(35) good bye

1.3K 96 40
                                    

Semenjak pengumuman kelulusan SBMPTN deven, sekarang kami lebih banyak menghabiskan waktu bersama. Sebenarnya kegiatan kuliah semester ini sudah selesai, hanya tinggal menunggu nilai-nilai ajaib keluar di KHS online. Aku dan deven sengaja tidak segera pulang ke Manado saat ini. Kalian juga pasti tau alasannya apa?

Yaap... Ingin berdua berlama-lama menikmati Jogja. Karena kami tau setelah kembali ke Manado , Jogja tidak lagi sama seperti sebelumnya. Hanya ada aku , tidak lagi ada manusia bernama deven yang sering aku marahi karena kekonyolannya, seperti sekarang ini.

"Dev, kita mau kemana sih? Cari sarapan?" tanyaku yang sudah dijemputnya sejak pukul 8 tadi.

" Nanti aja sarapannya belum kepikiran pengen makan apa. Ya kita jalan-jalan aja" jawabnya.

"Ih aneh sih. Ngapain coba jalan-jalan sepagi ini. Kamu mau cari apa sih?" ujarku malas.

"Neth, kamu perhatiin jalanan ini ya" pintanya terdengar serius.

"Buat ?"

"Sebentar lagi aku sudah tidak di Jogja, kamu harus mulai hafal jalanan jogja. Nanti kan sudah tidak ada aku lagi yang biasa mengantarmu kemana-mana" tuturnya mengambil arah ke kanan.

"Nih kalau mau ke gramedia kamu ambil kanan ini terus ambil kanan lagi. Itu yang ke kiri satu arah, kamu nggak boleh kalo dari sini" Jelasnya.

Ntah mengapa aku tidak jadi kesal dengannya, rasanya jutru ngilu mendengar ucapannya tadi.

"Kan aku bisa naik ojek atau taksi dev. Atau bisa minta tolong teman lainnya" jawabku tersenyum getir.

Deven mengangguk " Tapi aku gak mau kamu bergantung dengan orang lain selain aku. Walaupun itu supir taksi atau ojek sekalipun. Apalagi kalau sampai ke teman priamu, jangan" tukasnya.

"Kenapa jangan? Kan cuma minta anter?"

"Neth, aku jauh jangan buat aku khawatir tentangmu apalagi tentang kita." jelasnya. Aku mengangguk menurut.

"Kalau sama ucha ? Joa? Hana?" Aku mendaratkan daguku di pundaknya.

"Boleh, tapi paling cuma ucha yang bisa diandalkan soal jalanan Jogja" Katanya mengangguki.

"Kalau sama clinton? Iden? Ehmmm atau Kak aan , kak rifan , kak gazza?" aku menanyakannya dengan polos.

"Boleh, tapi jangan sering-sering. Sesekali saja" jawabnya.

"Kalau andrew ?" Godaku mengerjainya.

"No. Big no. Setelah aku ke Bandung kamu jangan pernah jalan sama andrew kecuali ramai-ramai" pesannya tegas.

"Ututututuuu posesifnya yang mau jauh" seringaiku menjawilnya dari belakang.

"Harus.. Sekarang aku wajib posesif sama kamu" katanya sambil tertawa.

"Kalau aku perginya sama sam atau adrian?" tanyaku lagi.

"Haaaeeeh belum juga ditinggal udah mau deketin cowok most wanted penggantiku aja" katanya malas , aku hanya tertawa menanggapinya.

Dia lucu kalau sedang cemburu...

"Kok sam nggak pernah bareng kalian lagi dev, malah seringnya adrian?" tanyaku pada deven.

"Kita emang nggak seberapa deket sama sam, beda rombongan. Justru adrian memang dari awal satu grup sama kita, cuma karena dia anak laju, makanya jarang bisa bareng kalau diluar kegiatan kampus. Kenapa nanya gitu?" timpalnya.

"Bukan apa-apa cuma tanya aja. Udahan deh posesifnya deh" kataku.

"Tapi yang kamu tanyain memang bener neth" sahutnya.

Kemarin LusaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang