87. Black List Red Underline

105 15 2
                                    

Hwall yang keluar dengan kaos putihnya menyadari keberadaan mobil yang mengikuti mobil Yunseong. Mengingat kejadian beberapa tahun lalu saat Chaewon selalu di ikuti seseorang yang ternyata adalah sosok Seungmin yang selalu didukungnya untuk bersama sahabat kecilnya itu.

Begitu mobil itu berhenti, kakinya melangkah mendekatinya dan mengetuk jendela pengemudinya.

"Ngapain lo kesini?" tanya Hwall begitu jendela mobil diturunkan. "Tuan Muda Laksana gabut apa gimana ya jadi stalker lagi?"

Seungmin tersenyum remeh dan langsung keluar dari dalam mobilnya. Tangannya langsung melayangkan kepalan tangannya pada mantan teman baiknya itu. Sayangnya, pukulannya tertahan dan ia hanya melihat Hwall yang semakin terlihat menertawakan dirinya. Tanpa menunggu lama, ia merasakan pukulan di rahangnya dengan cukup keras.

"Waktu itu Aldi udah mukulin lo, sekarang giliran gue." Hyunjin yang menahan dan memukul balik Seungmin yang hampir melukai saudara kembarnya. "Berapa orang yang lo bikin hancur cuma karena obsesi lo?"

"Apa urusan lo?"

"Adis sahabat gue, lo pikir gue cuma bakal nontonin sambil makan popcorn gitu?"

Hyunjin kembali menarik kerah Seungmin dan membawanya masuk ke dalam mobil. "Lo mendingan pulang dan gak usah deketin Adis lagi. Om Wonpil gak akan bisa lagi ngelindungin lo kaya dulu, Tuan Muda Darius Seungmin Laksana."

"Kembar!" suara perempuan yang teramat sangat dikenal Seungmin terdengar. Suara perempuan yang pernah dicampakan dan dibencinya. "Jangan berantem lagi, gak enak sama Joanne."

Gowon menarik tangan tunangannya dan menatap Seungmin angkuh. Ia tau, ia pernah jatuh ke dalam pesona sosok seorang Seungmin. Namun, kini Seungmin hanyalah sosok mengerikkan yang patut dijauhkan dari orang-orang terdekatnya.

"Udah jangan diliatin terus," tangan Hwall menarik wajah Gowon untuk menatapnya.

"Ha?" Mata perempuan cantik itu mengerjap bingung.

"Aku cemburu."

"Aelah, abis Daniar sekarang Aldi." Hyunjin menggelengkan kepalanya melihat dua sejoli di hadapannya. "Liat, bersyukur banget itu Nadya gak jadi sama lo."

Seungmin semakin mencengkeram kemudinya erat melihat kemesraan Hwall dan Gowon.

"Lo ngapain masih di sini sih? Nungguin Aldi sama Nadya ciuman? Gak ada! Ntar aja gue kasih foto Radit sama Adis pas tunangan." Hyunjin makin senang melihat wajah marah Seungmin. "Lain kali kalo lo ngikutin Adis, gue bakar mobil lo sama lo-nya sekalian. Minggat lo!"

Seungmin memutuskan untuk pergi dari sana. Perlu diketahui, Hyunjin berhasil menahan amarahnya. Berkat bantuan dari Minho yang membuatnya berhasil mengendalikan setiap emosi yang dirasakannya.

"Mas, gak usah pacaran di tengah jalan kompleks juga. Di liatin ibu-ibu noh."

"Bacot amat dah gua punya abang."

"Aldi, tapi kita beneran di liatin ibu-ibu kompleks loh."

Hwall menatap sekelilingnya dan mendapati beberapa orang mengamati mereka. Dengan tertawa canggung, Hwall menarik Gowon menyusul Hyunjin yang sudah masuk ke dalam rumah.

•••

Chaewon masih duduk bersandar di tempat tidurnya dan ditemani Yunseong, Felix, dan Haechan. Wajahnya pucat, serta bekas-bekas air mata masih terlihat di pipinya. Yunseong masih saja setia menemaninya sambil menggenggam tangan yang terasa begitu dingin itu.

"Dokter Bagas bentar lagi dateng. Lo temenin Adis dulu."

"Adit, mau kemana?" tanya Chaewon dengan suara serak.

"Mau ke rumah depan, ngambil titipannya Mama tadi." Felix terpaksa berbohong. Ia ke rumah keluarga Pratama dengan tujuan memastikan sesuatu mengenai Seungmin. Dirinya tidak ingin kakaknya itu mendengar nama yang sangat dibencinya lagi.

"Lo ngapain masih di sini?" tanya Yunseong pada Haechan yang sibuk mengotak-atik meja rias Chaewon.

"Nemenin Adis lah, lagian kalo berduaan mulu tiganya setan."

"Ya lo setannya, setan."

Perdebatan kecil Yunseong dan Haechan secara tidak sadar membuat Adis merilekskan pikirannya dan kembali tersenyum walaupun tipis. Chaewon yang sebenarnya trauma akan menjalin hubungan seperti ini, berhasil diyakinkan Yunseong yang sebenarnya sudah menaruh hati padanya semenjak Hwall mengenalkan mereka berdua.

"Jangan gini lagi ya, aku gak bisa liat kamu terus-terusan kesiksa gara-gara trauma kamu." Yunseong yang menyadari senyuman tipis Chaewon, langsung membawa tunangannya itu ke dalam pelukan. "Jangan sakit lagi."

"Beneran setan gue kayaknya."

"Sumpah! ganggu banget lo, Chan."

Haechan tertawa lebar dan meninggalkan mereka berdua. Yunseong menatapnya kesal dan hampir melemparkan sepatu pantofel yang di kenakannya ke kepala Haechan. Kalau Chaewon tidak menahannya dengan terus memeluknya.

"Udah, Chandranya udah pergi. Kamu di sini aja."

Tbc

Maaf yaaa telat lagi

Udah telat dikit lagi 😭

NOT [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang