38. What If...

179 18 11
                                    

"Ah, akhirnya selesai juga."

Heejin meregangkan otot-otot jarinya begitu laporan yang dikerjakannya selesai. Lalu, ia menatap orang yang duduk di hadapannya dengan senyuman manis.

"Makasih ya, udah bantuin ngerjain laporan."

"Santai aja, kayak sama siapa aja."

"Tapi laporan lo udah kan?"

"Udah, dong."

"Eh, lo masih ke Arena?"

"Arena? Gue bosen, gak ada lawan sepadan."

"Idih, sombong banget sih tetua Pratama?"

"Udah ah, balik dulu udah malem juga."

Benar, sudah malam. Jam yang ada di ruang tamu asrama yang ditempati Heejin menunjukkan pukul 12 malam.









































•••

"Dion, kok baru bangun sih?" tanya orang yang berbicara melalui layar.

"Abis begadang buat belajar OSCE," jawab Han dengan wajah masih setengah bangun.

"Sejak kapan anak teknik ujian OSCE? Lo anak teknik ya bukan kedokteran. Ya gini kalo DNA begonya udah sampe tahap transkripsi." Han hanya diam dan sepertinya kembali tertidur.

"DION BANGUN! AKU ADUIN CI SAEROM NIH KALO GAK BANGUN!"

"Iya-iya aku bangun sayaang." Han bangkit dari posisi tidurnya. "Mau ngadu apa emangnya ke Cici, ini kan hari Sabtu jadi masih di bolehin bangun siang."

"Tapi aku maunya kamu bangun pagi sekarang!"

"Iya, ini udah bangun Chaeyeonku sayang." Han berjalan ke kamar mandi dengan wajah bantalnya. "Lagian Bang Woojin udah kasih tau Cici kok, semalam aku kemana."

"Kamu ke arena lagi?"

Han belum menjawab karena setelah berbicara, Han langsung meletakkan ponselnya di rak tempat menyimpan peralatan mandinya dan teman asramanya yang lain. Lagipula, Han sedang mencuci muka dan jelas belum bisa menjawab.

"Dion," panggil Chaeyeon saat melihat Han sudah selesai mencuci muka.

"Iya, aku semalem ke Arena. Sama yang lain juga kok, tapi yang balapan cuma Bang Minho sama Bang Christ."

"Gak ada yang luka kan?"

"Alhamdulillah enggak sayang, emang sih lawannya bang Minho curang. Tapi gak ada yang luka kok, tenang ya kamu di sana."

"Tapi beberapa hari ini feelingku gak enak Han."

Han tau, ketika Chaeyeon memanggilnya Han saat hanya berdua dengannya. Chaeyeon sedang panik dan hampir ketakutan.




















•••
Unknown

Unknown
|Kok sendirian?
|Hwall mana?
|Mau aku temenin?
|Eh jangan deh, aku belum siap
|Jangan lupa, kamu di deket gedung berlaksana sekarang

Chaewon

Ah bangsat!|
SAPA SIH LO?|

Chaewon hampir menangis saat melihat sekelilingnya tidak ada orang. Tapi si 'unknown' ini berada di sekitarnya.

Benar jika taman tempat dia menunggu Felix menjemput ini tidak jauh dari Gedung Berlaksana, tapi di sini biasanya menjadi tempat pemisah antara Fakultas Teknik dengan Fakultas Bahasa dan Seni.

NOT [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang