61. Selesai

2.7K 111 27
                                    

Selamat membaca part baru dari cerita Natasya.

Sedikit sadis! Apalah daya ini perjuangan cinta yang buta.

Votte dan komen
Votte dan komen
Votte dan komen
Votte dan komen
Votte dan komen

~~~~~~~~~~~~~~~
Dunia itu keras sekeras perjuanganku yang kau balas dengan cinta terselimuti harapan tinggi.

Menjadi sebuah benci yang tertampung emosi.

Tragis memang!
~~~~~~~~~~~~~~~

Rasa takut berakar semakin menjadi sampai kepuncak, ia berharap keadaan ini tidak pernah terjadi dihidupnya.

Benih kecil yang ia acuhi, benih kecil yang ia jauhi, benih kecil yang tidak berarti, benih kecil yang dulu ia campaki.

Benih kecil yang sekarang tumbuh berakar, berbatang, berdaun dan menjadi bunga.

Bunga yang selalu memberi kehidupan yang segar mewarnai harinya tidak akan ia biarkan bunga itu layu.

Namun, kali ini ia mengecewakan dirinya sendiri. Bunga yang ia rawat, ia jaga, dan ia sayangi sudah layu, akibat siapa?.

Ia sangat kecewa!, kecewa sekali! Pada dirinya sendiri. Ia benci dunia nya sekarang!, mengapa?. Dunia nya tidak seindah dulu, ini salahnya.

Bunga miliknya yang layu, kini dihinggapi oleh lebah iblis yang tidak tau diri. Ia tidak bisa diam!, ia harus segera mematikan lebah dan membawa bunga layu miliknya pergi meskipun bunga layu tidak akan sesegar dulu.

Ia terdiam langkahnya tercekik, menahan amarah yang sudah matang disana. Sungguh sangat ia tidak tahan lagi ingin meluapkan seluruh lumpur emosi agar bisa menyelimuti lebah itu, sungguh ia akan menumpahkan amarahnya hari ini sampai selesai.

"BAJINGAN BRENGSEK KALIAN!" Teriaknya.

Mata milik bunganya yang indah dulu sekarang tergantikan dengan mata bengkak yang diselimuti oleh air bening, tidak seharusnya air itu mengalir.

"Ri,,fan,,, tol,,longgg" ucapnya tidak selesai, bunga itu mati?.

🌸🌸🌸

Mata gadis itu sudah sembab semakin sembab dan berat, tangan dan kakinya sakit. Mungkin keadaannya disana sekarang memunculkan tanda merah akibat lecet, ia menoleh kesamping kiri dan kanan.

Seperti dihantam ombak dan barang yang terbuat dari beling kaca yang sengaja dijatuhkan dengan kencang dari atas kebawah tanah, ia tidak tahan melihat kondisi sahabatnya yang mengenaskan seperti dirinya saat ini.

Harusnya mereka tidak dilibatkan, cukup dia saja yang menerima semua perlakuan dan kejadian ini.

"Dy, Ran, Ci, Selvia!" panggilnya dengan lirih, matanya berair berkempul dipelupuk mata.

Suaranya yang parau menahan tangisan, "gue,, gu,,gue,, minta maaf!" Seketika tangisan Caca pecah saat itu juga.

Mereka sama - sama menggeleng, bahkan Ranti yang tidak kuat melihat Caca yang menangis pun ikut menangis dengan tersedu - sedu.

NATASYA (sudah selesai-revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang