Selagi asik membaca buku fokus Dinda teralihkan oleh seseorang yang memasuki kamar. Dinda menutup buku bacaannya kemudian memandangi cowok jangkung tersebut. Ada rasa heran dibenaknya melihat cowok itu datang menemuinya sembari membawa nampan berisi makanan lengkap dengan minumnya.
"Arda gak sekolah kah?" tanya Dinda.
Arda menaruh nampan di atas nakas kemudian duduk di kursi samping ranjang. Arda menggeleng. "Gue udah pinter gak perlu sekolah."
"Gak boleh begitu, kata Bunda jangan sombong jadi orang. Pendidikan itu utama."
Arda mengangkat bahu tak acuh. "Buruan makan."
Dinda menurut memakan makanan yang dibawa Arda, ada nasi goreng yang pasti cowok itu beli.
Memperhatikan Dinda dengan saksama Arda jadi penasaran dengan cewek rambut pirang alami tersebut. "Lo gak pingin pulang gitu?" tanya Arda.
"Enggak. Dinda mau nunggu Rendy nyelametin Dinda."
"Sebegitu sukanya lo sama Rendy. Lo gak kasihan sama Kelvin yang khawatir sama keadaan lo."
Dinda menghentikan aktivitas makannya, memposisikan tubuh menghadap Arda. "Kelvin egois, Dinda benci sama dia, dia selalu ngelarang Dinda berteman sama Rendy, padahal Rendy itu baik."
Mendengarnya Arda menyunggingkan senyum miring. "Bukannya elo yang egois? Rendy gak sebaik yang lo kira, dia licik, makanya Kelvin mau ngelindungi lo dari cowok berengsek kek dia. Lo tau? Sekarang Kelvin lagi bingung nyariin lo, sedangkan Rendy, cowok yang lo harap-harapkan datang menjadi pahlawan, cowok itu gak itu gak tau keberadaannya sekarang di mana."
"Maksud Arda gimana?"
"Seperti yang pernah gue bilang. Rendy selalu ngehindar dari gue."
Deg
Cukup tak percaya mendengarnya, Rendy bukan orang seperti itu. "Bisa jadi Rendy mau menyelesaikan masalah dengan kepala dingin, bukan perkelahian."
Arda berdecak sembari bangkit dari duduknya. "Susah ngomong sama orang yang lagi goblok karena cinta." Setelah itu ia beranjak pergi, meninggalkan Dinda yang masih termenung mencerna ucapannya.
"Dinda salah apa coba?"
-oOo-
Adu mulut Zeleon dan Alatas tak bisa terleraikan lagi. Hal yang Alatas takutkan terjadi, Zeleon menyalahkan Alatas atas hilangnya Dinda.
"KASIH TAU GUE, DIMANA RENDY?!!" bentak Kelvin, emosinya tak bisa terkendali.
"Sudah berapa kali kita bilang, kita juga gak tau Rendy di mana!" jawab Fadli tak kalah emosi.
"Berengsek! Pengecut! Sukanya lari dari masalah!"
"Kita juga gak tau kalau Garuda ngumpan Alatas pakai Dinda, tapi yang harus lo tau, kita lagi diadu domba sekarang!"
"Persetan sama itu semua! Yang penting saudara gue selamat, kalau sampai dia kenapa-kenapa, lo semua habis di tangan gue!"
"BACOT!!" Fadli sudah akan melayangkan pukulannya tetapi tangannya tertahan diudara.
"Rendy gak akan suka kalau kita ladenin mereka."
Itu Franky, Franky menahan tangan Fadli. Dia tidak ingin ada perkelahian, terlebih lagi dengan Zeleon. Fadli menghempaskan tangannya keras lantas menatap Franky gemas. "Orang kayak dia gak bisa dihalusin Frank, perlu dihajar biar gak ngelunjak."
Mendengarnya Kelvin jadi naik tensi, dia siap untuk memukul tapi lagi-lagi Franky mencegahnya.
"Dari pada lo ribut dan nuduh kita yang enggak-enggak, mending kita cari Dinda bareng-bareng."
Kelvin menyunggingkan senyum miring. "Gak perlu bantuan kalian. Gak usah pencitraan!"
"Niat kita baik, Bree!" tukas Abay.
Kelvin ingin buka suara tapi Galang lebih dulu menepuk bahunya. "Jangan buang-buang waktu di sini, mending kita fokus cari Dinda. Sudah tau juga 'kan kalau Garuda yang nyulik."
Benar juga yang dikatakan Galang, lebih baik Kelvin fokus mencari Dinda. Kelvin menarik napas dalam kemudian berbalik pergi. Tujuannya kali ini adalah markas Garuda.
Sepeninggal Zeleon anak Alatas nampak frustasi sendiri, terlebih lagi Franky dan Joey.
"Rendy gak ada di kost?" tanya Hans pada Abay.
Abay menggeleng. "Udah dua hari gak balik. Padahal barang-barangnya juga masih di sana."
"Shit! Gak biasanya tuh anak ngilang!"
"Gini aja, kita pencar, ada yang nyari Rendy ada yang nyari Dinda. Bagaimanapun juga hilangnya Dinda masih ada sangkut pautnya sama kita," tukas Franky.
Hans menggedikkan bahu. "Dih, gue mah ogah nyari Dinda, siapa dia? Nyusahin orang aja."
"Kalo lo gak mau, biar gue sendiri."
TO BE CONTINUED
Iya tau kok kalau part ini terlalu pendek. Seperti yang aku bilang, mau santai aja ngerjainnya biar aku enjoy dan pembaca juga demikian, hehe..
Btw, ada yang penasaran Rendy kemana?
Ajak teman-teman kalian untuk baca cerita ini jadi bukan cuma kalian sendiri yang baper atau kesel.
Oke, see you next part gaes!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐃𝐈𝐑𝐄𝐍
Fiksi Remaja[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] "Ada yang lebih simpel. Gue minyak, lo kecap Indomie, gak akan pernah nyatu."-Bukan Mariposa Rendy Arselio. Cowok pendiam penuh misteri. Memiliki aura lain membuat orang-orang takut untuk mendekati. Selain sifat diam-di...