CHAPTER FIFTY FIVE | FRIGHT

2.8K 180 77
                                    

Jangan lupa untuk VOTE and KOMEN di setiap paragraf!!!

Sambil menunggu ADIREN update, jangan lupa baca "Denting" ya!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sambil menunggu ADIREN update, jangan lupa baca "Denting" ya!!!

***

"Dindaaa sarapan dulu."

Dinda beringsut dibalik selimut, mengacuhkan panggilan Fendy untuk sarapan. Setelah mendengar suara Kelvin di luar Dinda semakin malas keluar kamar. Takut diintrogasi.

"Dinda udah jam sembilan, kamu gak makan? Gak mandi?"

"Nanti," balas Dinda. Padahal perutnya sudah keroncongan.

"Kakak beli martabak. Yakin, gak mau?"

Dinda langsung menyingkap selimut mengubah posisi menjadi duduk. Kata martabak itu membuatnya semakin lapar. Perlahan mendekati pintu mencari tanda-tanda keberadaan Kelvin. Sepertinya tidak ada lagi suara cowok itu.

Dinda membuka pintu, mengintip sedikit lalu cepat-cepat menutupnya saat melihat Kelvin. Hingga aksi dorong-dorongan pun terjadi.

"Eh, buka pintunya. Mau ngehindar dari gue, lo, ya?"

"Ihh, Kelvin pergi sana. Dinda lagi gak mau ketemu siapa-siapa!"

Di sebelah Kelvin Fendy memperhatikan tingkah adik kembarnya itu. Tidak heran karena hal ini sering terjadi.

"Kelvin pergi, Dinda gak mau ketemu Kelvin!"

"Kalau gue gak mau pergi gimana?"

"Pokoknya harus pergi!"

Kelvin terus berusaha mendorong balik pintu tersebut, sampai teriakan terdengar saat tangan Kelvin terjepit.

"Din Din tangan gue kejepit, bego."

"Biarin, salah sendiri datang ke sini," ujar Dinda masih menahan pintunya.

"Iya-iya gue pergi tapi lepasin dulu tangan, gue."

"Bohong! Dinda gak percaya!"

"Dinda gak boleh kayak gitu. Kasihan nanti tangan Kelvin patah," ujar Fendy menengahi pertikaian tersebut.

"Tega lo, ya, sama gue?" kata Kelvin.

Melihat tangan Kelvin yang memerah Dinda mulai tidak tega. Perlahan mengendurkan dorongannya hingga hal yang paling ia takutkan terjadi, Kelvin langsung menyusup masuk ke dalam kamar.

"Tuh, kan Kelvin bohong! Keluar gak, keluaaaaar," suruh Dinda mendorong-dorong tubuh Kelvin tetapi Kelvin tetap tidak beranjak dari tempatnya.

Dinda baru akan meminta bantuan pada Fendy namun Fendy sudah tidak ada bersama mereka. Hal itu semakin membuat Dinda kesal.

Kelvin memberi tatapan tidak menyenangkan, tahu betul jika kembarannya ini sedang bermasalah. Semalaman ia memiliki feeling yang tidak enak. Kata orang, batin anak kembar itu sangat kuat.

𝐀𝐃𝐈𝐑𝐄𝐍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang