45. Malam Penuh Teka - Teki

2.5K 110 2
                                    

Tepat dijam 18.30 seperti janjinya, Rifan akan datang menjeput Caca.

Entah kemana Rifan akan membawa Caca malam ini, sedari tadi Caca terus memikirkannya.

Tumben sekali sejak beberapa lama mereka tidak bersama akhirnya Rifan mengajaknya untuk jalan keluar, apakah ada sesuatu hal yang harus dibicarakan atau Rifan sebenarnya sedang merencanakan sebuah kejutan untuk Caca? Caca sungguh penasaran.

"Sayang,," panggil panggil Bunda nya dari luar.

"Iya Bun?" Caca membukakan pintu kamarnya, ia keluar dengan penampilan yang sudah rapih.

"Cantik sekali anak Bunda teh, Bunda jadi pengen muda lagi."

Caca tersenyum malu, "sekarang Bunda kan udah bebas kapan aja jalan sama Ayah."

"Iya lah kan udah halal" merekapun terkekeh.

"Yuk turun, Rifan udah nungguin dibawah."

"Iya Bun."

🌸🌸🌸

Dari awal mereka berangkat sampai sekarang keadaan hening masih saja menyelimuti keduanya, Caca kadang melirik sebentar ke kaca spion tengah yang ada di dalam mobil, kadang memalingkan wajah melihat keluar jendela, sungguh Caca tidak tahan dengan keadaan hening ini.

Keadaan ini mungkin sudah jadi keterbiasaan bagi Rifan tapi untuk Caca? tidak!, dulu Caca akan terus saja berceloteh itu dan ini tapi sekarang rasanya sangat canggung.

"Fan" Caca pun memutuskan keheningan dan memanggil namanya.

"Hmm" Rifan hanya bergumam.

"Kita mau kemana?."

Rifan hanya mengangkat bahunya dan terus fokus ke jalanan, sungguh.

Ini membuat Caca sangat kesal, Rifan menjadi Rifan yang dulu.

"Kita balik aja deh, Caca sakit perut" ucapnya berbohong.

Rifan pun menepikan mobilnya dipinggir jalan, ia menoleh ke arah Caca dan tangan kirinya memegang tangan kanan Caca yang sedang mengelus perutnya.

"Kenapa?," jedanya "PMS?."

Caca terkejut, bagaimana bisa Rifan menanyakan hal seperti itu?. Tapi mungkin rasanya sangat wajar pemikiran seorang lelaki pada gadis nya bila disinggung dengan kata identik itu.

"Aahhh,, enggak ini Caca pusing" Tangannya pun beralih memegang kepalanya.

Rifan menghela nafasnya gusar dan menarik tangannya lalu menatap Caca datar.

"Udah jangan banyak acting, aku mau ajak kamu ke rumah sakit."

'Aku, kamu? Sejak kapan' batin Caca.

Caca hanya mengangguk, "ohh kirain kemana."

"Tapi sebelumnya aku mau ajak kamu ke tempat yang lain" ucapnya lagi, sambil menjalankan mobilnya kembali.

"Oke."

🌸🌸🌸

"Ehh,, bagi dong cococip nya sini gue juga mau" Nendi menarik - narik kerah baju kaos milik Krisna.

NATASYA (sudah selesai-revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang