Liburan kali ini dirasakan percuma oleh Minho. Karena Lia malah mengajaknya untuk duduk bersantai di Starbucks yang nyatanya di Jakarta juga sangat banyak.
"Dek, kopi mulu deh perasaan." Minho membuka pembicaraan. "Lambung kamu sehat?"
"Ih kak, kopi itu enak tau." Lia menjawab dengan santainya.
"Iya, tapi kamu punya maag." Minho mengelus kepala Lia. "Kurangin ya, minum kopinya. Dua minggu lalu kamu udah hampir di opname loh dek, gara-gara kebanyakan kopi."
Lia merengut mengingat kejadian dirinya pingsan gara-gara penyakit maagnya dua minggu yang lalu. Minho yang melihatnya justru tertawa gemas dan mencubit pelan pipi kiri Lia. Tangannya menjauhkan kopi yang sedari tadi dinikmatinya pelan-pelan.
"It's okay, yang ini kamu habisin dulu." Minho mencoba menghibur. "Tapi, setelah ini kamu cuma boleh minum kopi tiap tanggal satu dan tanggal lima belas aja. Okay?"
Memasang wajah lesu, Lia mengangguk dan kembali menyesap kopi pesanannya tadi.
•••
Berbeda dengan Minho-Lia, Changbin dan Christ berkeliling mencoba jajanan pinggir jalan khas Thailand. Memang seperti yang dijanjikan Hyunjin, akomodasi dan hotel tempat menginap. Akan tetapi, masalah kuliner pribadi beserta barang-barang yang ingin dibeli tetap menjadi pengeluaran masing-masing.
"Bang, masih laper atau gimana sih?" tanya Changbin yang berdiri di depan stan penjaja makanan bersama Christ.
"Christ, is hungry."
Changbin hanya bisa memasang wajah kesal setelah mendengar Christ berkata demikian. Sebenarnya, Christ dan Changbin sudah mencoba hampir semua jajanan yang dijual di tempat yang mereka datangi sekarang ini.
"Lu makan sebanyak ini kenapa gak melebar sih bang?"
"Melebar kok, otot gue."
•••
"Kira-kira, Hyunjin tadi kenapa ya?" tanya Chaeryeong.
Setelah kejadian Hyunjin tiba-tiba marah, Heejin, Ryujin dan Chaeryeong kembali meneruskan acara liburannya dengan jajan streetfood yang ada. Setelah sebelumnya mampir di pusat oleh-oleh.
"Kecapean mungkin." Heejin menjawab santai tapi tetap dengan raut khawatir.
Ryujin malah hanya diam sambil mengunyah makanannya pelan. Seperti sedang mengingat-ingat sesuatu.
"Bang, obatnya udah dimasukin?" tanya Hwall saat Ryujin tidak sengaja melewati kamar Hyunjin.
Ryujin berhenti sebentar karena penasaran. Di sana, Hyunjin hanya tersenyum mengangkat botol berwarna putih yang sangat tidak asing bagi Ryujin.
"Ryu!"
"Hmm?!" Ryujin sedikit terkejut saat Heejin memukul pelan pundaknya.
"Kamu sakit?" tanya Heejin.
"Hm... Mungkin." Ryujin tersenyum lemah. "Gue balik duluan aja ya, biar ntar malem aku bisa ikut."
"Kita anterin," tawar Chaeryeong.
"Gak usah, Chaer. Gue minta jemput Disa kok." Heejin dan Chaeryeong masih menatap kawatir tapi tetap membiarkan Ryujin kembali sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT [COMPLETE]
FanficThey say people are born different It wasn't until I saw my reflection That's when I woke up and realized that the truth had been hidden away from us -Stray Kids "NOT" Adegan dewasa yang ditampilkan bukan adegan yang mengandung unsur lagu debu...