(67) Hard confused

1K 142 278
                                    

Dear reader: atas perubahan kebijakan wattpad, sekarang yg mendapat notifikasi update hanya yang sudah mem-follow saya. So, mari follow supaya kalian dapet notifnya.

* * *

Sepagi ini aku dan kak gazza sudah sampai di bandara untuk mengikuti penerbangan ke Jakarta. Sepanjang perjalanan sampai sekarang kami sudah di dalam pesawat, tanganku tak kuasa melepas genggam dengan jemarinya.

I need him for everything that will be happen in my life. I need him.

"Jangan tegang-tegang gitu neth, kita kan belum tau yang sebenarnya" ujarnya memintaku untuk sedikit rilex.

"Maaf ya kak" ucapku memandang maniknya. Ia hanya mengangguk, mungkin sebenarnya ia menyimpan kecewa tang tidak sampai hati untuk disampaikan.

"Maaf aku sepanik ini, maaf aku mengorbankan liburan kita. Anneth tau pasti ada rasa kecewa walaupun sedikit, maaf" aku menumpukkan tanganku di atas tangannya.

"Asal kamu gak gegabah, asal kamu yakin gak goyah, aku masih bisa memaklumi" jawabnya, dengan segera aku memeluk lengan yang selama ini sangat ringan dipakai untuk membantu dan melindungiku.

Aku sangat memaklumi ketegasannya kali ini berbeda dari ia biasanya. Kalaupun seandainya aku lah yang ada di posisinya aku pasti tidak mengambil langkah ini, tidak akan sudi. Tapi nyatanya kak gazza memang benar-benar warga negara yang baik dengan teguh mengamalkan sila ke-2 dari pancasila.

Pramugari pesawat yang kutumpangi sudah mengumumkan bahwa pesawat akan segera mendarat di bandara internasional Soekarno-Hatta Jakarta. Aku sudah sangar tidak sabar ingin segera menuju urusan utamaku. Tapi, aku memilih mengikuti anjuran kak gazza untuk menuju apartemen keluarganya terlebih dulu, tempat kami akan menginap nantinya.

Sesampainya di apartemen kami langsung mengeluarkan isi koper dan makan siang berdua di sana.

"Kita berangkat sekarang?" tanyanya setelah mendapat akses mobil dari kantor papanya yang ada di Jakarta. Aku mengangguk segera meraih lengannya dan berjalan menuju basement.

Hanya tiga puluh menit perjalanan dari apartemen, sampailah kami di depan bangunan mewah ini. Kami berjalan cepat untuk segera sampai pada tujuan utama.

"Tante.." sapaku saat langkah kami berdua sampai di depan wanita yang pernah kutemui ini.

Bruuukk...
Beliau memelukku sangat kuat sampai aku sedikit terdorong ke belakang. Perlahan kak gazza melepas tautan tanganku pada lengannya.

"Tante tenang tante, tante sabar ya" aku mengusap punggungnya lembut.

"Terimakasih nak sudah sudi datang kesini" beliau tertunduk ingin berlutut, dengan segera kutahan.

"Tante jangan tante, iya tante anneth datang, sekarang tante tenang dulu ya" jawabku sendu.

"Gimana keadaannya tante ?" sahut kak gazza tenang. Beliau menggeleng menutup sebagian wajahnya dan kembali menangis.

"Tante udah ya , sekarang kita temui di dalam ya tan" ajakku perlahan. Dengan segala penjelasan yang rumit pada akhirnya kami diperbolehkan untuk masuk bertiga menemuinya.

Deg....

Ya tuhan, kakiku lemas tak mampu menyangga tubuhku sendiri saat baru saja beberapa langkah ke dalam. Dengan sendirinya air mataku mengalir deras semakin deras tanpa henti.

"Deven....!!!" aku meronta tersimpuh tak mampu melanjutkan langkah. Tapi yang ku panggil justru acuh tak bergeming.

"Neth... Neth... Ayo neth , ayo kita harus mendekat" Kak gazza membantuku berdiri.

Kemarin LusaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang