From: kak gazza
Sayang maaf baru kasih kabar, aku sudah sampai di semarang tadi sore. Kamu lagi dimana ?Aku sedikit canggung menerima pesan demikian dari kak gazza, saat sedang bersama deven. Berasa ke-Gap selingkuh, apa iya ini aku bisa dikatakan selingkuh?
"Neth...?" panggil deven, membuatku terkesiap segera memasukkan ponselku. Aku mentapnya penuh tanya.
"Aku baru inget aku belum cetak tiket buat balik bandung. Habis ini temenin ke stasiun ya" ucapnya ntah mengapa membuatku merasa lega.
"Oh , iya yaudah sekarang aja ini juga udah mau malem. Nanti habis dari stasiun kamu anterin aku dulu, baru kamu pulang kos kak gazza lagi" ucapku. Kemudian kami semua bergegas untuk pulang setelah deven membayar semua tagihan dari cafe.
Aku dan deven tengah di perjalanan menuju stasiun menggunakan motorku. Deru ramainya kendaraan malam ini membuat kami sedikit berteriak saat ingin saling bertanya.
"Dev, kamu ngapain sih segala pake nyiapin kaya tadi?" teriakku.
"Gak apa , bisa jadi ini yang terakhir neth. Aku pikir setelah kita sama-sama menumpahkan perasaan kita tadi selanjutnya kita bisa lebih ikhlas" jawabnya membuatku mengangguk.
"Thanks ya mantan terindah" sahutku membuatnya tertawa lepas.
"Mau dikatakan apa lagi kita tak akan pernah satuuuu...." lagunya menirukan gaya raisya bernyanyi.
"Gue seneng malem ini" ucapnya lagi.
"Kenapa? Karena habis gue peluk ?" godaku padanya, ia terkekeh lagi.
"Itu salah satunya" sahutnya membuatku tertawa.
"Seneng akhirnya kamu mau janji buat bahagia, setidaknya aku bisa sedikit bernafas lega" lanjutnya."Emang lo tau gue bakal beneran bahagia apa gak ? Bisa aja gue bohong" balasku asal.
Ia menatapku tajam dari spion.
"Janji itu kalo gak ditepati dosa neth" jawabnya."Berarti lo dosa dong ingkar janji katanya mau sama gue seterusnya" balasku jahil hanya untuk mencandainya. Namun deven justru mengangguk.
"Makanya lo jangan ikutan, biar gue aja yang berdosa" katanya.
"Hahaha canda kali ah , aku sudah memaafkan kok" kataku menepuk pundaknya.
Sesampainya di stasiun kami langsung menuju mesin pencetak tiket untuk mencetak tiket pulang milik deven. Setelah 10 menit selesai deven langsung menancap gas mengantarku pulang.
"Besok jam 1 kan dev? Besok aku naik taksi ke kos kak gazza dulu, baru nganterin kamu" jelasku.
"Iyaya , kak gazza kan balik ke semarang. Tapi katanya besok pagi udah on the way Jogja lagi ya aku ikut gimana katamu aja neth" serahnya padaku.
Sepanjang perjalanan kami banyak bercengkrama penuh tawa-tawa ringan. Kali ini benar-benar hubunganku dengan deven yang sempat membeku pasca putus , kembali mencair. Sepertinya trik yang dilakukan deven untuk membut kami lega telah membuahkan hasil positiv.
"Hati-hati kasih tau kalo sudah sampe kos lagi dan makasih buat semua birth day present nya" pesanku saat turun dari motor.
"Masih aja perhatian kek masih pacar aja. Sama-sama neth, gue balik ya" jawabnya bercanda.
"Yeee lo kan bawa motor gue, kalo lo kenapa-kenapa sayang motor gue dong. Yaudah tiati bye" candaku membalas.
"Haha sial.. Yo bye" ucapnya melajukan motor melesat.
Selepas hilangnya deven dari pandanganku, aku segera masuk ke dalam kos untuk bersih-bersih. Badanku terasa lengket dan kumal.
"Astaga akhirnya" gumamku saat merasakan kembali kenyamanan hakiki dari kasurku. Aku memejam-mejam mata merilexkan badanku yang kaku. Tiba-tiba pikiranku melesat jauh teringat kak gazza. Yaampun aku bahkan belum membalas pesannya. Bergegas aku meraih ponselku mencari namanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kemarin Lusa
Ficção Adolescente"Semua memang akan ada masanya". Ya seperti itulah yang biasa orang-orang ucapkan. Aku hanya bisa menarik satu sudut bibirku dengan sedikit menyipitkan mata dan nafas yang dalam ketik mendengarnya. "Berhenti bukan artinya pergi Sakit bukan berarti h...