(15) Uwa x Acha

2K 121 10
                                        

Ketika jatuh cinta dengan siapapun itu, sebenarnya kamu sedang menyakiti perasaan lain. Jika katamu tidak, mungkin hanya belum, atau kamu saja yang tidak tau. Karena kita tidak pernah sepenuhnya tau perasaan orang lain...
_____________________
"Selamat pagi dunia, tolong hari ini bersahabatlah denganku". Begitulah kira-kira do'aku pagi ini.

Siapapun kalian tolong jangan bikin riweh. Gue mau ujian praktik mapel keramat. Ya benar FI-SI-KA.

Kalian jangan mencibirku katanya anak olimpiade kok takut. Hey itu dulu.... Ibarat fisika itu kuah bakso yang udah tumpah ke pasir-pasir. Nggak bakal bisa lo sedot kembali.

"Neth, lo sama deven bagian judul titik berat ya?" arahan gogo pagi itu.

Ya ujian kali ini dilakukan berkelompok 4 orang. Jadi kami bisa bagi tugas masing-masing judul nantinya. Gue, gogo, deven dan lifia satu team. Sial kelompok otak kopong kecuali deven.

"Wooo enak aja lo sayur kol, gue dikasih yang paling susah. Terus lo apa? Pengukuran?" Sahutku tak terima.

"Ah elah neth gue sm lifia pengukuran sama gerak harmonik. Tuh gue baik kan lo berdua sama deven cuma gue tugasin 1 judul" Belanya tanpa dosa.

"Muke lo jauh anoa... satu judul tapi itu bakal lama bgt susah juga coy" kelakarku.

"Yaelah neth, lo kan sama deven pinter. Ayolah neth daripada partnernya antara gue atau tuh onde-onde yang ada kacau" tunjuk lifia ke arah gogo.

"Sialan ngatain gue onde-onde lo biji wijen" Gogo menjitak lifia.

Akupun menerima pembagian tugas dengan terpaksa, terus mencibir sendirian. Yah memang judul itu paling sulit. Aku melihat deven hanya tertawa melihat gogo dan lifia masih tengkar di kelas.

Brraaakkk....!!! Pintu kelas terbuka kasar.

Nashwa melempar tasnya dan langsung menghambur memelukku. Tubuhnya bergetar karena isak tangisnya. Kehebohan gogo-lifia dan lainnya pun seketika senyap. Aku mengusap punggungnya dengan lembut.

"Waaa.... Uwaaa" panggilku pelan.

"Kenapa lo gak cerita ke gue neth. Kenapa?" Uwa masih terisak dipelukanku.

"Dia udah tau?" tanya gogo tanpa suara.
"Kayaknya gitu" Jawabku tanpa suara juga.

"Wa, sambil duduk yuk biar enak bicaranya" Aku melepas pelukannya dan membawanya duduk.

"Neth, kenapa lo gak cerita ke gue. Lo udah tau semua kan ? Neth tiap hari kita sebangku lo diem aja. Lo juga lif" ucapanya sesenggukan.

"Uwa udah tau ?" tanyaku sambil terus mengusap bahunya.

"Udah semalem langsung dari anaknya. Sumpah gue kaya orang begok di bimbel semalem".

"Waa, dengerin penjelasan gue ya. Wa, lo sama dia sama-sama temen gue. Gue, lifia, sharon bahkan gogopun serba salah. Kita nggak mau terkesan memihak salah satu, kita sayang lo, sayang dia juga. Apalagi gue deket banget sama dia dari dulu, dan gue deket banget sama lo juga. Jujur pertama diajak cerita dia gue juga kaget wa, bingung juga. Gue yakin lifia juga gitu." Jelasku menenangkan nashwa.

Lifia mengangguk dan memeluk erat nashwa. Seketika nashwa kembali menangis lagi. Aku sebenarnya kaget secepat ini nashwa tau kebenarannya.

"Neth, ada apa?" deven membuyarkan lamunanku. Aku menariknya ke bangku belakang diikuti gogo, menceritakan yang aku tahu.

**********************
Dua hari yang lalu baju olahragaku tertinggal di laci, membuatku putar balik ke sekolah lagi.

"Neth, belum pulang" sapa perempuan di parkir sekolah.

Kemarin LusaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang