52. Radit Kembali

2.7K 109 8
                                    

Maaf aku terlalu rapuh
~~~~~~~~~~~~~~~

Dibawah langit sore diatas bumi, ia pijakkan kaki dilantai balkon kamar yang mengarahkan pandangannya ketaman belakang rumah.

Dari atas sana terlihat beberapa rumah dari blok ke blok lainya, Caca termenung.

Seperti biasa ia merenungkan semua beban dan fikirannya yang akhir - akhir ini membuatnya pusing, kenapa ini sangat mengganggu fikirannya dan membuatnya merasakan sakit di hati.

Wajar memang seseorang patah hati karena cinta?.

"Sya plise jangan tinggalin gue, gue butuh tempat sandaran dan itu lo."

Kalimat itu terlintas begitu saja, masalalu memanglah jahat.

Memori ingatan di otaknya memang kejam, kenapa lagi - lagi Caca harus mengingat itu.

"Gue gak pernah ninggalin lo Fan, tapi lo yang ninggalin gue sendirian" ucapnya lirih.

"Tenang ada gue kok Dek!" Ucap orang didepan pintu balkonnya.

Caca berbalik dan tersenyum getir melihat kakak kandungnya sekarang sudah ada didekatnya lagi, Radit berjalan menemui Caca.

Sampai dihadapan Caca, Radit mengelus puncak kepala adik satu - satunya dengan lembut.

"Makan yuk, Ibu sama Ayah udah nungguin dibawah" ucap Radit dengan lembut.

"Caca nanti kebawah" Jawabnya, Radit hanya bisa pasrah melihat sang adik.

"Kalau gitu kita tunggu, jangan lama gue udah lapar" Caca mengangguk dan membiarkan Kakaknya itu pergi.

Setelah kepergian Radit, Caca teringat akan hal sesuatu.

Ia pergi kedalam kamar dan membuka laci meja kamarnya, ditemukannya kotak bewarna merah muda.

Ia buka, dan ia keluarkan sepucuk surat yang waktu itu didapatkannya dari seseorang yang amat ia cintai.

Rifan,,,

Caca bergerak untuk membuka amplop, namun lagi - lagi ingatannya kembali.

Ada seseorang yang memeluk pinggangnya dari belakang, pelukan itu sangat lembut dan nyaman.

"Bilang I love you, terus bilang sayang sama aku dulu. Setelah itu kamu boleh baca suratnya," bisik Rifan dengan lembut ditelinganya dan disela - sela ia menyelusupkan kepalanya dileher jenjang milik Caca.

Caca terkekeh dan membalikan badan menatap dan menangkup kedua pipi Rifan, sedangkan tangan Rifan masih setia memeluk pinggangnya.

"I love you" ucap Caca.

"I love you to" jawab Rifan.

Keduanya terkekeh.

Caca menggeleng dan menghapus ingatannya, ia kembali menggerakan tangannya membuka surat itu.

Natasya Jena Pratiwi.

Nama yang indah, nama yang sering ku ucapkan dengan sepenuh hati aku menyayangimu.

NATASYA (sudah selesai-revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang