64. Masih Bahagia.

119 14 0
                                    

Masih ingat dengan triple-date kemarin?

Entah kenapa Hyunjin daritadi kepikiran suatu hal saat mereka pulang dari triple-date.

•flashback•

"Macet banget!" seru Yeji.

"Tidur aja dulu, si Chaewon juga udah tidur." ucap Seungmin.

"Ye, dia mah emang kebo jing." jawab Hyunjin.

"Tau deh gue bobok ye, bye!" seru Yeji yang langsung memejamkan matanya.

"Lo gak tidur?" tanya Seungmin kepada Hyunjin.

"Gak lucu kalo lo ngantuk terus nabrak, gue temenin!"

"Udah biasa, udah lo tidur aja." Hyunjin mengangguk lalu tertidur.

Selang beberapa lama, Hyunjin terbangun. Saat tatapannya terpaku ke kursi depan. Hyunjin kaget.

Hyunjin saw his friend kissing the girl beside his friend like until no tomorrow.

Jikalau ditanya siapa yang paling alim di anak nyasar, jawabannya? Seungmin seorang.

Dia diajak menonton film yang asdfghjklqwertyuiopzxcvbnm pun gak pernah mau.

Hyunjin heran sama temannya satu ini.

Dengan wajah pura-pura bangun tidur, Hyunjin bertanya, memberanikan diri. "Masih macet ya?" tanyanya seraya pura-pura menguap, tak lupa dengan wajah dan mata yang diusap.

"Oh...iya, masih macet banget." ujar Seungmin.

•flashback end•

"Bang, ngapa ngelamun lo?" tanya Hwall.

"H-Hah? Gak kenapa-napa."

"Yaudah, ini diajakkin keluarga Mahendra ke Malang, Disa sama Alief mau ikut, abang gimana?"

"YA IKUT LAH NJER, GUE GAMAU SENDIRIAN!!!" ujar Hyunjin, "Tapi ajak Ryujin ya?" timpal Hyunjin yang berakhir dilempar bantal oleh ketiga adiknya.

"BUCIN!"

•••

"Liburan dimana?" tanya Seungmin.

"Malang, hehe." jawab Chaewon.

Seungmin tersenyum tipis, "Yah, jauh dong." rengeknya.

"Salah sendiri ke London." ujar Chaewon. "Tapi nanggung banget, London cuma dua minggu? Kenapa gak sekalian tahun baru di sana?" tanya Chaewon.

"Entahlah, ayahku." jawab Seungmin. "Kamu mau dibawain apa nanti?"

"Hmm, bawain batunya London Brigde aja." Chaewon menatap Seungmin dengan senyum lebarnya dan dibalas dengan wajah kebingungan Seungmin. "Hehehe bercanda, apa aja deh yang penting kamu pulang dengan selamat."

Seungmin menatap wajah ceria Chaewon yang akan ia rindukan selama liburan ini. Tidak tau kenapa, tidak biasanya ayahnya memintanya ikut dalam hal seperti ini. Bahkan kali ini dirinya tidak dapat menolak permintaan ayahnya untuk ikut berwisata ke London. Seungmin yakin, ada hal lain yang disembunyikan ayahnya.

"Turun yuk Chae, udah malem. Daripada dimarah kepala asrama."

•••

Viva berjalan mondar-mandir di ruangan tempat Gowon mengumpulkan Minho, Hyunjinnisa, Haechan dan juga Jinyoung untuk mencegah Heejin untuk mencelakai Ryujin.

"Va, lo duduk dulu. Ceritain kenapa Heejin jadi kayak gini."

Viva menoleh dan menatap Minho dengan raut khawatir. Ia menatap mereka semua satu persatu. Rasa keraguan muncul mengingat masalah apa yang membuat orang yang sebenarnya sahabatnya sedari kecil itu menjadi seperti ini.

"Kalian pasti tau dia sakit apa kan?" Viva buka suara setelah sekian menit diam. Mereka terdiam tanpa berani menjawab. "Sama kayak Ryujin yang punya D.I.D, Hyunjin Bipolar, Daniar yang OCD. Heejin punya Skizophrenia ditambah dengan Narcissistic personality disorder."

Haechan meletakkan kepalanya ke belakang. Menutup matanya sebagai reaksi atas keterkejutannya dan ditambah pikiran-pikiran yang lain menghampirinya. Kedekatan keluarga Pratama dan Mahendra sudah bukan rahasia lagi. Bahkan Keluarga Besar Pratama tertunjang kehidupannya karena kerja sama dari perusahaan yang di dirikan oleh ayah kandung trio Pratama itu. Hal ini menjadikan dirinya mengenal begitu baik seperti apa Hyunjin saat dalam fase terburuknya karena mental disorder yang dialaminya.

"Kalau soal skizonya, dia punya dari kecil. Mamanya yang gak mau nerima dia, di bully di sekolah. Bahkan pembullyan itu sampe SMA." Mata Viva menyiratkan kesedihan mengingat apa yang dialami sahabatnya itu hingga membuatnya seperti ini.

"Tolong, Jeanne bukan orang jahat. Dia cuma-" suaranya tercekat oleh ludahnya sendiri. Air matanyapun tidak terbendung. Apapun yang perlakuan Heejin padanya selama ini, Viva tau seberapa berat Heejin melalui semuanya sendirian.

"Dia dapet NPDnya saat ditolak sama orang yang disukainya dengan sangat menyakitkan. Mungkin salahku juga waktu itu yang menyemangatinya dengan mengatakan bahwa masih ada orang lain yang akan mencintainya dengan tulus."

"Udah, Va. Lo gak salah. Itu cuma cara seorang temen yang nyemangatin sahabatnya waktu di tolak. Sayangnya Heejin salah tangkap." Gowon menenangkan.

"Tapi, mau gak mau dia harus dirawat."

"Masalahnya, Heejin ilang sejak dari Arena." Yongha berucap setelah sekian lama diam.

Bertepatan dengan itu, Minho menerima telepon dari Han untuk berkumpul di rumah keluarga Pratama. Seperti tau apa yang di bahas, Minho langsung pergi tanpa perlu berpamitan lagi.

"Kita cari kemungkinan di mana Heejin sekarang. Kemungkinan terkecilpun kita harus cari dia di sana. Edgar sama Nisa cari ke rumahnya, saudara atau siapapun relasinya. Yongha sama Viva ke arena, sisir semua arena. Atau ke tempat lain yang mungkin didatengi Heejin. Dan Haechan, ajak kak minho ngelacak kalo bisa ngehack semua cctv yang aku list in ke kamu."

"Lo nyari dia sendiri?"

"Ada masalah lain yang harus gue selesaiin cepet."

Tbc

NOT [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang