Mata kelamnya tertutup bersamaan dengan dering telepon menyapa indra pendengarannya. Sebuah nomor tidak dikenal terpampang di ponselnya. Edgar Jinyoung, ia hanya mengabaikan dan terus menutup matanya. Beberapa saat lalu, orang yang dipanggilnya princess pergi dari depan kamar asramanya. Berbicara tentang perasaannya pada salah satu teman masa kecilnya. Benar, sayangnya perasaan itu berakhir bertahun-tahun lalu sebelum akhirnya hilang karena menemukan seseorang yang baru.
Tidak ada yang tau kalau Jinyoung memiliki kekasih. Karena tidak ada yang bertanya dan dirinya juga tidak ada niatan memberi tahu siapapun untuk sekarang ini. Lagipula, kekasihnya bukan mahasiswi Unilaks. Akan tetapi, mengenai seseorang yang dipanggilnya princess tadi, Jinyoung sangat-sangat mengenal semua tabiat buruk gadis itu.
"Kapan sembuhnya sih?" tanyanya pada diri sendiri mengingat Princess. "Kenapa juga papa harus kerja sama orang tuanya."
Jinyoung bangkit berdiri ketika ketukan pintu asramanya terdengar. Ia yakin Princess sudah pergi dari sana, tapi entah mengapa perasaannya mengatakan dia masih disana. Masih berdiri di depan kamar asramanya walaupun orang-orang akan menatapnya aneh dan heran. Jinyoung tetap membuka pintu dan mendapati Ryujin, Heejin dan Gowon di hadapannya.
"Kenapa?" tanyanya singkat.
"Jin, abang gue udah balik belom sih?"
"Ngapain tanya gue sih, Ryu?" Jinyoung menguap dan menggaruk rambutnya. "Disa kan pacarnya, jalan sama Disa kali."
"Ohya, Edgar dicariin Gowon tuh." Heejin membuka suara mengingat Gowon yang juga ada bersamanya.
Jinyoung hanya diam lalu masuk ke dalam dan kemudian keluar lagi membawa kamera di tangannya.
"Mau ambil kameranya bang Minho kan, Nad?" Gowon hanya mengangguk dan menerimanya dengan senyuman lebar. "Bilangin makasih ya."
"Oke, makasih Edgar. Ayo Jeanne!"
"Duluan!" Heejin melambaikan tangannya kepada Jinyoung dan Ryujin yang masih berdiri di sana.
"Woi."
"What?"
"Temenin gue cariin Bang Daniar deh kalo gitu."
"Ogah, males. Gue mau tidur." Jinyoung langsung kembali masuk kamar asramanya, meninggalkan Ryujin yang menatapnya kesal.
"Ngeselin banget dari dulu."
•••
"Nad-Jane!" Suara Hyunjin mengalihkan fokus Heejin dan Gowon dari acara pembicaraan mereka. "Kalian dari mana, mau ke mana?"
"Hai Di," jawab Gowon sambil melambaikan tangan.
"Dari ambil kamera, dan mau ngembaliin kamera." Heejin ikut menjawab dengan riang.
"Oh, oke. Duluan ya." Hyunjin berlalu dan sepertinya memang mau kembali ke kamar asramanya.
"Jeanne, dia punya Ryujin."
"Untuk sekarang."
"Iya, aku tau kok."
•••
"Sayang!"
Ryujin hanya masang wajah kesalnya dan berlalu tanpa memperdulikan panggilan Hyunjin padanya. Hyunjin menarik kerah baju belakang Ryujin sampai membuatnya terjengkang ke belakang. Untungnya Hyunjin juga langsung menangkapnya.
"Ngomel mulu kenapasih?" Ryujin tidak menjawab malah memukul lengan Hyunjin cukup keras. "Heh, kok dipukul?"
"Liat Bang Daniar gak lo?" tanya Ryujin.
"Dia lagi di Ormawa BEM FK."
"OK, makasih."
"Eh mau kemana?"
"Nyariin Bang Dani."
"Yaudah, aku anterin ya."
"hehehe, gitu dong dari tadi."
"Yang Bipolar, aku atau kamu nih?"
"Berantem yu?"
Sebenarnya, ada seseorang dari jauh yang sedang mengawasi mereka berdua. Gadis itu The Princess. Sebenarnya, sedari tadi ia tidak pergi dari wilayah Asrama putra. Hanya terlihat pergi agar Jinyoung tidak merusak rencananya. Di matanya, Hyunjin dan Ryujin sedang bertengkar hingga Ryujin terlihat seperti tidak suka atau bahkan menolak kehadiran Hyunjin dan Hyunjin terlalu baik dan sabar menghadapi Ryujin.
•••
"Kenapa sih lo ganggu banget."
"Aku pacar kamu. kan?"
"Gak berarti lo ngekang gue dong!"
"Aku cuma mau nemenin kamu, jangan marah gini dong."
•••
Princess itu tersenyum menang melihat suara-suara bernada tinggi tidak mengenakkan yang menyapa telinganya. Sebuah kesempatan untuk mendekati sosok Hyunjin saat hubungan mereka tidak akur. menurutnya.
"Lo kenapa gak dari awal sukanya sama gue sih"
"Apa gue harus turun ke Arena dan jadi musuh lo juga biar gue bisa deket sama lo?"
"Ardi, lo jahat. Gue lebih dulu suka sama lo."
"Aduh, neng geulis bacot amat kenapa dah?" Viva muncul secara tiba-tiba. Padahal dia bukan mahasiswi unilaks.
"Ngapain lo?"
"Hadeh, Lo cantik-cantik udah pikun ye?" Viva dengan tidak pedulinya. "Lo yang suruh gue kesini anjing!"
"Berani lo sama gue?"
"Aduh gimana ya? Yang Mulia Raja dan Yang Mulia Ratu Arena gak bakalan percaya sih kalo mereka gue kasih tau langsung."
"Jangan dikira gue gak tau rencana lo sama Yongha," jawabnya dengan seringai lebar. "Lo makin kasih gue peluang buat dapetin Hyunjin."
Viva hanya menatapnya gentar. Tidak menyangka bahwa rencananya dan Yongha untuk menyelamatkan Hyunjin dan Ryujin secepat itu terbongkar.
"Radisa Yeji Miranda."
•••
"Nisaaa." Heejin yang baru memasuki kamar asramanya langsung mencari Hyunjin Nisa di kamarnya. "Ih belum balik."
"Jeanne!" Olivia menyahuti. "Kenapa sih, galau banget kayaknya?"
"Kenapa gue harus suka sama pacar orang sih?"
"Kenapa juga gue harus tunangan sama orang yang gak suka sama gue?"
"Dan kenapa sampe sekarang gak lo batalin?"
"Yok curhat sini yook."
Hyunjin Nisa baru masuk dan menengahi perdebatan tiga orang teman sekamarnya itu. Ia melepaskan maskernya dan duduk di single sofa.
"Jeanne, coba liat sekeliling lo. Siapa tau ada yang lebih baik dari Hyunjin. Nadya kesayangannya kita, pilihan lo buat batalin perjodohan itu atau enggak. tapi kasih tau kita alasannya lah."
"Buat gue gak ada?" tanya Olivia yang masih bersandar di tembok.
"Lo galauin apaan emang?"
"IH GILA! LO TAU, GUE NEMU ANAK SMA GANTENG BANGET ANJIR!!!"
"Lo mah, abang-abang jualan cilok ganteng dikit aja heboh."
"Jahat."
Tbc
PUNTEN TELAT LAGI KAWAN-KAWAN
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT [COMPLETE]
Hayran KurguThey say people are born different It wasn't until I saw my reflection That's when I woke up and realized that the truth had been hidden away from us -Stray Kids "NOT" Adegan dewasa yang ditampilkan bukan adegan yang mengandung unsur lagu debu...