66. Bisakah?

128 12 2
                                    

Chaewon dan Seungmin baru saja pulang setelah berkencan.

"Halo."

"..."

"Iya, kenapa Di?"

"..."

"HAH?! Innalillahi, kapan?" tanya Chaewon.

"..."

"I...iya, kita kesana." balas Chaewon pada suara di sebrang sana.

"Kenapa Chae?"

"Ela, Ela meninggal."

•••

Sesampainya di rumah sakit, kondisi Hyunjin sangat memprihatinkan.

Sedaritadi ia menjambak rambutnya dengan frustasi.

"Di!" panggil Chaewon kepada Hwall.

"Gimana kronologinya?" tanya Seungmin.

Hwall pun menceritakan bagaimana kejadian tersebut terjadi, mulai dari Ryujin yang menelpon mereka, ditemukan dalam keadaan kritis, hingga meninggal di rumah sakit.

Kedua manusia yang baru saja datang itu terkejut.

"Pasti ulah Heejin lagi!" seru Seungmin yang disambut anggukan dari Hwall.

"Gowon!" panggil Chaewon setelah melihat Gowon datang dengan tergesa-gesa.

"ALDI CERITAIN KRONOLOGINYA, SEKARANG!" seru Gowon panik, akhirnya Hwall pun menjelaskan kembali bagaimana hal tersebut bisa terjadi.

"Sekarang Jeanne dimana?" tanya Gowon.

"Kalian-" belum sempat menjawab, Hyunjin bersuara setelah cukup lama terdiam. "Ngapain kesini? Kepo sama cara Ryujin mati?"

Semua orang yang disana terdiam begitu mendengar suara parau Hyunjin. Auranya lebih menakutkan daripada kapanpun saat auranya menakutkan.

"Hwardiyan, lo bisa diem gak? Nadya, lo gak tau ini rumah sakit?" Hyunjin Ardi tidak akan memanggil saudara kembarnya dengan nama depannya kecuali sedang murka.

Yeji dan Jeongin disana hanya diam dan langsung dapat memahami apa yang terjadi pada kakak tertuanya. Titik maksimal episode depresi Hyunjin sedang terjadi.

•••

"Pertama kali kecolongan-" Heejin yang diikat berucap sambil terkikik. "Dokter Hyojin?"

"Ya, jadi pengalaman saya untuk kasus berikutnya. Jadi, mari bicara bukan antara dokter dan pasien, tapi antara pelaku pembunuhan Ryujinadiya Elanor dan kakak kandung Ryujinadiya Elanor."

Hyojin membuka jas putihnya dan menggantungnya di gagang pintu. Ia mendekati Heejin yang duduk dengan tangan terikat selayaknya tahanan rumah sakit jiwa lainnya.

"Mari perjelas. Kamu bunuh adik saya karena kamu suka dengan Hyunjin, pacar adik saya?"

"Exactly!"

"Kamu mau ketemu Ardi gak?"

"Of course!!"

"Tiga jam lalu Ardi kembali dari pemakaman adik saya dan dibawah ke rumah keluarga besar Pratama. Episode depresinya kambuh. Dan saat ditanya apakah dia mau menemuimu. Jawabannya, dia hanya akan melihatmu dalam pemakamanmu."

Heejin terkejut mendengar kalimat-kalimat yang diucapkan Hyojin mengenai Hyunjin. Matanya berkaca-kaca setelahnya.

"Hey, adik tirinya ingin bertemu kamu."

Hyojin berjalan ke arah pintu dan membukanya. Yeji dan Yeonjun berdiri di ambang pintu. Yeji masuk terlebih dahulu dengan ekspresi yang sulit ditebak.

"Kalo lo gak sakit, lo udah di dakwa dengan pasal pembunuhan sama penculikan."

"Sayangnya gue sakit." Heejin kembali tertawa dengan maniaknya.

"Oh ya, selamat. Meskipun nantinya lo sembuh, lo udah di blacklist sama keluarga besar Pratama sama Mahendra. Jangan harap bisa deketin Abang gue."

•••

Hyunjin hanya duduk dalam diam bersandar di atas ranjangnya. Terhitung sudah sebulan terlewati sejak hari kematian Ryujin. Hanya memakan sedikit makanannya. Tidak mau berbicara, apalagi keluar dari kamarnya.

Anak nyasar, Mijon bahkan Junkyu dan kawan-kawannya ikut menjenguk dan membujuk Hyunjin agar dapat lebih tegar melepaskan Ryujin yang sudah berpulang. Hyunjin tidak merespon dan mungkin saja hanya menatap kosong orang yang berbicara dengannya.

Lebih baik diabaikan daripada hampir dipukuli. Kawan Junkyu yang datang hampir menjadi korban hanya karna salah bicara.

Hari inj Yireon dan Chenle yang datang. Masih enggan masuk, mereka hanya berdiri di ambang pintu yang terbuka.

"Kalian berdua ngapain berdiri di situ?" suara Hyunjin begitu mengejutkan mereka.

"Ardi?"

"Makan yuk, laper gue."

Hyunjin berjalan mendahului Yireon dan Chenle yang kaget sekaligus merasakan haru. Mereka merasa, Hyunjin yang mereka kenal sudah kembali.

"Dis!"

"Abang?!" Yeji yang melihat Hyunjin turun dari kamarnya langsung berlari memeluknya.

"Hey?!" Hyunjin tersenyum lebar.

"Bang?!" Hwall dan Jeongin ikut memeluk Hyunjin.

"Sekarang mamas tau rasanya pas abang nungguin mamas sadar dari koma."

"Mamas cuma nungguin abang sebulan. Abang nungguin mamas enam bulan."

"Jangan gini lagi ya bang."

"Iya, Abang gak akan nyusahin kalian lagi."

Tbc

Hi!

Maap telat

Sebenernya, work ini dari awal mau difokusin ke mental health issue... Tapi gak tau kenapa jadi romance berujung pembunuhan kayak gini.

Mental health issue ini bukan sekedar orang yang gak bisa bersyukur atau mendekatkan diri pada Tuhannya

Tapi suatu masalah serius yang memang terjadi akibat gangguan dari psikologis orang itu.

Penyebabnya ada banyak banget

Paling banyak sih... Kekerasan

Obviously

Aku bukan orang yang expert di bidang mental health

Tapi, aku mau belajar soal ini

Maaf kalau cerita ini tidak sesuai dengan ekspektasi kalian

Apalagi buat orbit khususnya Heejin stan dan lebih khusus lagi buat HyunjinxHeejin stan aku mohon maaf yang sebesar-besarnya

NOT [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang