46. I Know the Places They Go Often

139 11 0
                                    

"La," panggil seseorang.

"Edgar kan?" Edgar atau Jinyoung berjalan ringan mendekati Ryujin atau tadi Jinyoung memanggilnya dengan nama Ela. "Kenapa?"

"Gak ada, gue heran aja." Edgar berucap saat sudah di hadapan Ryujin. "Waktu PKKMB kok lo gak ngenalin gue, padahal waktu SD kita rajin sparring."

Ryujin hanya diam dan memasang wajah tenang. Bahkan tersenyum melihat kegusaran Jinyoung saat mengingat masa-masa belasan tahun yang lalu.

Perlu diketahui, yang berbicara dengan Jinyoung benar-benar Ela, tapi ia tidak tau kalau Ela yang berbicara dengannya saat ini bukan Ela yang dulu dia kenal.

"Maaf. Kelewat berapa tahun, coba?" Ela tertawa kecil. "Aku aja lupa sama Ardi. Bang Dani juga jarang bahas lagi, kecuali bahas Disa yang punya kakak tiri serem."

"La, lo ketahuan bohongnya gak sih?" Jinyoung menatap tak percaya. "Lo sembunyiin apa dari gue?"

Ela hanya diam dan tetap mencoba untuk tenang. Hanya saja usahanya menenangkan diri gagal karena ia terlanjur panik.

Cuman karena nama Ela di panggil, lo jadi keluar. Bego banget. -Nadiya

Masuk lo! Gak usah sok deket sama Edgar! -Ryu

Suara Ryujin dan Nadiya membuat Ela cukup marah, namun ia tidak bisa melakukan apa-apa karena Ryujin lebih berkuasa terhadap tubuh itu. Ela menutup mata cukup lama untuk masuk dan dengan cepat Ryujin menggantikan

"Edgar, sumpah gue sebenernya gak pengen kasih tau orang lain lagi. Tapi sumpah yang jawab pertanyaan lo bikin chaos otak gue."

"Maksud lo?"

•••

"Va, sumpah gue cuma pengen buka hidup baru."

"Ya lo kira si Bim?" Viva dan Yongha alias Abimanyu. Orang yang pernah memiliki masalah dengan keluarga Pratama dan keluarga Yeonjun-Ryujin, sekarang harus kembali mengungkit masalah yang sebenarnya tidak ingin mereka ingat lagi.

"Bim, gue di Arena karena Ryujin sama Daniar disana! GUE TERPAKSA HARUS MUSUHAN SAMA SODARA GUE SENDIRI GARA-GARA ITU CEWEK SIALAN!!"

Viva bisa dibilang saudara satu ayah dengan Yeonjun. Sebuah fakta menyedihkan ketika mendiang Ibu Yeonjun dan Ibunya adalah sahabat baik yang sayangnya harus hancur karena Ayah mereka. Jangan tanya dimana Ibunya, Viva tidak akan mau membahas.

"Lo ngatain gue sialan, tapi lo butuh duit gue kan?" Orang yang sama dengan orang yang mengancam Viva dan Yongha. "Va, Mama lo tersayang gak bisa kasih lo makan. Dan lo Bim, siap-siap aja itu kuartet Pratama bikin peritungan sama lo."

"Lo seneng-seneng aja dulu, gue siap masuk penjara kalo kuartet Pratama gak terima."

•••

Hyunjin baru saja keluar dari ruangan bertuliskan poli psikiatri saat melihat Hyojin berbicara dengan seorang perempuan berambut panjang coklat gelap yang sepertinya tidak asing. Baru saja akan medekat, peremuan itu sudah pergi meninggalkan Hyojin dengan tergesa-gesa. Tidak ambil pusing, Hyunjin tetap mendekati Hyojin yang memang menyadari keberadaannya.

"Jin, udah selesai konsulnya?" tanya Hyojin saat Hyunjin sudah berjarak tiga meter darinya.

"Udah," jawab Hyunjin seadanya. "Itu tadi siapa, Mas?"

"Pasien gue juga, udah dua tahun di sini." Hyojin menatap Hyunjin penasaran. "Lo kenal?"

"Ntah, kek gak asing aja sih mas."

NOT [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang