Helo guys maaf banget baru bisa update malam ini. Dan aku juga mau ngucapin SELAMAT BERPUASA BUAT KALIAN YANG MENJALANKAN
*
***
"Coba panggil adek kamu suruh makan malam dulu. Dari pulang sekolah sampai sekarang belum ada keluar kamar, lho."
"Paling juga lagi nonton Drakor, Bun."
"Masa nonton Drakor sampai sekarang gak selesai-selesai."
"Ya kan Dinda emang begitu. Kalau gak dibanting laptopnya mana berhenti dia."
"Hus, kamu ini. Panggil adek kamu dulu sana mumpung ayah belum turun."
"Iya iya Bunda ku sayaaaangg."
Dari ruang makan Kelvin kembali ke lantai atas untuk memanggil Dinda. "Din disuruh makan sama Bunda!" Tidak ada jawaban, Kelvin mencoba membuka pintu dan mengetuk berkali-kali tapi tidak ada respons dari orang dalam.
"Dinda jangan bikin gue pengen dobrak pintu lo, ya!"
"Gue hitung sampai tiga kalau lo gak buka, pintunya gue dobrak."
"Satu...,"
"Dua...,"
"Tiii ... Dinda elah tau banget gue gak bakal berani dobrak kalau ada Ayah. Keluar kenapa lo, Bunda nyuruh makan malam."
Kelvin menggedor-gedor pintu kamar cukup keras, berharap Dinda terganggu dan membuka pintu. Dan usahanya tidak sia-sia, Dinda akhirnya membuka pintu.
"ASTAGHFIRULLAH!"
"Kenapa sih?" bingung Dinda.
"Ya elo pake eye mask segala ngagetin aja."
"Ya emang kenapa? Gak boleh?" cerca Dinda sambil menepuk pelan eye mask yang dikenakan.
Kelvin mengubah rautnya menjadi mengintimidasi, cowok itu seakan bisa membaca suasana hati Dinda. "Habis nangis ya lo?"
"Dih, sok tau."
"Mata lo bengep gitu. Hidung juga merah kek habis kejedot pintu. Kenapa?"
"Kelvin jangan sok tau, ya. Orang Dinda gak papa kok."
Kelvin bersedekap dada. "Gue gak percaya tuh? Kalau nangis-nangis gini pasti masalah sama Rendy, kan? Dia masih ngira lo yang nyebarin berita itu?"
"Gak usah bahas-bahas itu lagi."
"Nah kan bener!"
"Enggak. Dinda gak ada masalah sama Rendy. Puas?"
Kelvin mengangguk berulang. Karena kesal Dinda beranjak meninggalkan Kelvin. Namun, baru beberapa langkah, langkah Dinda terhenti ketika mendengar Kelvin menelpon seseorang.
"Lang, cari posisi Rendy di mana."
****
"Bun, Dinda ijin keluar."
"Lho, baruuuuuu aja Abang kamu keluar kamu mau keluar juga? Anak-anak Bunda sibuk-sibuk banget kayaknya."
"Kelvin keluar?"
Zahra mengangguk. "Baru aja dia ijin, paling sekitar 10 menit yang lalu. Kalau mau keluar kenapa gak bareng-bareng aja gitu biar saling jaga, apalagi ini kan malam."
Otak Dinda memutar ingatan kala Kelvin menelfon Galang untuk mencari Rendy. Apa Kelvin benar-benar akan mencari Rendy dan membuat masalah? Ah, kenapa Dinda harus peduli? Toh, Rendy bukan siapa-siapanya lagi.
"Baru juga jam 7 Bun. Dinda mau ke Indomaret beli camilan."
"Kenapa gak Gomart aja?"
"Gak lengkap Bunda. Kalau ke Indomaret kan bisa milih secara langsung."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐃𝐈𝐑𝐄𝐍
Novela Juvenil[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] "Ada yang lebih simpel. Gue minyak, lo kecap Indomie, gak akan pernah nyatu."-Bukan Mariposa Rendy Arselio. Cowok pendiam penuh misteri. Memiliki aura lain membuat orang-orang takut untuk mendekati. Selain sifat diam-di...