32. Caca Bosan atau Baper?

3.5K 124 4
                                    

Sejak 2 hari lalu tepatnya di rooftop pada malam itu, malam yang gelap.

Beberapa penerangan dari lampu ruangan dan juga koridor mampu menjadikan penglihatannya lebih membantu dimalam hari untuk mencapai sebuah tempat paling atas dibangunan itu, di atas sana hanya terdapat satu buah lampu. Itu pun belum cukup untuk menerangkan semua sudut dari sisi wilayah atap itu, pikirannya yang kacau membuat ia tidak begitu mengkhawatirkan keadaan sekitar.

3 hari, tepatnya dihari ini Rifan masih tidak bisa masuk sekolah. Ia sakit, ia demam. Mungkin yang dirasakan Caca saat ini adalah bosan, orang yang sering ia ganggu. Orang yang sering beradu argumen dan orang yang kemarin - kemarinnya sempat ia acuhkan dan bertekad untuk melupakan dirinya itu hari ini tidak sekolah lagi.

Caca bosan disekolah seakan tidak ada tatapan yang begitu nikmat untuk dilihat, menikmati wajah tampan dari Rifan yang statusnya adalah pacar nya sendiri. Bukan pacar beneran sih!!, lebih tepatnya status pacar yang dijadikan tameng untuk dirinya dari ancaman maupun serangan musuh sebuah geng yang dulunya pernah diketuai oleh Kakak nya sendiri.

"Bosen!" Ucapnya sambil mengerucutkan bibir dan menopang dagu menggunakan kedua tangannya.

"Bosen kenapa lagi lo Ca!" Ranti yang sedari tadi sedang mengkutek kuku nya pun berucap, namun pandangannya masih fokus pada kuku - kukunya itu.

"Rifan gak masuk sekolah lagi" Caca beralih memainkan ponselnya.

"Halah,, maneh mah Ca!, hidup lo gak jauh pasti sama yang namanya galau karena tuh cowok" Indy menggeser bangku yang ada di sebrang meja Caca dan Ranti.

Ranti mengangguk mengiyakan "Bener tuh ceuk si Indy!, kemarin galau sama dia! Terus sekarang lo galau lagi sama dia" dia pun meniup - niup kukunya.

"Lo gak cape Ca?, ngegalauin orang yang gak pasti" Sahut Indy sedangkan Ranti hanya mengangangguk - angguk saja.

"Pasti kok!, buktinya dia jadiin gue pacar" bela Caca saat menyimpan ponselnya di diatas meja.

"Gue gak yakin deh dia serius" tebak Ranti.

"Masa sih dia mau nyakitin sahabat gue?, kalau iya gue gak akan biarin" Indy ini memang orang nya emosian!. Bahkan Krisna pun pernah menuduhnya kalau dia itu setiap harinya kedapetan bulanan (PMS), soalnya Indy suka uring - uringan gak jelas kan Krisna jadi takut.

"Ya gak lah!, Rifan gak bakalan sejahat itu sama gue!. Jauh dari kalian tau waktu gue diem dan gak bergairah buat sekolah kemaren - kemaren karena gue mau coba lupain dia! tapi gak bisa!, gue udah nyerah!, gue juga udah intropreksi diri, tapi kalau disekolah setiap hari ketemu terus gimana coba? Bukannya ngelupain malah makin kangen karena gak gangguin dia" penjelasan Caca mampu membuat helaan nafas panjang dari Indy.

"Baru ini doang kan dia bikin lo kayak gini?, terus apa lagi?."

"Dy, kenapa sih? Rifan itu gak bakalan sakitin cewek!."

"Itu menurut lo Ca!, bukan menurut Indy. Seseorang suka beda dimata orang lain, beda pandangan lo beda pandangan si Indy juga ke Rifannya" Ranti menengahi keduanya.

"Terserah deh Ca, kalau lo masih mau berjuang buat manusia setengah bongkahan es itu. Gue mah bakal doain terus tuh si Rifan biar bisa pekak sama lo, biar dia bisa anggap lo itu ada dan penting dalam kehidupannya nanti."

"Hemm,, lo pada jangan ninggalin gue!."

"Gak bakal lah Ca!, kita setega itu emangnya?. Masa lo lagi sedih kita pergi, tapi lo juga harus inget sama kita! Jangan mentang - mentang entar lo resmi jadian sama dia terus lo gak inget galaunya lo cerita sama siapa" sahut Ranti.

NATASYA (sudah selesai-revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang