Setelah 3 jam kepulangan sekolah Caca akan pergi kesuatu tempat yang dimana membuat Caca merasa senang, bahagia, bersyukur, dan merasa dirinya berguna bagi semua orang yang ada ditempatnya itu.
Ketika Caca sedang bercermin dari luar terdengar suara ketukan dari pintu berulang kali.
"Masuk Bun."
"Sayang,," panggil nya saat sudah memasuki kamar Caca, "kamu mau kemana? Udah mandi lagi." Melihat anak gadisnya yang sedang kebingungan untuk memilih pakaian, Liana pun bergerak untuk mengambil beberapa pakaian yang sudah Caca acak didalam lemari.
"Kebiasaan, kalau mau pergi pasti ribet sama pakaian" Liana membereskan bajunya diatas kasur.
"Emang kamu mau kemana?, mau pacaran?" Tanya nya lagi.
"Apasih Bun!" Protes Caca, "Caca mau ketempat Bunda Resti."
"Bunda Resti?" Liana mengkerutkan keningnya sambil mengingat - ingat, "ohh iya - iya Bunda inget! Emang kamu masih suka kesana?."
"Iya Bun, Bang Radit jarang ada dirumah. Bi Diah kan berhenti kerja, daripada Caca gak ada kerja abis ngerjain pr ya Caca mending keluar bantuin Bunda Resti. Dirumah sendirian kan takut," jelas Caca.
"Hmm,, iya deh, maafin Bunda sama Ayah ya? Gara - gara kita sibuk kamu jadi kesepian dirumah. Kayaknya Bunda udah gagal jadi Ibu yang baik, harusnya Bunda ada dideket kamu" Caca yang mendengar penuturan sang Ibu pun berjalan menghampiri wanita paruh baya itu sambil tersenyum.
Caca memeluk Liana saat dirinya sudah duduk bersebelahan, "Bunda jangan ngomong gitu ah!. Kata siapa Bunda gagal jadi Ibu yang baik buat Caca?, gak kok Bun!. Justru Bunda Ibu yang terbaik! Ter The best lah pokoknya, Caca sayang Bunda sayang Ayah sayang Bang Radit " ucapnya sambil mengeratkan pelukannya.
Liana tersenyum ia pun membalas pelukan anak gadisnya, "Bunda lebih sayang kamu!."
Caca mengadahkan kepalanya melihat sang Ibu, menampilkan senyuman lebar ala - ala anak kecil.
Liana pun terkekeh,"udah ah,, kalau kayak gini terus kamu kapan perginya?" Tanyanya sambil meleraikan pelukannya.
"Oh iya ya,, Bun Caca pakek yang mana nih? Cewek ribet ya Bun. Kalau mau pergi pasti bingung sama baju apa yang mau dipakek, padahal banyak tapi kok serasa gak punya baju sih" omelnya.
Liana menghembuskan nafasnya, lalu tersenyum ke arah Caca "udah kamu pakek yang ini" Liana menunjukan baju kaos hijau army berlengan pendek dan celana blue jeans.
Caca tersenyum, "wahh,,, bener nih simple Bun,,, ini setelan yang Caca cari, hehe. Padahal gampang nih carinya kok sesusah itu ya?," ucapnya.
"Hmm,, dipikiran kamu pasti kamu gak cocok kan kalau pakek baju yang dipilih terus mending milih yang lain karena gak pd. Kamu jadi milih beberapa baju yang lain yang belum tentu cocok kan?, padahal belum tentu juga sama pemikiran orang. Ketika mereka liat kamu pake baju ini cocok atau gak nya, bisa jadi kata kamu gak cocok tapi kata orang kamu cocok."
Caca malah terkekeh.
"Udah ah,, Bunda mau kebawah dulu,, sebelum pergi kamu ke kamar Bunda ya, Bunda mau kasih sesuatu sama Bunda Resti dan orang yang lainnya disana."
"Iya Bun" Liana pun beranjak pergi dari kamarnya.
🌸🌸🌸
"Gimana hasil nya Ky?" Fulky menoleh, ia memberikan catatan dan menjelaskan beberapa perhitungan dari hasil baksos yang ia dapati bersama tim nya.
Sebelumnya Rifan dan kawan - kawannya merencanakan sebuah kegiatan baksos untuk anak - anak SLB beberapa minggu yang lalu, mereka memutuskan untuk menjual dan mengumpulkan beberapa pakaian atau benda yang sudah tidak lagi dipakai namun kualitasnya masih bagus dan layak dipakai.
KAMU SEDANG MEMBACA
NATASYA (sudah selesai-revisi)
Ficção AdolescenteUntuk Pembaca Harap Bijak!! Follow dan Votte,, Menulis bukan perihal yang gampang!. Hari yang dilewati Natasya begitu Sulit, bukan hanya tentang dirinya yang mengejar cinta Rifan. Masalalu yang sudah dilupakan sekarang harus kembali mengusik kehidup...