Episode 37

1.6K 75 57
                                    


Hiruk pikuk suara mesin-mesin printer, obrolan para petugas dan ketukan jari pada tuts keyboard yang berdengung memenuhi ruang kantor kepolisian perlahan menghilang ketika Fanning mendorong pintu ganda berayun yang ada di sisi barat sehingga kami memasuki ruangan lain yang lebih besar.

Hanya ada deretan kursi logam yang seluruhnya kosong serta dua orang petugas yang duduk di balik meja konter.

"Kami akan berusaha menyelidiki masalah ini, tapi aku tak bisa menjamin apapun,"
"Lagipula kau harus tahu bahwa Meksiko sama sekali bukan kawasan terbuka yang bisa diakses oleh polisi asing begitu saja, mereka memiliki batasan tertentu, yuridiksi."

Fanning berbicara panjang lebar saat kami berjalan beriringan menuju pintu putar kaca besar yang mengarah keluar.
Kami berhenti kira-kira satu meter dari ambang pintu, kemudian dia memutar tubuhnya menghadapku.

"Tentu saja," responku.
"Tapi kuharap kita bisa menemukan Paul sebelum Rite Enterprise menuntutku karena kontrak itu."
"Agak berat kalau harus menjalani persidangan saat sekarang ini." gerutuku, teringat oleh isi dokumen kontrak sialan itu.

Beberapa hari yang lalu para pengacara yang kusewa juga telah menjelaskan garis besar kasusnya.
Salah satu pasal yang mengikat pada kontrak itu berbicara mengenai penalti sepuluh kali lipat dari nilai kontrak-nya.

Mereka juga sempat menghitung semua aset yang kumiliki jika aku sampai kalah di persidangan.
Pada akhirnya yang tersisa adalah sebuah peternakan seluas lima puluh hektar di Texas yang diberikan oleh kakekku tahun lalu—di mana klausul-nya masih tercantum nama keluargaku, dokumen yang cukup sukar untuk dipindah tangankan.

Selebihnya, segalanya, semua yang kumiliki masuk dalam daftar hitam.

Itu berarti jika aku kalah, maka cuma peternakan itu yang tersisa untukku.

Itu menyebalkan.

Bukan pada bagian peternakan-nya, hanya, tidak mudah membayangkan, kalau ada kemungkinan bahwa aku bisa saja kehilangan semua hasil kerja kerasku selama bertahun-tahun karena masalah ini.

Aku mengamati Fanning yang tiba-tiba terdiam.
Keningnya berkerut dalam lalu untuk sesaat pandangannya tampak seperti menerawang, seolah-olah pikirannya sedang berada di tempat yang jauh, sebelum ia kembali menggerakkan kepalanya ke arahku.
Lalu matanya bersinar cerah lagi seakan ia baru saja melihatku untuk pertama kalinya.

"Jadi, kau benar-benar sudah keluar dari rumah sakit sekarang? Tak ada pengawasan pasca donor atau semacamnya?" ia bertanya ramah.
Memberi isyarat agar aku mengikutinya berjalan melewati pintu putar itu lalu melangkah keluar.
Kami berdiri di bawah kanopi baja yang ada di luar gedung, dia menemaniku sembari berbincang-bincang sementara menunggu asistenku mengambil mobil dari parkiran.

"Sampaikan salamku untuk Harry." ia berkata saat aku telah duduk di jok belakang di dalam mobilku.
Aku membiarkan jendelanya setengah terbuka saat aku menjawabnya,
"Tentu, sir."
"Dan aku akan menunggu kabar baik darimu soal Paul." imbuhku.
Sesuatu yang ganjil berkelebat di matanya tapi segera hilang secepat ia datang sebelum aku sempat mencoba menafsirkan apapun.

Ia hanya tersenyum lalu mengangguk sekilas padaku.
"Berhati-hatilah."

******************

Matahari bersinar cerah nyaris terik siang ini, seolah mengejek suasana hatiku yang sedang buruk.
Dalam hal ini menjadi tak terelakkan mungkin selama kurun waktu yang tak bisa kuperkirakan.

Saat berbicara dengan ayahku tempo hari, dia bahkan nyaris tak bisa menyembunyikan rasa girangnya.
Sikapnya seolah berkata "ini saatnya bagiku untuk berhenti main-main dan mulai serius dengan masa depanku."

Night and A Day # The Begining (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang