Episode 30

1.8K 80 62
                                    


"... Shane Burke, dia terlibat hutang serius karena judi dan juga obat-obatan,"

"Lalu saat mereka mendatanginya untuk menagih uangnya, Shane bilang kalau dia bisa menghubungimu dan bahwa kau, atau kakaknya, yang akan membayar untuknya." Xander memandangiku dengan tatapan cemas.

Aku tidak tahu harus berkata apa.
Shane—adik laki-laki Paul, adalah sumber masalah.
Dia mulai menggunakan heroin sejak berusia tiga belas tahun, dan menjadi pengedar narkoba amatir lalu tertangkap polisi beberapa kali.
Dan Paul lah yang selalu membereskan kekacauan yang dia buat.
Tapi ini pertama kalinya dia berani menggunakan namaku.

"Dimana dia sekarang?"

Xander menggeleng pelan,
"Tak ada yang tahu, Shane sudah menghilang selama beberapa hari,"

"Apa Paul tidak mengatakan apapun soal adiknya padamu?"

Ini bukan pertama kalinya Shane terlibat masalah, dan aku punya perasaan ini bukanlah yang terakhir.
Paul pernah bercerita, sekitar setahun lalu, ia sengaja menyuruh adiknya tinggal di rumah kerabat mereka di Naperville, Illinois.

Kota kecil, hangat, jauh dari hingar bingar, sangat aman.
Dia berharap Shane bisa beradaptasi di sana, dan menemukan jalannya untuk menjadi lebih baik.

Aku sudah memberitahu Paul saat itu, bahwa itu tak akan berhasil.
Masalahnya adalah Shane tidak pernah kehilangan jalannya, dia hanya... suka menjadi berandalan.
Jadi menempatkannya di sana sama seperti memenjarakan dia, hanya masalah waktu sampai ia memutuskan kabur dan kembali ke hidup lamanya.

"Tidak," gumamku muram.

"Jason, kau harus tahu, orang-orang kartel itu... mereka tidak seperti anak-anak muda yang sering bergaul denganku,"

"Mereka cenderung lebih brutal, dan tidak terlalu peduli pada hukum,"
"Itu sebabnya aku merasa perlu untuk memperingatkanmu, siapa tahu mereka benar-benar mencarimu karena Shane,"
"Kau harus bicara pada Paul tentang masalah ini,"

Jika aku bisa menemukan Paul...

"Ya tentu," ujarku getir.

Atau jika dia kembali...

Xander meraih ke dalam saku saat ponselnya tiba-tiba berdering, ia memandangi layarnya dengan kening berkerut sebelum mendongak menatapku,
"Aku harus mengangkatnya, dari adikku, selalu saja ingin memeriksa keadaanku," ujarnya jengah.

"Rose di sini? Di New York?"

"Yeah, hanya untuk beberapa hari, pacarnya sudah kembali ke Jerman begitu aku masuk panti rehabilitasi, tapi Rosalie memutuskan tinggal di sini sampai aku keluar,"
"Memastikan aku tidak kabur atau semacamnya,"
Dia meringis lalu bergegas melangkah ke ruangan lain untuk mengangkat teleponnya.

Aku mengalihkan pandangan pada Matthew yang masih duduk dengan tenang di tempatnya.
Ia menyandarkan diri sembari menyesap brandy-nya sambil melihatku tak acuh.
Aku sedang tidak ingin berurusan apapun dengannya jadi kuputuskan untuk pergi lebih dulu.

Tapi ia tiba-tiba berbicara,
"Berapa lama lagi?"

Dia sudah berdiri ketika aku membalikkan tubuhku menghadapnya, ia menaruh gelasnya yang telah kosong ke atas meja lalu berjalan menghampiriku.

"Apa?" sahutku datar.

"Berapa lama lagi kau berencana memanfaatkan Mia?"

Aku mendengus, "Dengar, aku tidak peduli apa yang kau pikirkan tentang hubungan kami, itu tidak penting."

Matanya berkilat marah menatapku.
"Ini bukan kemauannya! Aku mengenalnya, lebih baik daripadamu,"
"Lingkungan ini... ini semua tak akan pernah membuatnya nyaman, itu sebabnya aku selalu berusaha menjauhkan dia dari dunia hiburan, tapi kau, dengan seenaknya menyeretnya masuk,"

Night and A Day # The Begining (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang