33. Benar Kembali

3.1K 125 0
                                    

"RIFANN!!!" Teriak seseorang dilorong koridor sekolah, Rifan terus saja berjalan tidak perlu melihat ia pasti sudah tau dan sangat hafal suara seseorang itu.

"Hai Rifan" ucapnya saat setelah dirinya berjalan bersisilaan dan menampilkan cengiran gigi manja nya.

"Najis, pingin nabok anjis" umpat seseorang yang baru saja datang.

"Dihh,, sewot banget si!," tatap sinisnya "ehh Rifan sayang udah sembuh" ucapnya lagi sambil menepuk - nepuk lengan Rifan.

"Alay tau gak! jijay!" Ucap orang satunya lagi.

"Kenapa sih kalian? Gue tuh kangen tau sama Rifan" ucapnya.

"Ya tapi jangan selebay itu kali!" Ucap teman satu nya lagi.

"Aing lagi nurutan gaya bahasanya si Caca siapa tau Rifan kangen."

"Yang ada Rifan ngeliat lo jijik!, kalau Caca sih imut ngomong kek gitu!. Lah,, kalau lo?. Amit - amit anjing!," Ucapnya sambil menyisir rambut menggunakan tangannya kebelakang setelah melihat gadis yang tengah berjalan melawan arah dengannya.

"Ehh,, bebeb Indy" Indy hanya melirik sinis, ia berjalan kembali namun dicekal oleh Krisna.

"Mau kemana si?" Indy menepis lengannya.

"Ish!,, gue buru - buru! Mau ke pos satpam Caca nitipin surat dia ijin."

"Lohh emangnya ijin kemana?" Tanya Taufik.

"Mana gue tau!" Ucapnya setelah itu pergi meninggalkan mereka semua.

"Cewek lo kemana bos?" Tanya Fulky sedangkan yang di tanya malah mengedikkan bahu.

"Tuh pas banget kan sapaan pagi gue yang pura - pura jadi Caca buat lo bos" ucap Nendi, Rifan melirik sahabat nya datar lalu langsung menjitak kepala dan berlalu untuk pergi ke kelas.

"Jitakan mampos tuh njing! Sarapan pagi" ucap Krisna, mereka semua terkekeh dan berlarian masuk ke dalam kelas.

"Bangsat lo semua."

🌸🌸🌸

Saat ini Rifan tengah berdiri di samping pohon mangga besar depan lab kimia, ia sedari tadi mengotak - ngatik ponselnya.

"Ckk!."

Beberapa kali ia menghubungi seseorang disana namun sama tidak ada jawaban sama sekali.

"Halo."

Telepon ke tiga akhirnya tersambung.

"Kemana?."

"Cie khawatir ya" kekehnya disebrang sana.

"Ck."

"Caca ke bogor, Aki Caca sakit! Hari ini dia di bolehin pulang sama dokter. Dia mau Caca yang jemput, nanti malem juga Caca pulang kok" jelasnya.

"Hmm" Rifan hanya berdehem setelah mendengar penjelasan dari Caca, ia pun menutup panggilan secara sepihak dan mematikan ponselnya.

Rifan berjalan menyusuri koridor menuju kantin menyusul sahabatnya dan anak buahnya yang sudah terlebih dahulu pergi kesana, namun berasa namanya di panggil Rifan pun menoleh ke belakang saat dirinya sudah mencapai tengah - tengah kantin.

Rifan menaikan satu alis "nih" ucapnya.

"Apa?" Tanya Rifan.

"Waktu gue ambil surat Caca, kata Pak Ise ada yang titip ini juga ke lo."

"Oh" Rifan hanya mengangguk - angguk dan menerima amplop coklat itu yang disodorkan Indy.

"INDY!" Teriak seseorang dipojokan sana membuat pemilik nama menoleh.

NATASYA (sudah selesai-revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang