Episode 60

809 75 47
                                    

Jason POV

"Jadi ini tempatnya,"

Aku melangkah keluar dari mobil, membanting pintunya kemudian menjejakkan kaki-ku ke atas aspal jalan raya, sekelilingku nyaris gelap gulita karena cahaya dari lampu jalannya tersaput kabut tipis yang turun sehabis hujan.

Kerikil tajam yang bergesekan dengan jalanan di bawah sepatuku ketika aku berjalan, nyaris menjadi satu-satunya suara yang terdengar selain deru halus mesin mobil.

Aku mendengar mesinnya dimatikan, lalu suara pintu mobil dibuka kemudian menutup kembali dan diikuti dengan suara langkah kaki yang berjalan mengitari bagian depan mobil.

"Menurutmu berapa lama waktu yang kita punya?" aku menoleh padanya saat ia berjalan ke arahku.

Phillip menjepit sebatang rokok di sudut mulutnya lalu merogoh saku kemeja dan menarik pemantik dari dalamnya, kemudian mulai menyulutkan api rokoknya.

Dia bergabung denganku berdiri di sisi pagar pembatas jalan raya yang telah terbelah dua dan masing-masing pelat-nya melesak keluar seperti batang pohon yang dipatahkan tak beraturan menjadi dua bagian.

Pecahan bodi dan kaca mobil berserakan di sekelilingnya, sedangkan bekas seretan ban mobil terpahat dalam dan terlihat berantakan dari tepi jalan raya, hingga sepanjang jalur menuju ke dasar tebing yang amat gelap di bawah sana.

Aku bertanya-tanya apa yang akan terjadi, andaikan aku benar-benar berada dalam Ford yang tergelincir itu.

"Sedikit waktu —" ia berbicara lamat-lamat sambil menghembuskan asap perlahan dari mulutnya.
Pandangannya melayang di kejauhan ke arah cahaya kerlap-kerlip yang berasal dari pemukiman warga terdekat.

"Sebentar lagi mereka pasti sadar kalau kau menghilang dari sana," ia berbicara sambil menoleh sekilas padaku.

"Lalu mereka akan mengejarmu."

"Tidak akan memakan waktu lama, bagaimanapun mereka telah meletakkan pemancar pada ponselmu, di dalam mobil itu." ia berkata sambil menunjuk ke arah dasar jurang, tempat mobil Ford naas itu berada.

Ketika mengingat kembali, dua hari terakhir ini telah... cukup gila.

Setelah pesawat pribadi yang aku tumpangi bersama Tisha dan beberapa orang anak buah Antonio mendarat di Meksiko dua hari yang lalu, mereka membawa kami ke fasilitas milik kartel yang ada di pinggiran Tolusca.

Awalnya cukup sulit bagiku tetap pada rencana, karena tak tahu siapa yang harus kupercayai.

Interpol berkata akan menempatkan agen mereka di antara anak buah Antonio yang datang bersama-sama dengan kami, tapi masalahnya, pada saat itu aku sama sekali tak punya gambaran siapa orang yang mereka maksud.

Hingga ia muncul di hari berikutnya, lalu membeberkan detil rencana untuk meloloskanku dari penjagaan para kartel.

Sementara itu seperti yang sudah diduga, begitu aku sampai di Meksiko anak buah Antonio mendesakku untuk segera membuka enskripsi data-nya, sebelum mengijinkanku menemui Paul.

Aku sangat yakin sikap mereka dipengaruhi oleh percakapan antara aku dan Tisha, yang telah mereka dengar di dalam pesawat sebelumnya.

Karena sejak kami tiba di Meksiko, mereka tak lagi membiarkanku berada dalam ruangan yang sama dengan Tisha.
Tepat seperti yang kubutuhkan.

Aku senang karena tak perlu lagi mendengar ucapannya yang penuh provokasi.

Dan demi ketenanganku, Tisha benar-benar harus segera disingkirkan sebelum rombongan ini membawaku melintasi perbatasan menuju Vicente, tempat interpol telah mengatur segalanya.

Night and A Day # The Begining (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang