14. Si Penguntit

3.5K 118 2
                                    

"Ohh,,, jadi gitu" ucap Indy.

"Terus gimana sama hubungan lo sekarang sama dia?" Tanya Ranti.

"Yaaa,, sama aja, Biasa,,, pait."

"Lah kok pait, kan lo udah jadi pacarnya lo seharusnya seneng dong" Ranti mengikat rambut yang ia gerai dengan mencepolnya asal sambil bergerak mengambil posisi duduk di depan Caca.

"Kan gue udah cerita bego" Caca kesal dengan sahabatnya ini, ngomong - ngomong Ranti agak sedikit lemot hehe.

"Hehe" cengir Ranti.

"Udah sore nih, Ran pulang yuk" ajak Caca dan Ranti pun mengangguk.

"Kita pulang ya" ucap nya pada Indy.

Indy pun mengerucutkan bibirnya "ihh,, padahal gue masih mau main."

"Nanti lagi, ini udah sore Dy! Belum macet di jalan."

"Terus kalian pulang gimana?" Tanya indy.

"Gue di jemput sama Ayah, kebetulan dia abis selesai meeting di caffe depan komplek lo."

Indy hanya mangut - mangut dan beralih menatap Caca, "kalau lo Ca."

"Gak tau, kayak nya gue naik taxi deh atau ojeg online."

"Maaf ya gue gak bisa anter."

"Gak papa santai aja kali Dy."

"Kalau gitu lo bareng sama gue kedepan kompleknya."

"Iya Ran, emm,, Dy kita pulang dulu ya."

"Iya hati - hati kalian."

"Ok Bye."

🌸🌸🌸

Caca tidak henti - henti nya melihat arloji yang melingkar cantik dipergelangan tangannya, jarum jam sudah menunjukan pukul 5 sore dan sebentar lagi akan menuju ke maghrib.

"Hp gue lowbet, taxi mana lagi" ucapnya penuh gelisah.

"Mana rumah Indy ke rumah gue jauh lagi, gak ada gitu orang yang gue kenal ngelewat tiba - tiba jadi gue bisa nebeng."

Setelah menimang - nimang pikirannya, Caca memutuskan untuk berjalan kaki sambil melirik jalan siapa tau taxi pun melewatinya.

"Iyaa,, Itu orang nya, lo ikutin dia" ucap seseorang disebrang sana dari sebuah panggilan telepon.

Orang yang sedari tadi menempelkan ponselnya di samping telinga kirinya pun memutuskan panggilan setelah ia mengirimi gambar dan diperintahkan oleh seseorang itu, ia segera menyalakan mesin motor dan mengikuti dirinya dari belakang.

Dirasa - rasa ada yang mengikuti Caca pun segera berbalik, ia mempercepat langkahnya dan berdoa semoga dia mendapatkan taxi.

'Kok motor yang dibelakang jalan nya lambat banget ya' batinnya.

Caca panik namun ia masih bisa menetralisirkan keadaan supaya dirinya tidak tertangkap basah karena takut.

Tidak nyaman karena terus di perhatikan dan di ikuti, itu perasaan Caca sekarang. Bukannya Caca yang terlalu pd tapi, sangat tidak masuk akal. Jika motor memperlambat jalannya, padahal jika dilihat dari kendaraan bermotor yang lain pengemudinya mengendarai dengan kecepatan di atas rata - rata tidak seperti motor yang ada di belakang Caca.

Caca menemukan sebuah mini market, ia pun memutuskan untuk memasukinya.

"Gila tuh orang, mau jadi penguntit kali ya" ucapnya sambil menetralisirkan nafasnya karena panik.

NATASYA (sudah selesai-revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang