Episode 62

709 75 42
                                    

Jason POV

Aku melihat keluar jendela mobil, mengamati pemandangan yang melesat, kilasan warna cokelat gelap berupa gedung-gedung tinggi, serta jalanan berlapis batu, dan pusat kota yang dipenuhi oleh restoran modern.

Kami akhirnya sampai di Tribeca, setelah berkendara selama lebih dari enam jam.

Semalam ketika kami sampai di sebuah pangkalan udara pribadi sekitar seratus mil dari Manhattan, Phillip memecah tim-nya.

Abbel dan aku meneruskan perjalanan ke Tribeca, di mana interpol telah mempersiapkan sebuah properti sebagai tempatku bersembunyi, selama Antonio dan beberapa anggota kartel yang tersisa masih belum tertangkap.

Sementara Philip dan yang lainnya pergi menutup akses keluar state melalui semua jalur untuk mencegah mereka melarikan diri.

Setelah kabar tentang kematianku mulai mencuat, dan file berisi transaksi ilegal itu terekspos dalam data base kepolisian, komplotan Antonio tiba-tiba menghilang dari radar interpol.

Kini mereka dicurigai telah memisahkan diri satu dengan yang lain untuk menutupi jejak.
Itu menjadikan semuanya lebih rumit karena polisi harus menyisir semua wilayah yang masuk dalam daftar pencarian.

Ini adalah hari kedua sejak 'jenazahku' ditemukan, dan dibawa kembali ke New York.

Menurut berita yang telah bergaung di seantero New York dalam dua hari terakhir ini, keluargaku akan menggelar upacara 'pemakamanku' di Green Wood, hari ini.

Ini bukan hal yang mudah bagiku untuk membayangkan, bahwa aku sudah berbohong kepada orang-orang yang kusayangi, dengan membiarkan mereka percaya bahwa aku telah tewas dalam kecelakaan.
Meninggalkan rasa dukacita bagi mereka serta banyak pertanyaan.

Meskipun Phillip pernah mengatakan, saat ini lebih baik bagi keluargaku bila tanpa aku.
Tapi aku tak sepenuhnya setuju dengannya.

Hanya saja aku tidak punya pilihan lain.

Antonio sudah tahu aku terlibat, dan itu mengubah segalanya.

Jika dia tak bisa mendapatkanku, maka ia akan mendatangi orang-orang yang kusayangi.
Aku lebih tak menginginkan jika hal itu sampai terjadi, dibanding apapun juga.

Tapi jika dia mengira aku telah tewas, maka tak ada lagi alasan baginya untuk membahayakan keluargaku, dan Mia.

Bunyi volume saluran tv yang mendadak dibesarkan menarik pikiranku kembali.
Aku melirik Abbel yang sedang mengemudi di sebelahku, dan mendapati ia tengah mengutak-atik channel tv digital yang terpasang di dashboard.

Dia berhenti mencari ketika menemukan salah satu saluran tv populer.
Dan mereka sedang menyiarkan acara yang paling tak ingin kutonton saat ini.

"Lihat, ada liputan prosesi pemakamanmu, keren, mereka bahkan memberinya tema," celetuk Abbel sembari mengedikkan kepalanya kearah layar tv.
Ada nada humor dalam suaranya.

"Itu seperti sponsor tak resmi bagi mereka, sebuah berita besar." aku berkata sambil mengulurkan tanganku lalu mengganti saluran tv itu.
"Kau akan lebih terkejut bila mengetahui betapa berita seperti ini sangat menguntungkan mereka secara komersial,"

"Kau kedengarannya sinis sekali." gumamnya tanpa melihatku.

Dia membelokkan kemudi mobilnya, kini kami memasuki kawasan pemukiman yang lebih sepi, bangunan tinggi serta kendaraan yang melintas makin sedikit, dan jalan-jalannya menjadi lebih sempit.
Kebanyakan hanya ada gedung militer terbengkalai serta bangunan tua yang tembok batu batanya berwarna merah kecoklatan karena pantulan cahaya matahari.

Night and A Day # The Begining (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang