CHAPTER FORTY SIX | JEALOUS

2.4K 158 15
                                    

Kalau rame aku bakal cepet up
Jangan lupa buat vote and komen!!!



"Apapun demi kebaikan Lo, gue akan berusaha lakuin."

Cowok itu mengelus puncak kepala cewek dihadapannya lembut. Senyum tipis tergambar di wajahnya. Sebuah hal langka untuk di temukan. Sedangkan jauh dari tempat mereka berdua berdiri, empat orang cewek tengah memperhatikan dengan keterkejutan, percaya tak percaya tapi hal itu tepat ada di depan mata.

Dinda merasakan sesak yang cukup hebat, matanya kian berkaca-kaca sampai akhirnya ia memilih pergi. Melihatnya, Sabrina tidak tinggal diam, cewek itu hampir saja melabrak keduanya. Untung saja ditahan Feysi dan Syila, jika tidak, mungkin sekarang sudah terjadi perang dunia ketiga mengingat seberapa beringasnya Sabrina kalau ngomel.

"Eits, lihat-lihat dong neng kalo jalan."

Dinda menghiraukan, ia pergi begitu saja mencampakkan Joey yang tadi ditabraknya. dibuat bingung karenanya. Jelas Joey lihat wajah Dinda memerah, murung, tidak seperti biasanya.

"Dinda kenapa?" tanya Joey pada teman-teman Dinda yang melintas.

"Tanya aja sama temen Lo yang gak punya hati itu!" seru Sabrina menggebu-gebu.

"Lo kira temen gue pohon pisang cuma punya jantung gak punya hati?"

"Mungkin lebih bagus begitu. Gak cocok jadi manusia!" sambung Sabrina kemudian mengomando Feysi dan Syila pergi. Di tempatnya Joey bergidik ngeri. Pantas saja Franky khilaf selingkuh, orang modelan ceweknya aja begitu.

***

Dinda diam, benar-benar tak bersuara. Apa yang dilihatnya tepat ada di depan mata. Tidak ada yang bisa menyangkal, semua nyata ia saksikan. Bahkan sampai pulangan ini ia tetap diam, langkahnya menuju gerbang sekolah terhalang saat lagi dan lagi tak sengaja menabrak seseorang.

"Lo kenapa sih dari tadi nabrak gue mulu? Sengaja ya biar modus nempel-nempel gue?"

"Apaan sih, Joey. Rese!"

"Muka Lo kek ngajak orang gelut gitu, kenapa?" tanya Franky akhirnya.

Dinda tidak bisa untuk menahan itu terus. "Frank, Rendy dekat sama Kak Aura ya?" tanyanya sanggup membuat Franky dan Joey saling tatap.

"Bener?" tanya Dinda lagi karena tak kunjung dijawab.

"Frank, jawab dong."

"Kalau iya kenapa?"

Senyuut~

Rasanya nyeri, Dinda merasakan darahnya berdesir sampai ke ubun-ubun. Hanya satu kalimat tapi mampu membuat jiwanya melepas.

"Seperti yang Lo tau, Lo itu cuma ganggu kehidupan dia aja, ngejar-ngejar dia, ngusik hidup dia, dan itu buat dia risih. Bukan cuma dia, kita-kita juga risih, dan asal Lo tau, gara-gara Lo pertemanan kita renggang. Kita semua ditindas Zeleon cuma gara-gara Lo! Rendy gak mau balas Zeleon karena gak mau berurusan sama saudara pacarnya sendiri," ucap Franky.

"Lo itu cuma bikin Rendy sengsara, bukan cuma dia, kita sebagai teman juga kena imbasnya. Yang seharusnya kita di atas, jadi di bawah cuma gara-gara Lo!" tunjuk Franky tepat di wajah Dinda.

"Turunin jari, lo," ucap seseorang menampik tangan Franky kasar. "Gak sopan!"

"Kenapa Lo, gak suka?!"

Galang terkekeh mengejek. "KALAU ENGGAK KENAPA?! NGAJAK RIBUT LO?! AYO!"

"Udah Lang, jangan ribut di sini" cegah Dinda memegangi lengan Galang untuk tidak berbuat nekat.

𝐀𝐃𝐈𝐑𝐄𝐍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang