Mia POVSudah hampir pukul sepuluh malam ketika aku menyelesaikan shift-ku dan melangkahkan kaki keluar dari Red Roaster.
Jalanan dan juga trotoar masih juga dipenuhi oleh orang-orang yang lalu lalang, bergerak dari berbagai arah seolah hari mereka baru saja dimulai.
Bahkan di Harlem, waktu tak akan membatasi siapapun.Udara terasa hangat tapi angin yang berhembus cukup kencang membuatku berkali-kali merapatkan mantelku.
Langit terlihat gelap, hanya ada samar-samar awan mendung yang tampak seperti gulungan permadani raksasa berwarna pekat seolah ada seseorang yang telah mencelupkannya ke dalam tinta berwarna hitam.Aku merapatkan mantelku sekali lagi sambil menghembuskan napas yang berembun seraya kembali berjalan menyusuri Malcolm Boulevard.
Mungkin akan turun hujan malam ini.
Itu bukanlah hal yang buruk.
Sama sekali tidak.
Dan aku tidak khawatir akan basah.Meskipun rumahku masih berjarak lima blok lagi.
Ini akan jadi hujan musim semi yang pertama di tahun ini. Betapa bagusnya itu...
Mungkin keberuntungan akan menghampiriku?Dulu ayahku pernah mengatakannya saat aku masih kecil,
"Saat kau melihat hujan musim semi yang pertama turun, harapanmu akan menjadi kenyataan Mia."Tentu saja dia bilang begitu hanya untuk menghiburku, tapi...
Aku takkan pernah lupa caranya mengajariku tentang melodi yang tercipta dari suara hujan, saat butiran airnya berjatuhan menyentuh bumi dan puncak-puncak pepohonan.
Itu sangat indah, dengan caranya sendiri.Tetesan pertama mulai mengenai wajahku, kupejamkan mata dan secara otomatis bibirku melengkung keatas selagi pikiranku berkelana kembali mengingat saat aku dan ayahku mendengar 'musik hujan' untuk pertama kalinya.
Aku mendongakkan kepalaku untuk merasakan lebih banyak lagi, rasanya seperti berada di bawah sebuah pancuran air raksasa.
Dan semuanya melebur jadi satu saat air turun membasahi wajahku.Untuk sesaat aku berpikir.
Jika, harapan benar-benar bisa terwujud, yang kuinginkan sekarang adalah seseorang menemukanku.
Ketika siapapun dia, entah bagaimana, berdiri bersamaku saat ini dan menyaksikan hujan musim semi, maka aku tahu ayahku telah mengirimnya untukku.Aku mengerutkan kening dan membuka mataku ketika tiba-tiba merasakan cahaya lampu menyorot sangat terang, datang dari arah berlawanan.
Kuangkat sebelah tangan untuk melindungi mataku dan melihat sebuah mobil berjalan mendekat tepat ke tepi trotoar tempatku berdiri.Aku menatap dengan mata melebar saat melihat Jason keluar dari mobil itu lalu berlari kecil menghampiriku.
Rambut pirang keemasannya dengan cepat basah oleh air hujan, dan mata birunya menatapku antara campuran bingung dan cemas."Kau tidak apa-apa? Kenapa berdiri di bawah hujan?" ia bicara keras mengatasi bunyi hujan.
*************
Jason POV
Mia terpana memandangiku, seolah aku tidak nyata.
Ia tidak bergerak, ataupun berbicara.Hujan semakin deras memukul-mukul kelepak mantel yang kukenakan, meninggalkan jejak noda gelap yang menyebar makin luas pada permukaannya.
Aku menghembuskan napas tak sabaran seraya mengguncang tubuhnya pelan.
"Ayo masuk ke mobil, kau akan basah kuyup,"
Dia hanya diam saat kutarik menuju ke pintu di sisi kursi penumpang, lalu mendudukkannya di dalam.
Aku berlari mengitari mobil dan mengibaskan air hujan dari rambutku sebelum masuk ke dalam mobil.Kuhidupkan mesin dan memastikan pemanasnya bekerja sebelum menjalankan mobilku.
Paling tidak Mia tak akan merasa kedinginan sampai tiba di rumahnya.
Meskipun jaraknya tak terlalu jauh tapi hujannya cukup deras, dia bisa saja terkena flu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Night and A Day # The Begining (Completed)
RomanceJason Marshall punya segalanya yang diinginkan oleh semua orang. Uang, ketenaran, karir yang cemerlang serta penampilan yang sanggup membuat semua wanita bertekuk lutut padanya. Tapi sebuah skandal yang terjadi, memaksanya pindah ke New York, demi...