(8) OSPEK HOKI

1.9K 131 8
                                    

Masa UAS sudah berlalu classmeeting pun sudah selesai. Hari ini adalah hari yang lagi-lagi menegangkan bagiku. Sejak semalam akupun tidak bisa tenang walaupun sudah kuusahakan se-relax mungkin.

"Masih kepikiran yang semalem neth?". Aku mengangguk cepat.

Semalam devenpun sudah berusaha menenangkanku, tapi hasilnya nihil. Aku tetap saja takut.

"Neth percaya deh kamu pasti masih 3 besar" tegas deven sangat yakin.

"Lo mah enak UAS nya susulan + formalitas doang. Nilai udah dijamin sama sekolah". Ya itulah istimewanya anak-anak yang kemarin ikut olimpiade saat UAS berlangsung.

"Trust me neth. I am sure you're smart". Aku tersenyum mendengarnya.

Setelah Bu dina masuk kelas dan mengumumkan hasil rapor. Ternyata deven mendapat peringkat 1. sedangkan aku ? Tepat seperti ramalan deven aku peringkat 2.

Setelah keluar kelas aku dan deven berjalan bersama. "Huuu dasar nilai dongkrak tuh. Harusnya aku dong" Aku menggoda deven yang hanya tertawa-tawa.

"Dasar. Tadi aja mau nangis takut, giliran peringkat 2 sekarang ngejek aku terus".

Pada saat libur panjang, deven memilih liburan ke tempat kakaknya di jogja. Tapi deven masih sesekali memberiku kabar. Sampai liburan ini berarti sekitar 3bulan aku akrab dengan deven. Tapi ntahlah pertanyaan deven tentang 'kami siapa dan ingin jadi seperti siapa' masih belum terjawab.

---------------
Hari ini aku sangat bersemangat. Aku sudah rindu sekolah, rindu lifia, marsya, sharon, rindu debat receh dengan william. Apakah aku juga merindukan deven? Tidakkah aku rindu aldi?.

Ceklek... Kubuka pintu dengan tulisan XII IPA 7 itu dengan semangat.

"Hello my luvly-luvly". Ku peluk marsya, lifia dan lainnya.

"Lo nggak kangen gue ?" Aku melepaskan sharon dan melihat william.

"Kangen dong willy-ku. Kangen tengkar sama kau". Aku menoyor pelan kepalanya.

Ada aldi dan deven di sana aku menghampiri aldi dan memberikan tos ria. "Congkak lo gembel, sehat?" kataku.

"Sehat jiwa raga dong jelas" kelakarnya.

Aku menuju bangkuku di depan dengan Nashwa. Nashwa bukan anak baru, hanya saja di kelas XI kami tidak terlalu dekat. Posisi duduk di kelas XI berderet panjang bukan dua-dua, lagi pula dulu tempat duduk kami rolling jadi berganti teman duduk setiap harinya. Tapi di kelas XII ini berdua-dua. Lifia dengan marsya, anggi dengan sharon dan jadilah aku dengan nashwa.

"Wa, gue sini ya. kosong kan? Tanyaku memastikan.

"Iya neth duduk aja lagi selow".

Aku dan nashwa duduk dibangku depan dekat pintu. Dibelakangku ada gogo dan deven. Ya deven. Deven yang sedari tadi belum menyapaku.

"Neth ayo kantin, sarapan". Ajak lifia.

"Neth, aku bawa makan buat kamu" Deven tiba-tiba angkat bicara.

"Ahelah dev, anneth doang yang dibawain. Kita juga dong" Seru marsya. Mereka berlalu ke kantin.

"Wa, nggak ikut kantin ? Diet?". Tanyaku asal.

"Gue bawa bekal juga neth. Ganggu pacaran li nggak ni gue ?" Nada nashwa menggodaku. Aku hanya tertawa dan membalik badan ke meja deven.

"Nih , gue bawa gudeg jogja + ayam. Habisin" Deven membuka kotak bekalnya.

"Lo nya gimana ?" .

"Aku udah makan, nanti kalo laper makan di kantin. Cepet makan" suruhnya.

"Neth, persami kapan ?" Tanya nashwa memecah suasana sepi.

Kemarin LusaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang