CHAPTER FORTY TWO | RENDY'S SECRET

2.4K 153 3
                                    

Siapa yang sudah nunggu ADIREN update?

Kalau rame aku update lagi nanti:)

"Gue heran, kenapa lo suka banget nutupin tangan kiri pake stocking setengah lengan atau jaket. Sebenarnya ada apa sih di tangan lo? Lo tatoan? Penasaran gue."

Cowok yang dimaksud memilih acuh sembari terus membenaki mesin mobil yang digarapnya. Menghiraukan celetukan teman-temannya mengenai musuh, Dinda, dan kini hal yang paling ia tutupi yaitu; Self injury yang sudah lama diidapnya.

Rendy bersyukur mempunyai teman yang perduli. Tapi kurang bersyukur dengan sifat kepo mereka. Rasa keingintahuan tinggi terhadap kehidupan orang lain terutama teman. Di antara yang lain hanya Rendy yang masih tertutup rapat asal usulnya. Dari keluarga, bahkan bagaimana cowok itu bisa ada bersama mereka sekarang. Tapi, Rendy tetaplah Rendy. Bagaimanapun cara teman-temannya memaksa untuk bercerita, ia tidak akan menceritakannya.

Terkadang, orang bertanya itu bukan karena mereka perduli. Tapi karena ingin tahu, lalu kasihan, dan berujung penghinaan.

Tak mendapat jawaban Hans berdecak, lalu kembali melayangkan pertanyaan, "Tato lo seserem apa sih sampe gue gak boleh lihat? Sereman mana sama tato hello kitty punya Wahyu?"

Wahyu yang sedang menggosok tato langsung menatap nyalang. Tepat. Adik dari mantan—ketua Alatas—Feri sedang memakai tato di punggung tangannya hadiah dari chiki yang dibelinya tadi.

Mendapat tatapan itu Hans lantas tertawa keras. Abay, Franky, dan Joey yang baru datang hanya mengernyit heran melihat Andy tertawa sedangkan Wahyu merenggut kesal ditertawakan seperti itu.

Franky mendatangi Wahyu, melihat anak berumur tujuh tahun yang tampak kesal itu membuatnya penasaran. "Widih, keren juga tato lo, Yu. Udah siap jadi generasi bapak lo nih!" goda Franky di tengah aksinya menahan tawa.

"Keren dong, bang. Ini nih melambangkan jiwa yang lembut meski wajah ngajak ribut," ucapnya polos. Dan tak pelak akhirnya suara tawa menggema di bengkel tersebut. Bahkan Rendy tidak bisa untuk tidak terkekeh mendengar penuturan Wahyu dan godaan teman-temannya.

"Wiih makin sangar dong, ya. Musuh langsung cabut ngelihat tato lo," tukas Franky. "Asal jangan melambai aja lu kalo dah gede," lanjutnya.

"Gak lah, Bang. Aku mau kayak Bang Rendy yang ditakuti musuh," ucapnya menggebu-gebu. "Diem, kalem, tapi menghanyutkan."

Benar. Itu definisi singkat seorang Rendy Arselio di mata teman-temannya. Diam, tapi menghanyutkan. Acuh, tapi perduli.

"Kalo mau tatoku masih ada, nih. Bang Franky mau?"

Franky mendelik jijik. Sedangkan Joey langsung angkat bicara. "Gak sudi Franky gambar hello kitty. Dia lebih suka princess-princess gitu," tukasnya diikuti tawa.

"Bangke, lo!"

"Poster di kamar lo juga gambarnya Cinderella," timpal Rendy yang sedari tadi diam. Akhirnya cowok itu ikut nimbrung sesaat pertanyaan Hans memporak porandakan pikirannya.

"FITNAH LO TIMIN! ITU KERJAAN ADEK GUA!!" serah Franky penuh kekesalan. Untuk kesekian kali ia menyumpahi adik terlaknatnya bernama Gladis seumuran Wahyu. Walau terbilang bocah, tapi gadis kecil itu mampu menarik emosi Franky jika berada di rumah. Jailnya naudzhubillah. Waktu itu Gladis sengaja menempel berbagai poster Cinderella di kamar kakaknya. Hanya karena dia kesal sebab Franky tidak memenuhi keinginannya untuk diajak bermain. Franky sibuk, itu alasannya. Akhirnya setelah mendapat kabar bahwa teman-teman kakaknya akan datang, ide brilian muncul di benak gadis kecil tersebut. Lantas melakukan hal gila yang kemudian mempermalukan kakaknya. Menjatuhkan harga diri Franky sebagai laki-laki, juga sebagai anggota Alatas. Sejak saat itu lah Franky sering diejek oleh teman-temannya.

𝐀𝐃𝐈𝐑𝐄𝐍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang