Episode 3

3.4K 304 273
                                    

Orang selalu berkata dengan iri padaku,
"Kau sangat beruntung, terlahir dengan sendok perak di mulutmu, kau bisa melakukan apapun yang kau mau, dan pergi kemana pun yang kau inginkan."

Aku tak menyalahkan mereka.
Itu adalah reaksi alami setiap orang saat melihat keluargaku.

Kurasa mereka tidak tahu, bahwa setiap hal yang terlihat mahal dan indah selalu memiliki sejarah yang kelam di baliknya.

Dan melihat ayahku berdiri di depanku sekarang, membuatku mengingat kembali semuanya dengan jelas.

"Jason, aku tahu ini mungkin sudah terlalu lama," ia mulai berbicara.
"Tapi aku ingin minta maaf atas semuanya, dan untuk waktu saat aku tak ada bersamamu."

Kalau dia datang padaku lima tahun yang lalu dan mengatakan semua ini, aku mungkin akan mempercayainya.
Tapi sekarang, kata-katanya tidak berarti apa-apa lagi bagiku.

"Apa kau juga mengatakan semua ini pada Mom?"
"Kau minta maaf juga padanya?"

"Dia menunggumu malam itu, Dad, dengan sebotol penuh obat penenang di tangannya."
"Mom berharap kau datang dan menghentikannya—"
"Tapi sayang sekali kau sedang ada di Brooklyn bersama Eva Gloss malam itu." kataku getir.

"Aku berani bertaruh, berita kematiannya yang kau terima saat itu pasti telah merusak kencan kalian,"

Aku melihat wajahnya berkerut seperti sedang menahan rasa sakit.

Tapi aku tak bisa berhenti.

"Jason—"

"Aku belum selesai!" potongku kasar.
"Bagaimana rasanya jadi satu-satunya orang yang bisa lari dari semuanya?"
"Menjalani hidupmu seolah tidak terjadi apa-apa?"

"Dan sementara kau, bersenang-senang dengan simpananmu, aku menghabiskan dua puluh empat jam setiap minggu, selama dua tahun, dengan psikiater."

"Dua tahun! Waktu yang dibutuhkan oleh dokter Roswell untuk memperbaikiku,"

"Jadi kau tidak perlu minta maaf hanya karena melewatkan bagian terbaiknya, Dad." kataku sarkastis.

Aku tidak tahan berlama-lama bicara dengannya, efeknya jauh lebih buruk dari yang kukira.
Tanganku mulai gemetar, aku buru-buru memasukkannya ke dalam saku mantelku dan berbalik pergi meninggalkannya.

Aku melewati kerumunan orang di lorong, beberapa dari mereka menyapaku dan bertanya tentang film terbaruku atau semacamnya.
Aku hanya memberi anggukan singkat pada mereka tanpa menghentikan langkah.

Satu-satunya hal yang kuinginkan sekarang adalah pergi dari tempat ini secepatnya.

Aku melihat kakekku saat melewati di ruang tamu, dia langsung menghampiriku begitu ia melihatku.

"Aku harusnya tidak kesini Pop," kataku emosional.

Dia menatapku dengan sedih sambil menggelengkan kepalanya,
"Aku tahu ini pasti berat bagimu, tapi tinggallah, sebentar saja,"

"Pop, satu-satunya alasan aku datang adalah karena aku menghormatimu, tapi ini sudah terlalu jauh,"

Aku menyaksikan matanya berkaca-kaca,
"Anakku sudah melakukan kesalahan yang sangat besar padamu dan juga pada ibumu, biarkan aku menggantikannya meminta maaf—"

"Tidak," aku menggenggam tangannya untuk menghentikan dia bicara.
"Please jangan lakukan ini," potongku  dengan suara tercekat.

Aku mengulurkan tangan lalu memeluknya erat, merasakan tubuh renta-nya gemetar di dalam pelukanku.
Kakekku yang malang, selalu tersiksa oleh perasaan bersalah, karena perbuatan ayahku.

Night and A Day # The Begining (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang