47. Suka Duka Cita

2.5K 100 1
                                    


Buat apa hubungan ini ada tapi salah satu dari kita terikat hubungan yang lain?

-Natasya Jena Pratiwi

~~~~~~~~~~~~~~~

Dibawah payung teduh bewarna gelap, Caca terus saja memeluk dan memberi kekuatan kepadanya.

Didepan dua gundukan saling bersebelahan yang sudah ditaburi bunga dan tertancap batu nisan bertuliskan nama keduanya yang membuat dirinya jatuh, terkulai lemas tidak berdaya, dan tak percaya orang yang amat disayanginya pergi secara tiba - tiba.

Memang rezeki, jodo, dan takdir maut sudah ditentukan oleh sang mahakuasa di atas sana.

Tepatnya, sekarang. Caca bersama rekannya dan yang lain sedang menghadiri acara pemakaman. Pemakaman sudah dilaksanakan saat 58 menit yang lalu, hampir satu jam Caca disana.

"Lo harus kuat, lo harus ikhlasin semuanya."

Dia menggeleng sambil terus memeluk batu nisan itu, "gak!,,, ini terlalu cepat bagi gue."

"Semuanya sudah terjadi, lo harus ikhlas" Ucap Caca dengan lembut.

"Tapi kan kak!,,"

"Dek,, ayo pulang" ucap Taufik.

"Gak mau Bang!,, gue mau sama Ayah sama Bunda disini Bang upik duluan aja."

"Lo gak boleh gitu Syl,, lo harus istirahat. Ikhlasin! Gue bilang ikhlasin, lo gak mau liat mereka sedih diatas sana karena liat lo sedih disini?."

Syla menggeleng lesu, "Syl,," panggil seseorang dan membuat semuanya menoleh ke arahnya.

Kedua mata Syla sangat pedih, rasa nya ia ingin berteriak dan berlari sekencang mungkin. Sekarang ia sedang memikirkan hal apa yang harus dia lalukan untuk terbangun dari semua kejadian ini, namun sayang!. Ini bukan lah mimpi!, tapi ini kenyataan.

Setelah itu Syla bisa tenang karena adanya Sandy, setela beberapa lama dibujuk akhirnya Syla luluh. Mereka pergi dari pemakaman, menyisakan Natasya dan Rifan dibelakang.

"Sya,,," panggil Rifan dengan nada sendu.

Natasya menoleh ia hanya menaikan satu alisnya.

"Makasi kamu udah perhatian sama keluarga sahabat aku" ucapnya lagi.

"Hmm,, Syla udah gue anggap adik kok."

"Emm,, ok,, tapi kok kamu jadi gue-lo?" Tanya Rifan dengan canggung.

"Berapa lama kemaren kita pacaran dan lo?, baru aja kemarin manggil aku-kamu harusnya lo sadar diri dari dulu."

"Kok kamu gini sih Sya?" Rifan memberhentikan langkahnya dan menutup jalan Caca otomatis mereka sekarang tengah berhadapan.

Caca menatap Rifan dengan sendu "lo lupa kalau kita udah putus?."

Rifan terkejut, beberapa detik ia menggeleng "tapi aku gak pernah terima putus dari kamu."

"Tapi gue anggap hubungan kita berakhir sampe disini, lagian siapa sih yang mau pacaran sama orang yang udah dijodohin."

Caca melangkah ingin pergi namun lengan nya dicekal oleh Rifan, "aku kan udah bilang kita hadepin sama - sama untuk masalah dalam hubungan kita Sya. Kamu gak boleh gini!," Kekeh Rifan.

"Ucapan mamah kamu dan kamu yang udah setuju sama semua persyaratan kemaren malem itu buat aku kaget banget dengernya dan tentu aku kecewa sedikit sakit sampe nusuk hati aku."

"Tapi aku bener - bener gak tau Sya, plis kasih aku waktu buat merjuangin hubungan kita."

"Buat apa hubungan ini ada tapi salah satu dari kita terikat hubungan yang lain?" Ucap Caca dengan pilu.

NATASYA (sudah selesai-revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang