23. Maaf dan Flashback

184 20 0
                                    

"Untung besok pulang!" seru Chaewon senang.

Ibunya menyuruh untuk pulang bersama dengan Felix dan Haechan, serta mengajak teman-temannya yang lain.

Tapi hari ini Chaewon ingin menyendiri dulu, jadilah ia sekarang berada di rooftop asrama.

Berbekal dengan sketchbook, jajanan dari minimarket, ponsel serta headsetnya.

Langsung saja ia membuka aplikasi Spotify di ponselnya dan mencari lagu kesukaan di playlistnya

Suratku itu,

Lukisan luka di hati.

Jangan kau hempas,

Meski tak ingin kau sentuh.

Kutahu pasti.

Hatimu tahu.

Walau tak baca suratku.

Chaewon menyanyikan sepenggal lirik dari lagu Hedi Yunus tersebut.

Lagu telah terputar habis.

Ting!

Unknown
|Suara kamu bagus :).
|Tapi lebih bagus lagi nyanyiin buat aku.
|Atau kita collab aja?

Kaget! Hanya itu yang terlintas pada wajah Chaewon.

Ini orang yang sama? Dapet nomer gue darimana anjirrr kan udah ganti nomer ganti ID Line dan tetek bengeknya. Pikir Chaewon.

Chaewon menoleh kanan-kiri, rooftop asrama benar-benar sepi, hanya ada dia.

Dan ia merasa merinding, tapi tetap saja ia memainkan lagi aplikasi pemutar musik tersebut.

Biar aku yang pergi.

Bila tak juga pasti.

Adakah selama ini.

Aku cinta sendiri.

Biar aku menepi.

Bukan lelah menanti.

Namun apalah artinya.

Cinta pada bayangan.

Seseorang baru saja masuk ke rooftop dan melanjutkan nyanyian Chaewon tersebut seraya menghampirinya.

Pedih aku rasakan,

Kenyataannya,

Cinta tak harus,

Selalu miliki.

"Kahitna Cinta Sendiri kan?"

Chaewon menoleh kearah sumber suara. Seungmin langsung mendudukkan dirinya di sebelah Chaewon.

Benar, seseorang yang tadi melanjutkan nyanyian Chaewon tersebut adalah Seungmin.

Chaewon langsung membereskan semua barangnya dan hendak pergi.

NOT [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang