81. Adelaide

111 16 2
                                    

Lima tahun telah berlalu. Adistya Chaewon Mahendra yang rapuh, kini menjadi sosok Adistya Chaewon Mahendra yang lebih kuat dan ceria. Terima kasih untuk Dokter Bagas atas segala usahanya membantu Chaewon dalam proses penyembuhannya dari segala trauma.

Ada beberapa hal yang membuat keluarga sedikit bingung dengan Chaewon yang menolak pulang hampir setahun, padahal Junkyu yang sebelumnya berangkat bersamanya sudah lebih dulu pulang begitu menyelesaikan proses wisuda. Ia selalu beralasan dengan hanya mau pulang jika Felix, Hwall, Hyunjin, dan yang lain menjemputnya di Australia.

"Astaga Dis, Piri ngasih kerjaan gak tanggung-tanggung. Gimana gue ada waktu jemput lo ke Aussie? Aldi sih enak jadi kepala pabrik." Hyunjin terlihat fokus mengetikkan sesuatu pada laptopnya. Ya, mengeluh akan banyaknya pekerjaan yang ia dapatkan sebagai latihan untuk menjadi penerus perusahaan milik mendiang ayahnya. Sebelumnya  perusahaan itu dikelola sementara oleh Piri Jinki untuk nantinya di teruskan oleh Hyunjin sebagai anak tertua keluarga Pratama

"Woy, lo kirla gua jadi kepala pabrlik cuma nontonin mesinnya jalan gitu? Kagak!" Hwall terlihat lebih santai dari Hyunjin, karena begitulah isi wasiat yang disampaikan. Salah satu dari kembar Pratama akan mengelola pabrik milik keluarga Pratama dan satunya lagi akan mengelola perusahaan distribusinya.

"Kak, 2 minggu lagi adek wisuda. Masa kakak gak dateng lagi sih ke wisuda adek?" Jeongin sendiri terlihat sedang berbaring di tempat tidurnya dengan nyaman. Serta memasang wajah cemberutnya karena saat wisuda SMA nya, hanya Chaewon yang tidak hadir di sana karena kesibukannya di kampus barunya.

"Makanya, suruh dua kakak kembar kamu jemput kakak biar kakak pulang."

"Sebenernya lo mau ngapain sih nyuruh kita ke Aussie dari tahun lalu?" Felix yang di sampingnya bersama Shuhua hanya bertanya dengan bingung.

"Tau ah, mau nyomblangin Arldi kali. Jomblo sendirlian kan tuh."

"Hmm mamas suka bener." Yeji baru menyahuti karena sebenarnya sedari tadi ponsel Yeonjun lah yang terhubung dengan video call itu.

"Eh apaan?! Adis jomblo ya!"

"Siapa bilang Adis jomblo?" Suara seorang laki-laki muncul di sambungan milik Chaewon. "Adis sekarang pacar gue ya."

"Loh Yunseong?"

"Kakakku A—"

"Makanya ke sini biar Adistya yang cantik ini enak jelasin ke kalian."

"Kalo beneran mau nyomblangin Abang sama cewek, gue minta Papi buat kosongin jadwal Abang weekend minggu ini. Gue sama Daniar bisa ambil cuti. Adek udah jelas kosong. Mas Aldi, Disa tau ya kalo kerjaan Mas Aldi gak sebangak Bang Ardi. Felix sama Chandra gimana?"

"Disa, berapa kali abang bilang—"

"Abangku sayang, apa salahnya nyoba sih? Diantara kita semua cuma Adis yang gak pernah mau nyomblangin abang sama siapapun."

"Disa, gue gak bilang mau nyomblangin Ardi tuh."

Memang benar, hanya Hyunjin yang belum ada pasangan karena menganggap belum ada yang pantas menggantikan Ryujin untuknya. Baginya tidak akan ada yang bisa menggantikan Ryujin, tapi dirinya memang belum ada yang mampu membuka hatinya lagi.

Hwall?

Pemuda cadel itu akhirnya luluh pada seorang tuan putri yang selalu mampu membantu masalah yang dihadapi Keluarga Pratama maupun Mahendra. Entah karena ucapan Heejin waktu itu, atau Hwall sendiri bersedia membuka hati untuk Gowon.

"Tapi, kalo emang nyomblangin Ardi bikin kalian semua kesini. Oke, gue udah punya calonnya."

"Oke, kalo gue ngerasa gak cocok. Gue bakalan bilang dari awal."

"This weekend?"

"Deal!" Semua yang tersambung menyetujui rencana yang telah dibuat untuk 'menjemput' Chaewon pulang.

Setelah sambungan terputus. Chaewon menatap Yunseong dengan bahagia. Memang benar, tujuan Chaewon masih bertahan di Australia adalah untuk mengenalkan Hyunjin pada seseorang yang dikenalnya di sana.

"Kalaupun Ardi nolak, at least mereka lihat Joanne sebelum dia balik ke Korea bulan depan."

"Kalo Joannenya yang nolak gimana?"

"Kita pikirin nanti. Aku hubungin Joannenya dulu."

•••

"Pi?" Hyunjin membuka sedikit pintu ruangan Piri Jinki.

"Masuk!"

"Ardi tadi diminta buat jemput Adis lagi. Sebenernya dari tahun lalu Adis minta ginian ke Ardi sama yang lain."

"Aldi juga?" tanyanya yang dijawab dengan anggukan oleh anak sambungnya itu. "Kenapa gak bilang dari awal? Dan lagi, coba buka hati kamu buat orang lain. Mendiang Ryujin mungkin akan lebih bahagia lihat kamu bahagia selagi kamu hidup."

"Ardi coba Pi."

"Maaf, Piri gak bisa jaga kalian dengan baik."

"Enggak Pi, justru Ardi mau bilang makasih karena kalau nggak ada Piri. Mungkin waktu itu Ardi udah nyusul Ryu."

Piri Jinki bangkit dari duduknya dan memeluk Hyunjin erat dan menyalurkan rasa kasih sayangnya pada anak yang dijaganya meskipun bukan anak kandungnya.

"Sekarang kamu pulang, istirahat dan bilang sama saudara-saudara kamu untuk pergi ke Australia, Jumat ini jemput Adis."

"Makasih Piri."

Hyunjin pulang dan memberitahukan berita ini pada grup gabungan PrataMahendra yang sudah ditambahkan Daniar, Gowon, Shuhua, Lami sebagai pasangan Haechan, Yuna selaku pasangan Jeongin, dan Yunseong yang baru saja ditambahkan.

Hari Jumat yang telah ditentukan, pukul 2 siang waktu Adelaide, rombongan untuk menjemput Chaewon telah sampai. Mereka bersebelas seperti rombongan keluarga besar untuk liburan.

"Wow? Kalian ajak pacar?"

"Kalau gitu, yang cewe ikut gue di mobil belakang." Chaewon akan keluar dari mobil, namun di tahan Yunseong.

"Kamu di sini aja."

"Jangan, kasihan tuh yang jomblo sendirian."

Hyunjin hanya mendesah pasrah karena menjadi bahan bercandaan oleh sahabat sejak kecilnya itu.

Di mobil belakang, Chaewon berusaha menghubungi Joanne yang ternyata tidak tau menau akan dipertemukan dengan seseorang sesuai rencana Chaewon.

"Gue takut, gimana kalo Joanne yang nolak."

"Ardi tuh pantang nyerah, masa lupa sih? Kalo dia suka, bakalan dikejar sampe kapanpun."

"Kalo Ardinya yang gak mau?"

"Yok, berdoa aja biar Ardinya mau buka hati."

Tbc

Maafin telat lagi ㅠ

NOT [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang