88. divide

84 12 0
                                    

"Pak Adit sama Bu Adis kok tiba-tiba resign?" tanya salah seorang karyawan di tempatnya bekerja.

"Alasan pribadi sih sebenernya." Felix menjawab seadanya sambil merapikan barang-barangnya yang ada di meja kerja.

"Apa gak mau di pertimbangkan lagi, pak?"

"Ini sudah dengan pertimbangan yang matang. Saya dan Adistya sudah mendiskusikan ini dengan keluarga juga, dan mereka juga telah menyetujuinya."

"Yah, kalau begitu terima kasih atas pengalaman kerja dengan bapak dan ibu selama ini."

Felix tersenyum dan membalas uluran tangan dari rekan kerjanya itu.

Ponsel Felix berdering menunjukkan nama tunangannya di sana.

"Halo, Sha?"

"Dit, aku tau Seungmin gak akan langsung setuju lo sama Adis resign. Guanlin, Chenle, Yireon, Gowon, Aldi sama kak Changbin bakalan kesana juga."

"Adit!"

Belum Shuhua menutup teleponnya, ia sudah mendapati Hwall memanggilnya. Hwall datang bersama Gowon tentu saja. Bisik-bisik mulai terdengar melihat direktur dari Loona Company datang bersama tunangannya menemui Felix.

"Gue gak mau ya kejadian kaya kemaren keulang lagi gara-gara si bangke!" Nadya dengan wajah kesalnya.

Pegawai di sana tau, Loona Company sangat memusuhi perusahaan yang menjadi tempat mereka bekerja ini. Bukan karena perusahaan pesaing, tapi desas-desus mengatakan jika Direktur Loona Company mempunyai masalah pribadi dengan Direktur mereka.

"Nanti aja, kita bahas sama Seungminnya langsung." Felix baru selesai merapikan barangnya menahan Gowon agar tidak berbicara lebih banyak lagi. "Gue ke HRD dulu buat ngasih ini."

Bersamaan dengan itu, Seungmin muncul dari lift. Cukup terkejut melihat keberadaan Hwall dan Gowon di perusahaannya.

"Kebetulan lo dateng," karyawan di sana menatap Felix terkejut. Felix berbicara begitu santainya pada direktur perusahaan. "Surat resign gue sama adis."

Dua amplop berwarna coklat itu di terima. Tanpa membaca isinya, Seungmin langsung merobek dan menunjukkan ekspresi marahnya.

"Ah, gue tau bakalan lo sobek. Gue masih punya salinannya."

"Kalo lo sobek itu lagi, perusahaan ini bakalan berakhir kaya Laksana."

Karyawan di sana semakin terkejut dengan ucapan yang meluncur dari mulut Hwall. Berita merosotnya harta kerajaan bisnis Laksana karena tiba-tiba pemutusan kontrak investasi dari berbagai perusahaan dua tahun lalu sudah tersebar luas. Hanya saja alasan dari pemutusan kontrak itu masih tidak diketahui.

"Kalian mau ngorbanin perusahaan kalian demi dua orang ini lagi?"

"Harusnya lo yang sekarang mikir gitu, lo mau ngorbanin perusahaan lo yang lo rintis dari nol cuma karena Adis?" Gowon membalikan fakta.

"Min, lo kira cuma Pratama yang bakalan siap buat mutusin kontrak sama lo?" Changbin datang bersama Guanlin, Chenle, Yireon, dan Yujin. "Makanya lo berani ngomong gitu ke Aldi."

"Lepasin Kembar Mahendra atau bangkrut lagi?"

•••

Yunseong mengajak Chaewon untuk berjalan-jalan dintaman dengan tujuan sedikit menghibur tunangannya yang sedang bersedih.

"Adit bilang, kalian udah bukan lagi bagian di perusahaan itu."

"Secepet itu?"

"Nadya, Aldi, Guanlin, Chenle, Yireon, Kak Changbin, bahkan Yusin ikut bantu kalian buat keluar dari sana."

"Ah, aku ngerepotin orang lagi."

"Jangan mikir gitu, gak inget gimana marahnya Aldi dulu?" Yunseong dan Chaewon yang duduk di taman dekat dengan air mancur. "Itu artinya mereka sayang sama kamu. Itu semua atas kemauan mereka. Jangan terus-terusan nyalahin diri sendiri, karena emang bukan salah kamu."

"Makasih."

Tbc

NOT [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang