" SMANSA SUKSEEEESS " pekik regu pramuka SMAN 1 Manado yang diumumkan sebagai juara umum lomba pramuka.
"Kak anneth IPA 7 bukan sih?" tanya sofi.
"Iya fos, kenapa ?" Jawabku yang masih menikmati nasi kotakku.
"Berarti temennya kak deven dong?" sahutnya semangat.
"Ughhk uughk... Bukan fos" aku tersentak mendengar nama si angkuh.
"Haaah? Kan satu kelas kak ya pasti kenal lah" jelas sofi masih terus memburu.
"Ya kenal tapi bukan temennya, sekelas doang gak temenan" tegasku padanya.
Sofi anak kelas X IPA 4 kebanyakan manggilnya Ifos seru asyik dan cantik dengan wajah oriental khasnya tapi sayang otaknya nyaris kosong. Ifos mencari tau tentang deven karena ia sudah 3 kali remedi fisika dengan Bu Eka tapi tetap tidak lulus. Karena jenuh Bu eka menyuruhnya minta ia remedial dengan deven murid kesayangannya.
"Kak yaa kak bantuin ya, bantuin bilang ke kak deven jangan susah bikin soalnya, aku udah bosen remed". Rengek sofi terus-terusan.
"Gak bisa fos. Lo aja yang bilang lagian gue gak deket sama orangnya. Males ah" tolakku mentah-mentah.
Sofi tidak menyerah merayu, menurutnya itu satu-satunya senjata lulus fisika. Sayangnya sofi tidak tau kalau sampai sekarang aku masih sangat anti dengan si angkuh.
"Okey fos okey sekali aja gue coba bilang besok. Tapi kalo deven nolak gue gak mau tau ya." aku menyerah dari sofi. Aku sudah jengah dengan rengekan sofi tanpa peduli ini masih di lapangan dan banyak sekali siswa dari regu-regu lain.
"Gimana besok ya . aku bilangnya gimana sama deven?" batinku resah .Pikirannya buntu karena sofi. Aku masih mondar mandir di kamar.
.................."Ciyeee yang abis menang lomba, kenapa lesu neth?" Goda Aldi yang dilanjutkan dengan aksi william menjitak-jitak kepalaku.
"Capek gue ini malah lo orang ganggu aja. Eh lo liat deven gak will?" mataku sambil mengelilingi kelas mencari sosoknya.
"Udah sih neth, udah sebulan lebih juga masih aja dendam sama deven" celetuk Sharon.
"Ih apaan sih, gue ada urusan dikit sama tu anak" Tegasku.
"Deven tadi ke kantin beb, lagi gak bawa bekal dari mamanya" jelas Aldi. Aku hanya membulatkan mulut O.
William, anggi, lifia, sharon, marsya dan aldi sedang asik bermain kartu Dipojok kelas. Sedangkan anneth hanya menidurkan kepalanya di meja.
Cekleeek....
seorang siswa tampak berjalan ke arah anneth, tapi anneth masih tenggelam dalam lipatan tangannya."Neth... Ehmm kamu dipanggil Bu eka ke kantor sekarang" ucapnya penuh hati-hati.
Aku mendongakkan wajah dan mengangguk. Kemudian berjalan keluar kelas.
"Lo juga?" tanyaku menghentikan langkah siswa itu, dan dijawab dengan anggukan.
Suasana sepanjang koridor menuju kantor sangat kaku. Tidak ada sepatah katapun keluar dari keduanya.
"Permisi bu, ada apa ya bu?" tanyaku sopan.
"Eh neth, hari minggu ikut tes seleksi 10 besar Olimpiade ya di sekolah." Tegas bu eka padaku.
"Ta..tapi bu saya kan.." Aku panik kaget dan bingung.
"Udah pokoknya datang. Gak ada alasan. Lagian kamu diminta bimbingan lagi malah nggak datang. Deven waktu itu udah bilang kan?" sahut bu eka.
Laki-laki yang ada di sampingku hanya mengangguk sopan.
"Gila gak dev aku gak pernah bimbingan tapi dipaksa ikut seleksi. Mau jawab apa aku" aku panik sampai tidak sadar kalau aku baru saja bicara pada deven.
"Tapi materinya masih banyak mirip kok sama pas bimbingan kelas X" deven senang anneth mau mengajaknya bicara walaupun mungkin hanya efek panik.
Deven cukup lega hanya karena satu kalimat panik anneth. Tadinya ia sangat bingung dan takut waktu bu Eka memintanya untuk memanggil anneth.
Tiba-tiba aku ingat pesan sofi sinting kemarin.
"Dev, Lo kenal ifos gak? Eh maksud gue sofi anak X IPA 4?" tanyaku datar tanpa menoleh ke deven. Mungkin karena panikku sudah reda maka bahasaku ke deven kembali seperti awal."Ehm yang disuruh bu Eka remedial sama aku?" Tanyanya kembali.
