Mia Summers POVKetika aku membuka mata kudapati diriku bergelung di atas ranjang bersprei putih dengan selimut wol berserakan di sekeliling tubuhku serta cahaya terang yang datang dari atas kepala.
Aku mengerjap lalu mengalihkan pandangan dari sinar lampu yang menyilaukan itu, sambil mengerutkan kening melihat sekelilingku.Perlahan kesadaran mulai meresap di benakku dan hal terakhir yang ada dalam ingatanku kini mulai terbayang kembali.
Aku mengerang pelan.Astaga, memalukan sekali, bisa-bisanya aku tertidur di sini.
Sambil menggerutu aku mengangkat tubuhku dari ranjang lalu beringsut duduk.
Kurapikan rambut cepat-cepat dengan kedua tangan sambil terus mengomel dalam hati.Hal terakhir yang kuingat adalah kami duduk bersama mendengarkan musiknya lalu... aku pasti jatuh tertidur setelahnya.
Kuhentikan gerakan tanganku setelah menyadari bahwa Jason tidak terlihat di manapun.
Tak ada suara, sunyi, aku sendirian."Jason?" panggilku.
Aku mengayunkan kaki turun dari ranjang seraya bertumpu pada tepiannya.Tidak ada jawaban.
Aku membereskan kembali player-nya dan meletakkannya di atas nakas.
Aku membentangkan selimutnya lalu mulai merapikannya dan samar-samar aroma familier merasuk di hidungku saat aku melakukannya.
Aroma-nya...Wajahku memanas dan aku buru-buru menggeleng untuk menepiskannya.
Aku memanggil lagi, tapi tetap tak ada sahutan.
Kuraih tasku dan mengambil ponsel dari dalamnya lalu mulai menghubungi nomornya.
Hatiku mencelos begitu sayup-sayup kudengar bunyi dering ponsel datang dari laci nakas.Aku segera membukanya dan mendapati ponsel Jason tergeletak di dalam laci itu.
Kemana dia tanpa ponselnya?
Aku mengedarkan pandangan dan mataku tertumbuk pada pakaian pasien yang terlipat rapi yang di letakkan di atas sofa di seberang ranjang.
Rasa panik mulai melandaku.
Dia pergi, dari rumah sakit. Tapi kemana?
Apa yang terjadi?Saat berbagai pikiran yang berkecamuk di benakku semakin liar, aku mendengar suara langkah kaki lalu pintu yang di buka perlahan.
************
Jason POV
Saat aku kembali ke kamarku kulihat Mia berdiri di tengah ruangan.
Bahunya kaku, sikapnya waspada, seolah penuh antisipasi.
Namun saat ia memutar tubuhnya dan melihatku masuk, tampak secercah kelegaan terpancar di wajahnya."Kau sudah bangun," kataku ringan sambil melepaskan mantel lalu meletakkannya di gantungan yang ada di dekat pintu.
Dari sudut mataku, kulihat ia mulai berjalan menghampiriku.Berusaha untuk terlihat tak peduli, aku melangkah menjauhinya.
Kuluruskan kerah serta ujung lengan sweater-ku seraya berjalan ke arah sofa lalu menghempaskan diri ke atasnya.Aku menopang kepalaku dengan sebelah tangan yang bertumpu pada bantalan sofa sambil memandanginya lalu menyunggingkan senyum malas padanya.
"Kau terlihat lebih segar sekarang, apa tempat tidurnya nyaman?"Kini dia terlihat kesal. Atau malu.
Atau keduanya-entahlah."Kenapa kau pergi dari rumah sakit?" tuntutnya, mengabaikan komentarku.
"Dokter jelas-jelas mengatakan kau harus,""...Cheeseburger," aku memotongnya.
"Aku bosan, jadi kuputuskan untuk keluar sebentar dan membelinya." aku mengedikkan bahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Night and A Day # The Begining (Completed)
RomanceJason Marshall punya segalanya yang diinginkan oleh semua orang. Uang, ketenaran, karir yang cemerlang serta penampilan yang sanggup membuat semua wanita bertekuk lutut padanya. Tapi sebuah skandal yang terjadi, memaksanya pindah ke New York, demi...