Episode 65

712 74 47
                                    

Your beauty overwhelms me
Great passion fills my inner being

I’m captured in your embrace
Your eyes control my very soul

The touch of your lips, heaven

Forever frozen in time
And all else, fades into nothing

~ William Shakespeare ~

Jason POV

Dulu saat aku berusia lima belas tahun, dengan semua yang telah terjadi dalam hidupku kukira, aku telah memahami bagaimana cara dunia ini bekerja.

Tak peduli apapun yang terjadi, kau hanya perlu terus berjalan.
Bahkan ketika sesuatu yang buruk terjadi padamu.
Karena dunia tak akan pernah berhenti berputar, dan menunggumu untuk itu.

Waktu segera akan mengalahkanmu, dan dunia akan menenggelamkanmu ke dalam ketiadaan.

Aku memahaminya, dan aku terus berjalan.
Meskipun kutahu jauh di dalam hatiku, tak akan pernah utuh lagi.

Hingga saat ini.

Ketika dia datang ke dalam hidupku, semuanya berubah.

Sesuatu yang kukira tak akan pernah terjadi.

Aku membungkus lenganku di sekeliling tubuh Mia yang terkulai di bahuku, lalu menyelipkan sebelah tangan ke belakang lututnya kemudian membopongnya di lenganku.

Aku membawanya berjalan melintasi ruangan seraya menempelkan bibirku di keningnya.
Wajahnya kemerahan, kedua matanya terpejam dan ia meringkuk padaku seperti anak kecil.

Ia tampak kelelahan.
Tidak heran.
Setelah semua kejadian yang dia alami sepanjang hari ini, pastilah membuatnya benar-benar terguncang.

Mia-ku yang malang.

Seharusnya aku bisa jadi lebih baik lagi padanya.
Yang kuinginkan hanyalah berbuat hal yang benar, tapi sebaliknya, aku justru sama sekali tidak merasa seperti itu, ketika menyaksikan betapa terpukulnya dia semenjak mendengar berita kematianku.

Gerakanku terhenti karena ia tiba-tiba menggenggam tepian kemejaku lebih erat, ketika aku hendak menurunkannya ke atas tempat tidur.

Ia tidak membuka mata tapi kerutan dalam yang tampak di antara kedua alisnya menandakan dia sedang gelisah.
"Tidak apa-apa, sweetheart, aku hanya ingin kau merasa lebih nyaman," bujukku lembut di telinganya.
"Aku tak akan kemana-mana." aku berbisik menenangkannya.

Kurasakan pegangannya mengendur kemudian kusibakkan penutup ranjang, lalu menyusupkan tubuhnya ke dalam selimut yang hangat.

Aku sendiri mengambil tempat di sampingnya, tetap memeluknya selagi ia nyaris tertidur.

"Maaf—" kataku tercekat.
Kususuri perlahan rambut mahogany-nya dengan jemariku.

Sulit sekali membayangkan apa yang telah dia lalui selama aku pergi.
Dan betapa berat semua tekanan itu baginya.

Aku selalu berkata pada diriku tak akan pernah membiarkannya melalui waktu yang sulit karena bersama seseorang sepertiku, dan berjanji bahwa aku akan selalu menjaganya.

Betapa ironis mengingat bahwa aku harus berbohong serta mematahkan hatinya demi melakukan semua itu.

"Matthew benar, harusnya aku tidak bersikap egois dengan menahanmu sejak awal," bisikku muram.
"Maka kau tak perlu melalui semua kesulitan ini,"

"Hanya—aku tidak tahu, apa yang akan kulakukan tanpamu, Mia."

—————————————

Night and A Day # The Begining (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang