CHAPTER THIRTY THREE | REGRET

2.6K 153 17
                                    

"REENDDYYYY TUNGGUUIN DOONNGG!!"

"RENDDYY DINDA MINTA MAAAAAFF!"

"REENNDDYY MAAFFIN DINDA DONG!!"

"RENNDYY BERHENTI DULU KEK!"

"REND-"

Bugh~

Dinda meringis, mengelus dahinya yang terasa nyeri sehabis menabrak punggung Rendy yang tiba-tiba berhenti. Rendy berbalik, wajah datarnya membuat Dinda kesusahan meneguk ludah.

"Apa aja yang lo denger?"

Dinda termenung, masih merakit kalimat Rendy dalam benaknya. Saat tau maksud pertanyaan itu ia baru berucap. "Dinda gak dengar apa-apa kok. Dinda cuma ngintip doang, itu pun gak kelihatan jelas."

Ekspresi Rendy tak berubah.

"Serius Ren, Dinda gak dengar apa-apa," ungkapnya sembari mengangkat jari telunjuk dan tengah membentuk huruf V.

Rendy mendengus, berbalik dan kembali berjalan menyusuri koridor sekolah.

"RENDY MAU KEMANA?!"

"Ke mana aja asal gak ada elo nya."

Mendengarnya Dinda mengerucutkan bibir kesal. Cewek itu hampir kehilangan akal untuk mendapat maaf dari the fridge runs tersebut. Kemarin, ia benar-benar tertangkap basah. Saat melihat Rendy ingin keluar dari ruangan, Dinda sudah bersiap pergi. Tapi, ia dikejutkan oleh sang kakak-Fendy yang menghadang jalannya. Dan bertepatan itu juga, Rendy keluar dari ruangan. Dinda benar-benar dibuat mati kutu. Panas dingin mendera tubuhnya. Beruntung, Rendy hanya melirik kemudian pergi. Cowok itu tak menyapa ataupun menanyakan apa yang dilakukan Dinda. Tapi sekarang? Ternyata cowok itu marah terhadapnya.

"RENDDYY SUMPAH YA NYEBELIN BANGET!! DINDA SUMPAHIN GANTENGNYA NAMBAH!!"

-oOo-

"Kursi antik di tanjung priuk. Feysi cantik pacaran yuuukk!" ucap Galang dengan suara dibuat-buat. Hal itu membuat Feysi yang sedang duduk di samping Syila mendelik risih. Sedangkan yang lain malah cekikikan tidak jelas melihat tingkah keduanya.

"OGAH GUE PACARAN SAMA LO, LANG!!" teriak Feysi geram.

"Gak usah teriak-teriak gitu dong, beb. Aku tuh gak budek."

"BIAR AJA. BIAR LO SADAR KALAU GUE ITU GAK SUKA SAMA LO!"

Mendapat wajah murung Galang, Zeyn menepuk bahu cowok tersebut. "Jangan kasih lepas, Lang. Semua itu butuh perjuangan. Kek gue dong gak ada capek-capeknya merjuangin my beb Dinda," ucap Zeyn melirik Dinda.

Dinda mendengkus. "Zeyn pikir dengan Zeyn berjuang Dinda mau gitu sama Zeyn? Enggak bakal! Hati Dinda itu udah tertutup rapat untuk buaya darat macam kalian!!" tuding Dinda menunjuk Galang, Zeyn, dan Kelvin bergantian. Jengah rasanya. Untuk apa juga mereka ke sini?

"Sorry-sorry ya gue bukan buaya darat. Yang ada orang di sebelah gue nih. Ceweknya banyak berjejer dari Anyer Panurukan!"

Tak segan-segan Kelvin menonyor kepala Galang yang berkata demikian. "Kalau mau ngehina tuh ngaca dulu! Jangan mau sama dia Fey, kemarin aja dia habis jalan sama adek kelas. Emang sok ganteng temen gue satu ini."

Galang menatap sengit. "Tai lo, bukannya dukung malah ngejatuhin. Curiga gue kalau lo mau nikung."

"Pakai celana dulu yang bener. Seleting belum naik aja sok-sokan main cewek lu!"

Galang menunduk. Tepat saat itu juga keempat cewek yang berada di sana teriak bersamaan. Buru-buru Galang menaikkan seleting celananya. Mungkin ia lupa menaikkan sehabis dari toilet tadi. Sedangkan Zeyn dan Kelvin sudah tertawa terbahak sampai wajah memerah. Galang sendiri sudah setengah mati menahan malu.

𝐀𝐃𝐈𝐑𝐄𝐍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang