CHAPTER FORTY THREE | UNLOCK

2.4K 167 10
                                    

Gara-gara acara semalam Sabrina tepar di kelas. Seusai mengikuti remidi Fisika cewek itu memilih tidur. Ia lelah dan mengantuk bersamaan. Andai dia tidak remidi, ia memilih bolos dan tidur di rumah. Dinda dan Feysi sibuk berbelanja online. Sedangkan Syila, sedari malam cewek itu terlihat murung dan lebih banyak melamun. Mereka tau alasannya, pasti karena Kelvin yang tadi malam datang bersama Cellin.

Ya, pemandangan itu membuat hampir seluruh tamu undangan yang rata-rata murid SMA Harapan Bangsa terkejut. Yang mereka tau Kelvin itu suka sama Syila. Tapi melihat Kelvin pergi bersama Cellin tentu menuai pro dan kontra. Bahkan ada yang menyimpulkan bahwa mereka memiliki hubungan lebih. Sosial media SMA Harapan Bangsa pun penuh dengan berita tersebut. Kadang Dinda berpikir, seterkenal itu kah Kelvin?

Feysi menyenggol bahu Dinda lalu menunjuk Syila yang duduk di depannya dengan dagu. Dinda memasang wajah iba, menyimpan ponselnya lantas mendekati Syila. Feysi pun melakukan hal demikian.

"Syil ke kantin, yuk!" ajak Dinda. "Dinda tlaktir, deh," lanjutnya.

"Enggak deh, kalian aja. Gue kenyang."

"Yaahhh, kok gitu sih. Ada thai tea rasa terbaru lho di stand pak maman," timpal Feysi.

Syila menggeleng sembari tersenyum tipis. Ia tau jika sahabatnya tengah berusaha menghiburnya. Tapi sungguh, Syila tidak ada mood untuk melakukan apapun.

"Apapun yang terjadi harus tetap semangat, Syil. Lo cantik, pasti banyak yang mau kok!" seru Sabrina memberi semangat. "Lagian nenek lampir satu itu gak ada apa-apanya dibanding elo!" lanjutnya sarkastik.

"Belajar dari bulu ketek. Walaupun selalu terhimpit tapi tetap tegar bertahan dan tumbuh!" timpal Feysi diiringi tawa sesudahnya.

***

Cowok berambut acak-acakan itu siap berdiri dari kursinya hendak mencari udara segar di luar kelas. Seperti biasa, jam istirahat ia habiskan untuk menyendiri. Tetapi, belum sempat melangkah, seseorang sudah menghadang jalannya lebih dulu. Rendy terkejut, tapi ia pandai mengatur ekspresi menjadi biasa.

"Lo pacaran sama Dinda?" tanya Kelvin dingin.

"Iya."

Kelvin menampilkan senyum smirknya. Awalnya ia pikir Dinda ngehalu, tapi, melihat Dinda datang ke acara ultah Sabrina bersama Rendy semalam, membuatnya penasaran akan hubungan keduanya. "Mau Lo apa sih? Lo udah buat Syila suka sama Lo tapi Lo malah pacaran sama Dinda? Perasaan Lo di mana?"

"Gue gak pernah buat Syila suka sama gue."

"Oke oke, gini aja. Kenapa lo tiba-tiba nerima Dinda? Bukannya selama ini lo selalu nolak dia?"

Rendy mendengkus, sebenarnya ia sangat malas menjawab pertanyaan ini. Dia bukan orang yang suka ditanya-tanya. "Karena gue suka."

"WAAAHHH BISA-BISANYA LO REBUT MY BEB DINDA DARI GUE! MINTA DIGAPLOK LU TIMIN!!" seru Zeyn menggebu-gebu di belakang Kelvin. "PASTI LO CUMA MAU MAININ DINDA AJA KAN UNTUK BALAS DENDAM SAMA KELVIN, IYA KAAAAN!!"

"Enggak."

"NGAKU LO! LO PIKIR GUE GAK TAU! UDAH HAJAR AJA VIN ORANG BEGINI, MAH!!"

"Zeyn Lo bisa diem gak?!" bentak Galang frustasi. Temennya ini dari tadi malam udah kayak cacing kepanasan. Ngelihat Dinda sama Rendy membuat cowok itu hilang akal. Yakali, naik mobil tapi pake helm. Bener-bener Zeyn gak waras!

Kelvin tak menghiraukan teriakan Zeyn. Ia memilih menatap Rendy lebih dingin. "Kali ini gue biarin Lo sama Dinda. Gue juga udah capek nasehati anak satu itu. Tapi, yang harus lu inget, sekali aja atau sedikit aja Lo nyakitin Dinda, Lo berurusan sama gue!"

𝐀𝐃𝐈𝐑𝐄𝐍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang