanti malam. Hari ini musuh bebuyutanku ulang tahun, siapa lagi kalau bukan "Kak Aan a.k.a bucin". Nanti malam kami akan barbeque-an kecil-kecilan di kos untuk merayakannya.
"Buciiiiiin....!!!" teriakku menuju kamar kak aan. Aku berani berkoar setelah tau bahwa si madam sedang keluar kota.
"Buset perusuh dateng.. Tiarap tiarap..." sahutnya keras.
"Eh eh ulang tahun nggak boleh rese yaa.. Huuuu tua" ejekku.
"Kak jadi kan kita masukin nih bucin ke empang lele?" tanyaku ke kak rifan.
"Siyaaap komandan. Kita tenggelemin di rawa-rawa nanti" sambut kak rifan semangat.
"Parah kalian ya parah nggak boleh dzolim ya. Gazz lo team gue kan?" kata kak aan.
"Diih ogah daripada gue ikutan dimasukin kolam lele, mending gue gak punya temen kek lo an" selorohnya. Kami tertawa puas.
"Heran deh akutu sama kalian sekali aja akur gitu loh, rusuh terus kalo ketemu. Pusing aku. Kamu pusing nggak sih dev" Kak della mengomeli kami.
"Kebal kak.. Malah enak kalo ributnya sama kak aan. So aku terbebas dari penganiayaan" ceplos deven.
"Oh gitu kamu ya sekarang ? Udah berani ya kamu ya?" aku menatapnya tajam.
"Tuh kan kak baru juga dibilang" deven terkekeh merangkulku.
Tok...tok...Tok...
"Deven... Dev..." panggil seseorang dari luar.
"Siapa dev? sana bukain" suruhku.
"Oh adrian kayanya. Mau nginep dia, soalnya besok kita mau survey buat tugas"Jelas deven menuju pintu utama.
"Masuk dri" ajak deven.
Aku melihat seorang laki-laki berbadan tegap lebih tinggi dari deven. Lumayan good looking juga. Ia tersenyum ke arahku.
"Eh ada anneth. Hai neth" sapanya.
Aku tersenyum dan mengangguk."Dari mana dia tau aku dan namaku?" batinku.
"Tas lo taruh dalem aja dri. Lo mau langsung beres-beres mandi ?" sambut deven ramah. Deven kembali bersamaku di kamar kak aan.
"Loh temenmu mana kok ditinggal?" kataku saat deven merangkulku.
"Beres-beres mandi dia. Nanti juga nyusul kok" Jawabnya sambil mengusap-usap rambutku.
"Jangan gitu nanti aku ngantuk" rengekku menyingkirkan tangannya.
"Besok pagi banget apa survey nya ? Kok adrian sampai nginep?"Deven mengangguk " Kasian adrian kalau laju dari rumahnya , lumayan jauh" katanya.
Setelah selesai menyusun makanan yang akan kami olah nanti, selanjutnya kami membawa perlengakapan menuju rooftop kos. Sebenarnya ini adalah tempat mereka menjemur baju, tapi Kak rifan dan Kak gazza berhasil menyulapnya menjadi sangat estetik.
Aku sedang turun untuk mengambil karpet untuk alas duduk kami nanti.
"Eh adrian sorry ngagetin" ucapku kaget saat membuka pintu kamar deven.
"Iya, mau ambil apa neth?" tanyanya.
"Karpet nih buat duduk di atas" Jawabku menggulung karpet yang ada di lantai.
"Biar aku yang bawain nanti neth, berat itu" cegahnya.
"Nggak usah yan, nggak apa kok bisa"
"Jangan neth berat, sini. Kamu bawa alat lain aja" adrian mengambil alih.
Aku mengangguk mengambil kipas angin kecil di meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kemarin Lusa
Teen Fiction"Semua memang akan ada masanya". Ya seperti itulah yang biasa orang-orang ucapkan. Aku hanya bisa menarik satu sudut bibirku dengan sedikit menyipitkan mata dan nafas yang dalam ketik mendengarnya. "Berhenti bukan artinya pergi Sakit bukan berarti h...