75. Pernikahan

2.8K 130 11
                                    

Hallo sudah gak kerasa nih ya,, udh mau deket ke akhir 😊

Ngomong - ngomong terimakasih kalian yang udah berani muncul dan kasih semangat buat aku..

Yang udah Vote dan lain sebagainya

Buat kalian penyimak dalam diam.. hehe.. jangan lupa buat follow sama Votte nya 😊 nyari alur buat cerita baru itu gak gampang loh;).

Votte, Follow, juga respon kalian di komen aja itu udah jadi bayaran atau semangat aku buat terus ngembangin Natasya;) jujur aku capek dan pusing banget nyari alur nya. Tapi apa daya ini tanggung jawab aku supaya bisa nyenengin kalian🙃

Aku juga butuh pengertian;)...
Ini alasan aku sering banget lama update padahal Natasya itu cerita aku dari satu tahun yang lalu dan belum tamat sampe sekarang;)

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Gadis cantik itu tengah membenarkan riasannya didepan cermin, Caca tersenyum kegirangan saat baju kebaya itu cocok untuk ia kenakan.

Memang pilihan Bundanya tidak salah lagi.

Sedari tadi pemuda itu hanya diam menatap gadisnya tanpa ingin berkomentar apapun, rasanya komentarpun tidak akan mempengaruhi penampilan Caca hari ini. Karena Caca sangat cantik sekali, ia terpana dan hatinya memanas.

Rifan berjalan kearah Caca, seperti biasa apa yang dilakukan Rifan?. Tentunya memeluk Caca dari belakang mengigit dan menciumi leher putihnya, Rifan memeluk erat Caca dan menghirup bau wangi yang menjadi identitas gadisnya ini.

"Rifan lepas Caca sesak" keluh Caca namun Rifan tidak menjawab.

"Rifan jangan gitu dong, geli leher Caca sakit juga! kalau ada tandanya gimana? Diliat sama orang nanti" Rifan terkekeh dan  mengakhiri aksi nya. Namun, ia malah menyimpan dagunya di atas pundak Caca dan masih memeluk erat pinggangnya.

Sambil menatap wajah ayu Caca dipantulan cermin, Caca dibuat terkekeh karena Rifan sekarang memajukan bibirnya seperti anak kecil.

"Kenapa?."

"Harus nya sekarang kita,,," ucap Rifan menggantungkan kalimatnya.

"Gak papa" ucap Caca yang mengerti keinginan Rifan.

"Tapi aku mau nya sekarang."

"Kamu kaya anak kecil aja!."

"Ini harusnya hari kita."

"Rifannn,,," ucap Caca sembari menangkup kedua pipi Rifan dan menatapnya dalam.

"Natasya, seharusnya kita yang nikah kok malah Bang Adit duluan sih" rengek Rifan.

"Padahal kita yang duluan tunangan" ucap Rifan lagi.

"Ya bagus dong, bukan berarti yang gak tunangan gak boleh nikah duluan! Itu sih gimana kehendak Allah sama takdir yang udah dia kasih. Kita juga kan jadi gak ngelangkahin Bang Radit."

"Padahal semuanya udah setuju kalau kita nikah nya barengan, ya dasar si Bang Adit nya aja yang gak mau barengan sama kita!. Kalau aja hari ini kita nikah, pasti malam ini aku gak bakalan nyia - nyiain kesempatan," ucap Rifan tersenyum jail.

"Maksudnya?" Caca mengkerutkan keningnya.

"Gak bakalan nyia - nyiain kamu, aku langsung bawa kekamar kita bikin anak" ucap Rifan mampu membuat pipi Caca memanas.

"Awss,, kok dicubit sih yang!" Ucap Rifan mengusap pinggangnya yang nyeri akibat cubitan Caca.

"Masih lama juga, belum sah udah ngomongin anak!."

"Atau sekarang kita bikin aja Sya, mumpung dikamar berduaan. Biar nanti pas menikah kamu udah hamil, aku gak sabar" ya ampun Rifan ini kenapa.

Caca menjitak kepala Rifan dengan sisir dan mencubit nya kembali sebanyak tiga kali.

NATASYA (sudah selesai-revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang