CHAPTER FIFTY FOUR | WOUND PARTY

3.1K 193 93
                                        

Sejauh ini, ini part terpanjang dari ADIREN.
Semoga suka.

***

Sejarah.

Baru mendengar namanya saja sudah membuat mengantuk apalagi mempelajarinya? Begitu pikir Kelvin, mungkin beberapa teman yang lain juga berpikir sama. Ditambah guru yang mengajar bersuara lembut karena faktor umur. Huh, berasa di dongengin.

"Tugas kalian bikin makalah tentang Perlawanan Bangsa Indonesia terhadap Bangsa Eropa. Dua minggu harus selesai dan langsung presentasi."

"Kelompok akan bapak pilih secara acak dan tidak bisa diganggu gugat."

Rendy memutar bola mata jengah. Dari segala tugas sekolah hanya satu yang Rendy tidak suka, tugas kelompok. Menurut Rendy hal itu sangat 'merepotkan' apalagi sekelompok dengan orang yang ribet dan banyak menuntut.

Selagi guru berambut putih itu menyebutkan nama kelompok. Rendy memainkan ponselnya di bawah meja. Sudut bibirnya terangkat saat melihat foto Dinda. Ia tidak ingat pernah mengambil foto ini. Ah, pasti Dinda mengambil diam-diam dengan ponselnya.

"Kelompok terakhir ada Rendy, Kelvin, Joey, Galang, Neni dan Audy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kelompok terakhir ada Rendy, Kelvin, Joey, Galang, Neni dan Audy."

Kelvin membulatkan mata sempurna. Cowok yang duduk di baris tengah itu menoleh ke kursi pojok kiri, disaat itu juga orang yang dilihat tengah balas menatapnya, datar, tidak mengekspresikan keterkejutan atau sebagainya. Benar-benar muka tebal.

"Gak bisa gitu dong, Pak. Masa saya sekelompok sama patung distro. Saya tukar sama Zeyn aja," protes Kelvin.

"Saya sudah bilang 'keputusan tidak bisa diganggu gugat'. Lagian apa salahnya sekelompok sama Rendy? Dia pintar, bisa mendongkrak nilai kamu jauh lebih baik. Sekalian biar kalian akur gak berantem-berantem terus."

"Tapi Pak-"

"Kalau kamu terus protes saya coret nama kamu dari daftar nilai saya."

Kelvin berdecak. Ini adalah tugas paling menyebalkan yang pernah ia terima.

Anehnya, kenapa The fridge runs itu tidak protes?

***

"Jangan lupa datang ya, ditunggu."

Dinda, Syila, Sabrina dan Feysi tengah memperhatikan seseorang yang sedang berkeliling kantin mendatangi satu persatu murid sembari memberikan undangan ulang tahun. Cewek itu tidak sendiri, ada empat temannya yang ikut menemani. Senyumnya terus mengembang sampai akhirnya berakhir tepat di meja She Jacklin.

Aura dengan rambut hitam panjangnya. Cewek itu tersenyum sembari memberikan Dinda undangan. Hanya Dinda, tidak untuk Sabrina, Syila, maupun Feysi.

"Gue harap lo datang," ujar Aura.

𝐀𝐃𝐈𝐑𝐄𝐍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang