Episode 20

2.1K 108 73
                                    


"Jadi hanya itu? Kau akan mengekspos dirimu dan juga gadis itu mulai sekarang?"
Aku melirik dari cermin pada Richard yang bicara dari sofa di seberang ruangan.

Kami sedang berada di Bronx, di salah satu butik langgananku, mencari beberapa pakaian untuk perjalananku ke Phoenix akhir pekan ini.

Setelah pertemuan dengan Andy Phelps tempo hari aku telah memutuskan bahwa cara terbaik untuk mengatasi masalah ini adalah dengan bertindak lebih dulu.

Aku akan makin sering membawa Mia ke hadapan publik untuk memberikan gambaran yang manis tentang hubungan kami di depan semua orang.
Bagaimana kami terlihat begitu bagus bersama.
Ini nantinya akan jadi seperti dukungan masal untuk kami.

Jadi jika Phelps ingin menggunakan media untuk menentangku atau menyakiti Mia, maka aku akan memastikan aku berada satu langkah di depannya.

Satu-satunya masalah adalah, kurasa aku jadi makin serakah.
Aku tak lagi menginginkan ini hanya untuk sementara, jika aku harus bersama dengan seseorang, maka itu hanyalah Mia.

Aku belum pernah merasa begitu menginginkan seseorang seperti ini, dan aku tidak tahu bagaimana mengatasinya.

Aku selalu merasa ada sesuatu yang hilang dalam diriku tapi saat dia datang ia membuatnya utuh kembali.
Semuanya terasa benar saat aku bersamanya.
Dan aku belum siap untuk melepaskan semua ini.

Aku tak tahu apa aku akan pernah siap.

"Kurasa begitu," gumamku sambil mengamati diriku melalui cermin besar yang tergantung di sepanjang dinding.
Memperhatikan bagaimana kemeja slim fit berwarna hijau coral yang kukenakan bekerja membuat warna bola mata biruku tampak lebih cerah.

"Aku tak pernah melihatmu seperti ini sebelumnya, kau benar-benar jatuh cinta padanya ya?" ada jejak humor dalam suaranya.

Aku mengerutkan kening pada pertanyaannya, mencoba memikirkan hal itu untuk sesaat.

Sejujurnya aku tak pernah menamai perasaanku padanya, aku tidak pernah...

"Apa maksudmu?" aku berkata sambil berjalan menghampiri deretan pakaian yang tergantung di sepanjang rak kaca di sisi barat ruangan lalu mulai memilih di antaranya pakaian yang warna cerah.

Aku juga akan membelikan beberapa gaun untuk Mia dengan warna serupa, dia akan terlihat sangat bagus dengan warna-warna seperti ini, dan dia pasti akan menyukainya.

"Kau tak pernah begitu terbuka, dan juga bersemangat," ia tersedak tawa saat mengucapkan kata-kata yang terakhir.
"... dengan hubunganmu dengan para gadis sebelumnya, bahkan dengan Rosalie,"

"Maksudku kita semua tahu dia  seperti belahan jiwamu atau semacamnya bukan?"

Aku mendengus mendengar kalimat terakhirnya.
Richard benar-benar tahu bagaimana memilih kata-katanya.

Itu tidak salah, bagaimanapun juga.

Perasaanku pada Rose selalu murni.
Aku menyayanginya, dan akan selalu begitu.
Ada kalanya aku merasa bahwa kami berdua sudah saling mengenal jauh lebih lama dari yang seharusnya.
Seperti halnya mengenal telapak tanganku sendiri.

Tapi aku tidak pernah merasakan semacam ...hasrat untuknya.
Aku tidak menanti-nantikan dengan antusias hanya untuk melihatnya, atau adanya pergolakan emosi waktu kami bersama.
Kuyakin Rose juga pasti menyadari hal itu.

Tapi segala hal dengan Mia adalah sebaliknya.
Sekalipun aku tidak sepenuhnya setuju dengan konsep bahwa aku mencintainya.

Maksudku, aku melihat bagaimana hal seperti itu telah menghancurkan ibuku selama bertahun-tahun hingga akhir hidupnya.
Dan aku tidak ingin hal yang sama terjadi padaku, terlebih Mia.
Jadi setidaknya hingga aku bisa menemukan solusi untuk ...dilema ini, dia tidak boleh pergi kemanapun.

Night and A Day # The Begining (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang