Sore ini Rifan memutuskan untuk pergi mengunjungi Ayah dan Adiknya di rumah sakit, sudah beberapa hari ia tidak kesana rasanya sangat cemas dan gampang merindui orang yang amat ia sayang.
Sekarang Rifan sudah berada dilorong rumah sakit, menelusuri setiap ruangan kamar dan tidak tinggal diam ia langsung saja masuk keruangan dimana adiknya terbaring.
"Dek" panggilnya dengan lesu namun, didalam pandangannya. Ia menyimpan banyak sekali sejuta harapan kepada adiknya ini, berharap Tania bisa terbangun dari komanya.
"Kapan lo bangun?," jedanya "gue kangen banget" ucapnya.
Hembusan nafas gusar terdengar begitu saja, kapan?. Kapan adiknya ini akan menuruti perintahnya agar segera bangun?, rasanya percuma. Karena, adiknya ini selalu membantah ucapannya.
"Gue kesepian," jedanya lagi "biasanya kalau gue belum pulang lo sering banget nungguin gue di ruang keluarga sampe gue pulang tapi sekarang gak."
"Papah sekarang lagi sakit dek, sama kayak lo dia lagi istirahat di atas kasur rumah sakit."
"Kalo mamah" jedanya, tanpa ia sadari Rifan sudah mengepalkan kedua tangannya yang ia simpan di atas kasur rumah sakit milik Tania.
"Mamah lo mungkin sekarang lagi berduaan sama cowok itu, iyaa,, sama Papah kandung lo!. Walau pun kita gak ada darah tapi lo tetap adik gue!, lo gak boleh pergi Tania gue sayang sama lo."
Rifan beranjak dari duduk dan merapikan rambut panjang milik Tania, "lo harus sembuh."
Setelah mengatakan itu Rifan terdiam sejenak dan memperhatikan Tania yang terbaring lemah, tidak lama ia pergi dari ruangan dan masuk kembali keruangan yang lain.
🌸🌸🌸
"Tumben si Bos gak kesini" ucap Krisna yang sedari tadi sedang memetik senar gitar milik Sandy.
"Bang Rifan tadi Wa gue dia mau ke Rs dulu abis itu kesini" jawab Adriyan.
"Ooo" ucap Taufik sambil mengangguk - anggukkan kepalanya.
"Akhir - akhir ini banyak banget masalah yang bikin kita capek gak jelas" kata Nendi yang baru saja meletakan satu gelas teh hangatnya di atas meja.
"Bukan masalah kita tapi masalah si bos kali" sahut Fulky.
"Masalah bos masalah kita juga lah, dia kan sahabat kita!" Ujar Taufik.
"Rifan kayak biasanya kali!! Dia gak mau kita ikut campur masalahnya, tapi sihh,,, sekarang dia jadi agak berubah."
"Berubah gimana maksudnya?" Tanya Krisna.
"Lo gak ngerasain?, Rifan itu sekarang banyak ngelamun dan jarang banget respon kita. Dari waktu si Caca nemuin Rifan di atap sekolah malah!, Kita sih tau dia itu dingin. Tapi, seenggak nya dia suka nyaut omongan kita kan" ujar Fulky.
"Ada masalah lain mungkin, kalau gak sama Caca pasti sama keluarganya lagi" jelas Nendi.
"Rifan emang dingin, dia jarang banget cerita masalahnya jadi kita gak tau deh, tapi,,, sebisa mungkin kita harus tau sama masalah yang dia hadepin siapa tau kita bisa bantu" ucap Taufik.
🌸🌸🌸
Rian terus saja mendorong anak pemuda laki - laki itu agar mejauh dari pintu rumahnya dan segera pergi dari halaman rumahnya, kalau perlu ia harus menghilang dari lingkungan keluarganya.
"Dasar anak brengsek gak tau di untung!, indit kaditu siah!" Dengan intonasi yang tinggi dan suara beratnya Rian membangun pertahanan untuk anak pemuda ini supaya ia tidak nekat masuk kedalam rumahnya.
"Om saya pingin ketemu Natasya om!, kalau udah ketemu saya janji saya akan pergi."
"Kamu tidak dengar?, dari tadi saya teh udah bilang sama kamu!. Saya gak ijinin kamu ketemu anak saya!, nanti anak saya akan celaka kalau dia deket sama kamu!."
"Justru sebaliknya om!, kalau om gak ijinin saya ketemu sama Natasya saya bakal celakain dia nanti" bantah nya dengan nada tinggi.
"Kurang ajar sekali kamu!, kamu ini siapa hah? Berani mengancam saya!."
"Makannya om, om biarin saya ketemu Natasya!" Ucapnya lagi.
"Gak!," teriaknya "pergi kamu!."
"Ayah!" Panggil Radit dari dalam.
Radit memandang pemuda itu dengan penuh amarah.
"Ngapain lo bangsat" satu tinjuan mendarat dengan mulus di sebelah pipi kanannya.
"Setelah apa yang lo lakuin sama adik gue lo beraninya datang kesini!" Teriak Radit.
"Radit sudah, kamu jangan memperkeruh suasana" lerai Liana.
"Gue cuma mau ketemu Natasya!" Ucap Aksal, iya pria itu adalah Aksal.
"Gak!, gue gak mau dia deket lagi sama lo!."
"Sudah!, lebih baik kamu pergi!."
"Oke gak papa kali ini saya gagal ketemu anak om, tapi nanti diluar rumah ini saya bakal paksa dia buat bicara sama saya."
"Mau ngapain bangsat!, jangan coba - coba lo!."
"Sudah Radit!, udah! Ayo Yah!. Ayah juga masuk aja!, sudah sana kamu pergi!."
"Dengerin saya!, saya akan kasih kamu pelajaran biar kamu kapok!" Ancam Rian sambil menunjuk wajah Aksal yang sudah merah padam karena emosi!.
Rian, Liana, dan Radit masuk kedalam rumah dan menutup pintu rumah nya, tidak lupa sebelum masuk Rian menyuruh satpam yang sedari tadi menceggah aksi Aksal yang brutal meminta masuk kedalam menemui Caca untuk mengusir dirinya.
"Kalau gue emang gak bisa dapetin lo lagi, awas aja!, liat aksi gue selanjut nya Sya!" gumam aksal sebelum pergi mengendarai motornya.
🌸🌸🌸
Satu kali lagi Rifan harus berjalan menghampiri pasien rumah sakit yang terbaring diatas kasur sana, dengan pelan ia menepuk halus lengan pria paruh baya.
Pria itu membuka mata dan mengerjap menyesuaikan cahaya ruangan sebelum ia menatap wajah tampan anaknya.
"Fan" panggilnya.
"Gimana kabar papah?."
Rega tersenyum, "papah baik nak!."
"Dokter, bilang 2 hari lagi papah boleh pulang kerumah."
"Syukur, operasi minggu lalu berjalan dengan lancar."
"Tapi papah harus istirahat!, papah gak boleh kecapean soalnya."
Rega hanya tersenyum dan mengangguk "Kamu,, habis dari ruangan Tania?."
Rifan mengangguk "iya Pah."
Rega tersenyum kembali "gimana kabar dia?."
"Masih sama pah!."
"Kamu yang sabar, pasti semua ini bakal kita lewati bersama."
"Tapi kalau nanti Tania sembuh, dia gak bakal tinggalin kita kan Pah?."
"Berdoa aja supaya dia gak-," ucapan Rega terpotong karena kehadiran seseorang.
"Permisi,,."
"Lo?,, ngapain disini!."
Maaaff yaaa up nya lama wkwk
Soalnya aku lagi sibuk buat urusin urusan kuliahh nihh wkwkw... sebentar lagi mau ospek wkwk dan jadi maba.. hihiMaaf baru up sedikit..
Ditunggu part berikutnya ya insya Allah Up nya cepet ❤️
See yuuu
KAMU SEDANG MEMBACA
NATASYA (sudah selesai-revisi)
Teen FictionUntuk Pembaca Harap Bijak!! Follow dan Votte,, Menulis bukan perihal yang gampang!. Hari yang dilewati Natasya begitu Sulit, bukan hanya tentang dirinya yang mengejar cinta Rifan. Masalalu yang sudah dilupakan sekarang harus kembali mengusik kehidup...