(39) Balas dendam

1.1K 117 52
                                    

Sore itu, menjelang malam lebih tepatnya, aku pulang ke kos dengan basah kuyup dan gemetar. Sepulang kuliah tadi aku, joa, hana, oryn dan ucha sengaja mampir ke sebuah tempat makan. Hanya saja selang beberapa menit kami masuk ke rumah makan, tiba-tiba hujan deras. Ku pikir selepas makan hujan akan reda, tapi nyatanya tidak dan lebih parahnya kami semua tadi berjalan kaki dan tidak satupun membawa payung. Alhasil karena hari sudah petang kami nekat berlarian menerobos hujan seperti anak kecil sampai di kos masing-masing.

"Astagaaa anak siapa kamu neth udah tau deres malah nekat" teriak Kak nadya saat aku membuka gerbang kosku.

Kak nadya adalah salah satu kakak kos di kos baruku. Yaa aku baru saja pindah kos mencari tempat tinggal yang lebih nyaman dengan kamar yang lebih luas tentunya. Walaupun terhitung baru, aku sudah sangat akrab dengan kak nadya dan satu lagi , kak eka.

"Justru itu kak kalo nggak nekat , bisa nginep di burjo aku" jawabku dengan bibir gemetar.

Untuk kalian yang tidak tau apa itu burjo , silahkan tanyakan pada orang Jateng-DIY.

Aku berlalu menuju kamar segera membilas badan dan mengganti pakaianku dengan sweater tebal.

Tok...tok....

"Neth... " panggil seseorang dari luar. Aku segera membukakan pintu untuknya.

"Apa kak?" tanyaku, ternyata tadi adalah kak eka dan kak nadya.

"Tadi ada paketan buat kamu" kata kak eka. Aku mengernyitkan dahi, seingatku aku tidak memesan online shop apapun.

"Dari siapa kak? Paketannya mana?" timpalku.

"Di ruang tv tuh. Kamu pesan apa sih neth? Beli kulkas ya ?" sahut kak nadya.

"Kulkas ? Enggak , justru annet bingung paketan dari siapa, anneth gak ada mesen apapun kak. Orang rumah juga nggak ada kasih tau anneth mau kirim barang" jelasku sambil menuju ruang tv.

"Dari deven kali neth" kata kak eka. Kak eka memang sudah mengenal deven, karena ia dulu adalah teman di kosku yang lama yang ikut pindah juga.

Aku menggeleng-geleng pelan "nggak ada kak deven juga gak ada bilang mau kirim barang" ujarku heran melihat kardus yang sangat besar. Benar saja ini seukuran kulkas 1 pintu atau mesin cuci.

"Surprise gitu kali neth, ciyeee " timpal kak Eka.

"Mustahil kak, bukan deven namanya kalo pake surprise-surprise segala. Ngado ulang tahun aja selalu nanya ke aku pengennya apa" cibirku masih melihat kardus itu dengan seksama. Tidak ada keterangan nama pengirim di kardusnya.

"Kak dibuka nggak kak? Jangan-jangan bukan buat anneth lagi" kataku.

"Buat kamu neth, orang tadi kurir paketnya bilang buat anneth" jelas kak nadya yakin.

"Anneth lain kali bukan anneth kos ini. Serem gue kak dapet paketan gelap segede ini" ujarku masih ragu.

Setelah mengalami perdebatan yang lama antara aku, kak nad dan kak eka, akhirnya kami memilih membuka kardus tersebut bersama-sama.

"Demi apa sih ini gede banget awas aja kalo isinya zonk" aku mengomel sambil menyobek pembungkusnya.

"Kok gue yang deg-degan ya neth" kak nadya mengerjap-ngerjapkan matanya.

" Sumpah kalo ini dari deven aku cium tu bocah" sahut kak eka. Aku langsung memukul lengannya.

"Laki gue kak, enak ae maen sosor" tawaku.

One...

Two...

Taaarrrraaaaa.....

"Oh my god .... Anjaaaay gila sih ini gila" teriakku tak karuan.

Kemarin LusaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang