17. Radit Tau dan Rifan Marah

3.6K 157 0
                                    

Selama satu minggu ini Caca tidak diperbolehkan masuk sekolah oleh kedua orang tuanya setelah kepulangannya dari rumah sakit, Caca diminta untuk istirahat dan akan masuk kembali pada hari senin besok.

"Dek" panggil Radit saat memasuki kamar didominasi oleh warna ungu itu.

"Makan dulu yuk" ajaknya ia sedang memangku sebuah nampan yang ditaruh sup ayam dan satu gelas air putih, ia meletakan air putih itu di meja kecil dekat dengan ranjang Caca.

"Duhh Kak, gak usah segitunya kali gue cuma kebentur doang gak sampe geger otak" ucapnya.

"Ngomong lo di jaga!, ucapan itu do'a. Gue perhatian sama lo, ini rasa sayang Kakak sama adeknya! Tau gini gak usah gue ribet buat urusin lo."

"Ihh,, kok ngambek sih" cemberut Caca.

"Ternyata kasih sayang lo sama gue udah dibagi dua sama si Rifan" celetuk nya sambil mengaduk sup ayam yang masih panas itu.

"Apa sih Bang!" Sergah Caca, "Gue mau makan sini!" Caca pun menyuapi dirinya sendiri.

"Hubungan lo sama si Es gimana?lo udah jadian ya?" Tanya Radit tiba - tiba.

Uhukkk,,,Uhukkk,,,Uhukkk,,,

Caca terbatuk, "pelan - pelan dong Dek! Gak usah tegang gitu!. Jangan malu sama gue, gue restuin kok."

"Apaan sih Bang!, gak gimana - gimana kok B aja."

"Halah bohong lo! Gue tau dari barudak di warung!, ohh iya. Kenapa lo bisa masuk rumah sakit?, padahal lo bilang kan cuma jatuh aja di kelas dan kegores ujung meja."

"Iya,, emm kan" Caca kehabisan kata - kata untuk menjawab, "gak tau ah pusing kepala gue tuh nyud - nyuddan tau!."

"Iya deh, gue keluar dulu" ucapnya sambil memikirkan sesuatu.

Caca hanya menganggukan kepala.

🌸🌸🌸

Tidak ada kalimat yang keluar sedari tadi dari mulut Rifan, cowok itu hanya diam melamun dengan tatapan yang tajam dan rahang yang mengeras.

Tidak ada yang berani menanyakan atau sekedar ingin bertanya dan bergurau, semuanya pun terlibat aksi saling diam dan bungkam.

"Kebetulan kalian semua pada kumpul!, mana ketua geng kalian itu" ucapnya sambil berjalan memasuki warung.

"Eh Bang" sahut Taufik sambil menjabat tangan dan bertos ria, namun tatapan orang itu sekarang terlihat sangat dingin saat bersalaman dengan teman - teman karibnya.

"Ada apa Bang?" Tanya Rifan yang dicari orang itu.

"Lo tau Caca kenapa?" Tanya Radit to the point.

"Dia jatuh di kelas" jawabnya, yang lain hanya diam mendengarkan dan memperhatikan.

"Gak mungkin luka nya separah itu kalau cuma kegores ujung meja, gue dulu juga ngerasain bangku sekolah. Bagian ujung meja kelas gak seruncing itu, masih bisa di bilang tumpul kecuali ada paku yang nonjol di mejanya! itu bisa masuk akal."

"Tapi kata dokter itu gak parah banget Bang" sahut Krisna.

"Gak parah gimana? Orang gue liat kening nya sobek walau sedikit sama ada luka memar nya."

"Kan kebentur meja Bang keningnya bisa memar" kata Fulky.

"Kalau cuma kebentur dan kegores dikit kenapa sampe bisa masuk rumah sakit? bisa kan kalau dibersihin luka nya di UKS, lo Fan!. Lo sering banget berantem parah sampe bonyok dan luka tapi tetep kan lo di bawa ke UKS?, gue gak percaya sama jawaban kalian pasti ada yang disembunyiin."

NATASYA (sudah selesai-revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang