Sore sepulang sekolah itu aku dan deven bergegas menuju area parkir.
"Icha gimana neth pulangnya?" tanya deven sambil berjalan cepat.
"Icha jalan sama akbar. Nanti kontek aku kalo dia udah. Tunggu ya aku ambil motor dulu" Jelasku pada deven yang sudah sampai di motornya.
"Bareng aja sayang... motor kamu tinggal sini dulu, kan nanti kamu balik sini lagi" Deven menarik tanganku.
Kami buru-buru menuju cafe batrix tempat janjianku dengan sofi. Kelasku selesai lebih lama karena Pak lakon telat keluar, aku takut sofi menunggu terlalu lama di sana.
"Dev nanti bilangnya gimana ya, aku takut sofi ngamuk" ucapku panik sesampainya di halaman cafe.
"Udah tenang dulu, nanti aku juga ikut jelasin. Sofi di meja mana?" Deven terlihat tenang.
"Meja 11 katanya... Huuuffff" aku menghembuskan nafas kasar supaya tenang.
Dengan langkah cepat deven dan aku masuk menuju meja sofi. Ternyata sofi ditemani oleh bayu.
"Sorry fos lama, pak lakon lelet tadi" jelasku mengambil kursi didepannya.
"Udah pesen?" tanya deven pada sofi dan bayu.
"Udah tadi kak" Jawab bayu.
Aku masih sibuk mengumpulkan keberanian untuk bicara ke sofi nanti.
"Sayang kamu apa?" Deven menyodorkan buku menu padaku. Aku terperanjat , bukan karena aku melamun, tapi karena panggilan deven. "Kenapa harus kelepasan bodoh" Batinku mengutuk deven.
"Avocado juice aja, nggak makan" Pesanku cepat. Kulirik sofi dan bayu saling melirik penuh makna.
"Jadi kenapa kak?" tanya sofi membuka sidang sore ini.
"Ehmmm gini fos, aku cuma mau kasih kamu penjelasan supaya nggak salah paham. Mungkin kamu udah tau atau mungkin ini nggak penting. Aku sama deven pacaran fos" Aku menunduk dikalimat terakhir.
Aku berusaha menjelaskan pelan supaya sofi memahami. Bahkan aku merubah bahasa santaiku ke sofi menjadi aku-kamu.
Sofi dan bayu hanya tersenyum hampa.
"Sof, tapi aku nggak ada maksud nikung kamu atau apa. Aku beneran usahain deketin kalian. Ini tu nggak terprediksi sof. Aku minta maaf sama kamu kalau kamu kecewa atau marah" Jelasku hati-hati."Nggak terprediksi gimana kak? Gue kan dulu udah pernah bilang" Tukas sofi. Aku tidak bisa mengangkap nada bicaranya marah atau biasa.
"Dari awal emang udah suka kak anneth kan kak? Kan gue juga udah pernah liat langsung waktu OSPEK. Kenapa baru jelasin sekarang?" Pertanyaan sofi pada deven sangat skakmat.
"Bukan dari awal sof, tapi dari kartinian sof" Raut deven masih terlihat tenang. Justru aku yang kaget baru tahu deven menyukaiku sejak kartinian.
"Kami belum bisa jelasin pas OSPEK karena saat itu kami belum pacaran sofi. Tapi malamnya baru jadian. Mungkin anneth ketemu kamu waktu persami, tapi pasti kalian sibuk saat itu" Jelas deven. Sofi masih terdiam.
"Terimakasih sof, kalau apa yang dibilang anneth tentang perasaanmu ke saya itu benar. Terimakasih sekali. Tapi maaf saya tidak bisa kalau sebagai pacar." Deven memang luar biasa tenang.
"Sofi juga nggak bisa kak" Bayu dengan tegas menyahut deven. Aku mulai khawatir akan emosinya.
"Iya. Gue nggak bisa kak. Karena gue udah sama bayu" Tegas sofi yang kemudian tertawa.
"Bentar-bentar gimana sof tadi sof" Aku kebingungan Otak lolaku kambuh.
"Gue udah sama bayu kak. Malah duluan gue jadiannya sama kalian." Kelakarnya merangkul lenganku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kemarin Lusa
Teen Fiction"Semua memang akan ada masanya". Ya seperti itulah yang biasa orang-orang ucapkan. Aku hanya bisa menarik satu sudut bibirku dengan sedikit menyipitkan mata dan nafas yang dalam ketik mendengarnya. "Berhenti bukan artinya pergi Sakit bukan berarti h...