"Heem.. dia pesan soalnya jangan susah-susah dia udah 4kali ini remed" acuhku menyampaikan pesan sofi si kampret itu.
Deven pun hanya mengangguk pasrah.
Saat bel pulang sekolah berbunyi..
"Kak anneth" sapa ifos melambaikan tangan dari luar kelas.
"Apa? Udah gue udah bilang. Daaah bye gue mau pulang. Selamat remedial ifos kopong" Ledekku menjulurkan lidah.
"Nggak gak apaan lo temenin gue remed kak. Masa sama kak deven aja. Temenin lah bentar" serang ifos yang selalu memaksa.
"Anak ngengeeek kenapa lo repotin gue mulu sih. yaudah cepet. tapi janji harus lulus." jawabku kesal.
Ifos pun tersenyum sok manis yang membuat matanya tampak segaris.
"Dev, gue diminta nemenin ifos gapapa?".
"Iya neth boleh" jawab deven sekarang sedikit lebih tenang.
Entahlah memang soal deven yang masih susah atau memang kepala sofi yang nggak ada isinya. Padahal deven hanya memberikan 2 soal + dengan pesanku mudah, tapi sofi sampai menghabiskan waktu 1 jam.
....
Hari tes seleksi olimpiade telah kuhadapi dengan asal-asalan. Hari ini pengumuman hasilnya akan ditempel di mading.
Doa ter-kurangajar sudah jauh-jauh hari kuucapkan yaitu jangan sampai lulus.Lagian mana mungkin lulus jelas-jelas saingannya saat itu sangat serius.
"What the....!!! Tuhan ini apa?? Kok gue lulus peringkat 8 pula" mengutuk diriku sendiri.
"Kurang asal-asalan apalagi gue pas itu cuma nulis rumus yang inget doang" heran pada diriku sendiri.Yaaah karena lolos 10 besar maka terpaksa harus ikut seleksi selanjutnya.
"ssuuusst ssuust...kak anneth" ternyata sofi lagi yang memanggilku
Tidak kujawab, hanya menoleh ke arah sofi Tanpa bergeming."Kak, kan lo udh temenan ni sekarang sama kak deven berkat nemenin gue remed, comblangin gue sama dia dong kak. Gue tu ya aslinya suka udah lama" jelas sofi serius.
Hmmm pantas saja sofi tidak berani bilang sendiri ke deven tentang remedial ternyata karena dia menyukai deven. Dasar Kunyuk!!
Aku masih melongo tak percaya "Sinting ni anak ga cuma bego doang" batinku mengutuknya. Bicara dan mau nemenin dia remed saja sudah jengah dan terpaksa sekarang suruh nyomblangin ??? TAMAT.!
"Ya". Tapi kata datar itulah yang keluar dari mulut anneth karena malas berdebat dengan sofi. Otaknya masih belum normal akibat hasil tes olim.
"Tiiiinnccuuu kak nethiii muuaahh" sofi mengecup pipiku sambil lalu jingkrak-jingkrak kecil.
......
"Beb, masa aku lolos tes olimnya. Aku gak mau, capek, beban" aku sudah menangis pada aldi."Heey jangan nangis sayang, katanya udah ngasal kemarin ? sabar sayang" Sambut aldi sangat lembut.
"Aku gatau, tapi malah aku peringkat 8. udah aku gamau tes lagi tapi aku takut sama Bu eka" Aku sudah pasrah.
"Apa gini aja beb, ehmm kamu minta tolong sama deven buat bilang sama Bu eka kalo kamu udah nggak sanggup lanjut lagi. Mau ya? Bilang sama deven aja ya? Jangan nangis beb" ucap aldi mencoba memberiku solusi.
....
Setelah Bu Eka, Sofi sekarang Aldi juga mengarahkan dirinya pada manusia bernama deven..
....
Why ? Why deven lagi, deven aja, deven terus ? Why ???
...
....
Haloooo all...
Tuuuh kan sudah ada deven-annethnya....😂😂😂
Hari ini triple update karena mungkin esok atau sampi 2 hari kedepan gak bisa update.
...
Makanya kalian tinggalkan jejak dong di story aku.
VOTE AND COMENT yaaaa supaya aku semangat buat lanjut part.Happy reading : shan❤

KAMU SEDANG MEMBACA
Kemarin Lusa
Ficção Adolescente"Semua memang akan ada masanya". Ya seperti itulah yang biasa orang-orang ucapkan. Aku hanya bisa menarik satu sudut bibirku dengan sedikit menyipitkan mata dan nafas yang dalam ketik mendengarnya. "Berhenti bukan artinya pergi Sakit bukan berarti h...