CHAPTER SEVENTEEN | PENSI

2.5K 155 0
                                    

Acara pensi sudah di depan mata. Bangku-bangku kosong satu persatu mulai terisi oleh para murid, dan pengisi acara mulai mempersiapkan diri.

Adinda Pramata Hilton, cewek itu telat lima menit karena macet. Bukan telat tampil, tepi telat untuk make up bersama. Jadi dia terlihat buru-buru dan sedikit berlari menuju ruang dance. Kelvin yang baru saja melepas helmnya terheran melihat tingkah sang kembaran.

"Baru juga telat lima menit, gimana kalau telat tiga bulan."

Sampai di ruang dance, Dinda langsung menghampiri teman-temannya yang sudah datang lebih dulu. Duduk di sebelah Syila dan mulai merapikan rambutnya.

"Kenapa baru dateng?" tanya Sabrina, cewek itu sedang memakai eyeliner.

"Maaf Sab, tadi kesiangan terus macet lagi. Dinda kesal setengah mati," keluh Dinda, mimik wajahnya dibuat kesal yang malah membuatnya lebih menggemaskan.

"Yaudah, langsung ganti baju sana. Terus dandan yang cantik."

"Siap!" ucap Dinda memberi hormat sebelum akhirnya cewek itu menuju room ganti.

Tak butuh waktu lama Dinda telah siap dengan pakaiannya. Warna baju hitam-merah dengan desain modern memberi kesan modis. Dinda menghampiri sahabatnya, mengeluarkan bedak dan lip-tin tipis kemudian dipoles kan ke wajah mulusnya. Selesai itu dia memamerkan pada Sabrina yang masih merapikan rambutnya.

"Dinda udah selesai."

Melihat itu Sabrina dibuat cengo, wajah Dinda memang lebih cantik tapi tetap saja make up nya kurang menonjol untuk tampil.

"Dinda! Lo itu mau ngedance atau nonton Tayo. Adek gue yang SD juga bisa dandan kek elo." Sabrina gemas, sedari dulu Dinda memang seperti ini, susah disuruh dandan. Kalau Sabrina tidak ngomel terlebih dahulu maka cewek itu akan tetap dengan make up seperti itu.

"Sabrina mau ngedance atau kondangan dandan kek gitu!" sungut Dinda membalas kalimat Sabrina lebih sarkas. Walau kenyataannya make up mereka biasa saja. Dinda nya aja yang banyak alasan.

"Udah Sab sabarin aja, capek lo adu bacot sama dia," sergah Feysi di tengah kekehannya mendengar perdebatan itu. Sabrina yang mendengar memutar bola matanya malas, dia memilih melanjutkan aktivitasnya tak menghiraukan Dinda.

Dinda masih dalam posisi tak bersalahnya untuk kemudian ucapan Syila membuatnya menoleh. "Gue dandanin sini, entar gue beliin cireng Mang Dadang." Tawaran yang menggiurkan bukan? Oleh karenanya Dinda menurut dan beralih mendekati Syila. Dinda tak khawatir jika Syila yang mendandani, karena dia tau cewek itu pintar dandan. Lihat saja sekarang, wajahnya sangat cantik yang kadang membuat Dinda iri.

"Pantas Kelvin suka," batinnya.

-oOo-

Acara sudah dimulai, masing-masing kelas bergantian menampilkan kebolehannya dari menyanyi, menari, bermain alat musik, teater, dsb. Kelas Dinda sendiri diwakilkan oleh Cinta dan Fahsya dengan menyanyi, suara mereka memang paling merdu diantara yang lain. Sebenarnya kemarin Dinda yang ditunjuk, tapi cewek itu menolak mentah-mentah, jelas karena Dinda memilih dance nya.

Lain halnya kelas Dinda, kelas Rendy mempersembahkan seni dari Audy yang bermain piano, indah sangat indah, permainan Audy tidak bisa diragukan lagi.

Setelah sekian lama menunggu tibalah saatnya Dinda tampil. Sebelum naik ke atas panggung mereka sempatkan berdoa terlebih dahulu kemudian melangkah ke panggung diiringi sorak meriah penonton. Bagi mereka, inilah saat yang ditunggu-tunggu, cari hiburan sekaligus cuci mata karena rata-rata anak dance mulus-mulus. Terlebih lagi grup Dinda atau terkenal dengan sebutan geng 'She Jacklin'.

Mereka mulai ambil posisi. Dan saat musik diputar suara teriakan dan tepuk tangan lebih meriah. Mereka membawakan dance dari grup girl K-POP terkenal Black Pink yang berjudul 'Kill This Love' tentu membuat para murid terheboh setengah mampus, terlebih lagi kaum Adam. Yang mereka incar itu kalau gak Dinda ya Syila. Tapi kalau gak mau ditabok Kelvin ya pindah arah ke Sabrina dan Feysi, lagian mereka gak kalah cantik kok.

Let's kill this love!
Yeah-yeah-yeah-yeah, yeah-yeah-yeah
Rum, pum, pum, pum, pum, pum, pum
Let's kill this love!
Rum, pum, pum, pum, pum, pum, pum

"Anjaay mata gue seger, njer," celetuk Zeyn yang langsung mendapat pukulan di belakang kepalanya, membuat cowok itu mengaduh. Siapa lagi kalau bukan kerjaan Kelvin.

"Macem-macem sama kembaran gue, gue sleding, lo!"

"Sadis amat, mata lu juga gak bisa diem lihatin Syila."

"Gue lihatin gerakannya goblok! Gak mesum kek elo!" ketus Kelvin menatap tajam.

"Munafik bangsat!"

Ketika siswa lain berteriak heboh, cowok berdarah dingin itu lebih memilih bungkam sembari bersedekap dada. Barisannya ada dibagian pojok paling belakang. Tempat sepi karena hanya ada dirinya sendiri, yang lain sibuk melangkah mendekat agar lebih jelas melihat penampilan 'She Jacklin'

"Penampilan Dinda keren parah, lo gak mau lihat?" tanya Joey yang berdiri jauh beberapa langkah darinya. Rendy menjawabnya dengan memutar bola mata jengah, tak tertarik sedikitpun melihat hal tersebut. Rahangnya kian mengeras dan wajah berubah merah padam.

















TO BE CONTINUED

Hayoloh Rendy kenapa?

Maaf pendek ya, hehe...

See you next part gaes!!!

'She Jacklin'

'She Jacklin'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝐀𝐃𝐈𝐑𝐄𝐍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang