51. Rampung

2.7K 103 23
                                    

Tidak ada hati yang tahan, bila hatimu bersamaku tapi seluruh jiwamu ada disisinya.

~~~~~~~~~~~~~~~

Ditaman dekat dengan air mancur kolam ikan, seorang gadis yang sedang duduk di atas kursi roda menjatuhkan pandangannya ke arah depan. Kosong, sepi, sunyi, sendirian. Itulah keadaan yang tengah ia rasakan, dulu dengan sekarang memang jauh berbeda.

Andai saja waktu bisa diputar kembali, mencegah semuanya dan merubah nasib yang ada, namun tidak bisa. Ia bukan tuhan, ia hanya bisa menjalani perannya sebagai seorang tokoh dan tuhan sebagai sutradaranya.

"Hai,," sapa seseorang dari sebelah kanannya.

Ia tidak menoleh, tapi ia sangat hafal dengan suara itu. Suara seseorang yang paling ia sayangi dan paling ia rindui, kemana saja orang itu selama ini?.

Rifan.

Mungkin hanya dia yang merindui sedangkan orang itu tidak, atau Rifan sekarang sudah lupa pada dirinya karena sekarang sudah ada orang lain yang merebut semua kasih sayang darinya.

"Gimana kabar lo?" tanya Rifan yang berdiri disebelahnya sambil membungkuk melihat mata gadis itu.

Gadis itu menyunggingkan senyum, ada kepedihan dan kesedihan didalam sana.

"Tampa lo gue baik."

"Lo marah sama gue?."

"Menurut lo?" Gadis itu mendongkak ke arah Rifan yang sedang berdiri di sisinya.

"Maafin gue,, tapi gu-."

"Udah lah,, lagian kita udah gak ada hubungan apa - apa."

"Jangan gitu,, lo itu tetep-" ucapannya tepotong lagi.

"Udah lah,, gue capek mau masuk, mau istirahat medingan lo pergi aja tinggalin gue sendirian."

Gadis itu menggerakan kursi rodanya ingin cepat meninggalkan Rifan, namun apa daya dirinya sekarang yang tengah lemah pasti akan kalah oleh tenaga Rifan yang cukup kuat. Rifan menceggah dan menghalangi dirinya, gadis itu pun mendengus kesal.

"Tania,, Ini gue abang lo."

"Lo bukan abang gue!."

"Tann,, plis gue sayang sama lo."

Tania mulai menjatuhkan air matanya, sungguh kabar ini sangat mengejutkan.

Memang sejak awal Tania tidak percaya bahwa dirinya dengan Rifan bukan saudara kandung apalagi dia bukan anak dari Rega, dia sempat menguping pembicaraan mamah nya ditelepon dengan seseorang.

Ternyata semua ini benar, ini bukan mimpi. Dan Tania tidak salah dengar, Tania terus saja mengalirkan air matanya yang menetes.

"Jangan nangis."

"Mamah udah jahat sama gue bang!, dia udah bohongin gue."

"Bukan lo aja!" Jedanya "tapi kita semua."

"Terus kita gimana?, mamah bilang dia bakalan bawa gue ke jakarta sama papah kandung gue."

"Kalau lo harus pindah pun, gue pasti bakal jenguk lo kok jakarta gak jauh Tan."

"Tapi gue pingin sama lo sama papah Rega disini, Tante Sarah juga nyuruh gue buat tinggal sama kalian."

"Oke kalau gitu,, gue bakalan obrolin ini sama mereka semua."

Tania pun tersenyum lebar dan menghamburkan pelukannya dengan senang hati Rifan menyambutnya dengan hangat sebagai seorang kakak.

"Bang,, gimana? Lo udah punya cewek?" Tanya nya, memang sebelum insiden itu terjadi. Tania sama sekali belum mengenal Natasya, tapi ia sering mendengar ejekan yang diperuntukan oleh Rifan dan nama Natasya yang sering sekali disebutkan oleh sahabat Rifan.

NATASYA (sudah selesai-revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang